chapter 7

87 20 4
                                    

Aku berusaha bangun tapi alat alat rumah sakit ini sangat menyulitkanku, Tristan yang melihatku pun menahanku untuk tidak bangun "Malia tetaplah berbaring, apa tubuhmu terasa sakit?" tanya Tristan

Tapi aku tidak memperdulikan pertanyaan itu, yang aku pikirkan adalah apa yang terjadi pada Tristan sebenarnya
"Tristan," ucapku yang perlahan menahan tangannya, diapun terlihat bingung "Malia ada apa?" 
"Apa yang terjadi padamu?" tanyaku tanpa basa basi lagi
Pertanyaan itu membuat Tristan sedih lagi, perlahan dia duduk disampingku "Tristan ceritalah padaku,"
Aku mempererat pegangan itu, dan mencoba menenangkannya
"Ayahku, dia baru saja meninggalkan Malia," jelasnya
Ternyata benar firasatku, sesuatu pasti telah menimpa Tristan
"Tristan, kau tetaplah tegar ayahmu pasti akan bahagia," lanjutku
Dia tersenyum lalu menghapus air matanya itu "Semoga Malia," ucapnya

Kami saling menatap dan menebar senyum, namun mama dan papaku datang. Mereka begitu ribut dan panik
"Malia, yatuhan sayang apa yang terjadi padamu," ucap mamaku paranoid
"Tristan? Bukankah kau Tristan?. Kenapa kau ada disini" tanya mamaku sinis
"Ma, dia yang menolongku. Tolong jangan bicara seperti itu," ucapku lemas

"Tanpa sengaja aku melihat Malia berada didepan rumahku, dia tertabrak mobil dan dengan cepat aku segera membawanya kesini, karena aku tidak ingin terjadi sesuatu padanya," ucap Tristan dengan lembutnya, mendengar penjelasannya mamaku menjadi berasa bersalah, dia memegang kedua bahu Tristan "Maafkan aku, dan trimakasih sudah menolong Malia. Kau bukan hanya seorang guru tapi kau seorang pahlawan untuk Malia,"

Perkataan mama bisa kutambahkan "Tristan juga bisa menjadi belahan jiwaku," ucapku dalam hati sambil tertawa, mungkin karena melihatku tertawa Mama ku pun menatap heran kearahku
"Malia kau kenapa?"
"Tidak ma, hanya teringat sesuatu," aku mengelak karena tidak ingin malu
"Uhm Baiklah, nyonya tuan aku pergi dulu karena ada sesuatu yang harus aku urus.," ucap Tristan
Mama dan papaku tersenyum padanya, dan tak lupa Tristan juga memberikan senyuman manisnya padaku
"Malia sampai bertemu diteori selanjutnya," Dia sedang sedih namun masih tetap bisa tersenyum, karena hal itu aku semakin tertarik pada dirinya

Tak lama setelah Tristan keluar, mama dan papa ku langsung mengintrogasi dan memarahiku, namun itu hal yang sudah biasa😸
.
.
.
To be continue..
Maaf kalo banyak typo.

I want this pain to stop!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang