Berry pov
"Berry, gue ngga bisa nganter lo pulang sorry ya. Nyokap suruh gue pulang cepet katanya ada rapat keluarga mendadak, sorry ya na" ucap gina merasa bersalah
"Ya udah deh, ngga papa gue bisa naik taksi atau ngga bus" ucapku memaklumi dan tersenyum. Memang keluarga sahabatnya ini kebiasaan bikin acara mendadak.
"Maaf ya na, bye hati hati pulangnya. Muga cepet dapet tumpangan" ucap gina melambaikan tangan menuju parkiran.
Aku pun sama melambaikan tangan namun menuju gerbang kampus tepatnya di halte kampusku tercinta ini.
-
-
-
"Kok ngga ada satu pun yang lewat sii setidaknya kalau ngga taksi pasti ada bus dong" ucap ku sedikit frustasiSebuah moge warna merah dan tentunya seseorang yang sedang mengendarai motor itu dengan menggunakan helm berkaca hitam menghampiri ku, aku melirik sebentar kearahnya kemudian mengalihkan pandanganku ke jalan jalan ujung ujung sana
"Berry lo belum dijemput?" tanya seorang dibalik helm hitamnya itu
"Belum" jawabku singkat
" Ayo, bareng sama gue aja" ajaknya. Aku mengacuhkannya dan lebih memilih mengayunkan kakinya.
Karna merasa tidak ditanggapi seorang tersebut melepas helmnya dan ternyata dia reza."Ayo, ini gue reza. Ayo gue anter lo pulang" ajaknya lagi
" Ngga, gue bisa naik taksi atau ngga bus" ucap ku masih cuek
"Beneran?" tanya reza sedikit membujuk
"Hm" hanya jawaban itulah yang keluar dari mulutku. Aku malas dengan anak ini
"Ya udah gue pulang duluan be" ucap reza memakai helmnya dan melajukan kendaraan bermotornya. Aku memandang pungung reza yang makin lama makin menjauh"Kenapa gue tadi nolak sii, kan jadi lama nunggu disini lagi" gerutuku. Aku mungkin terlalu gengsi untuk menerima tawarannya, tapi kalau aku terima tawaranya jatuh harga diri aku dong.
Tik tok tik tok
Hanya suara arjoliku yang menmaniku disini, kenapa ngga ada satupun angkutan yang lewat bahkan jalanan sangat sepi tidak ada satu pun sekedar mobil atau motor yang lewat. Apa iya seluruh kampus memang sudah kosong, sudah tak ada penghuninya lagi. Ko aku jadi horor gini si suasananya. " Argghh.. "erangku frustasi. Kemudian ku senderkan kepalaku pada tiang halte
Dari kejauhan aku bisa melihat 3 pria berumur sekitar 30 tahunan yang sebelah kiri badanya besar dan ototnya lumayan terlihat, sebelah kanannya juga sama hanya saja dia lebih tinggi dan yang satunya kecil, kurus namun raut wajahnya terlihat sangar mendekat kearahku dengan tatapan.. Em argh, aku ngga tau tatapan itu, tapi senyumanya terlihat seperti seringaian. Bulu kudukku berdiri aku langsung menunduk takut terjadi sesuatu dengan ku.
"Hai neng" ucap anggap saja pria berotot besar dan berbadan lebih pendek penjahat 1. Sambil mencolek pipiku. Aku sedikit takut aku masih menunduk
"Hai neng" ucap penjahat satunya lagi anggap saja penjahat 2 yang berbadan besar hampir sama dengan penjahat 1 namun sedikit lebih tinggi. Dia mencolek dagu ku.
" Heh, tolong sopan sedikit. Jangan coba coba mendekat pada saya! " ucapku sedikit berteriak dan menghempaskan tangan tangan ke 3 pria itu yang berusaha memegang tanganku
"Ngga usah galak-galak atuh neng" ucap penjahat 3 dan memegang pundaku. Sret... Pakaian dibagian bahuku robek, aku sekarang tidak menggunakan jas hanya menggunakan pakaian pakaian formal biasa. Aku semakin takut kue berusaha menutupi bahuku yang terlihat karna robekan tadi
"Yah robek lanjutin aja ya neng" ucap penjahat 2
"Eh, lo jangan macem macem sama gue ya! " ucapku menaikan satu oktaf suaraku. Lalu bangkit meninju penjahat 2. Aku kemudian mendorong mereka dan berusaha untuk lari namun tanganku lebih dahulu dicekal oleh penjahat 1.
![](https://img.wattpad.com/cover/119165216-288-k415413.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe
RomancePertemuan yang mengakibatkan kebencian sepihak. Ketika konflik, keluarga dan masa lalu bertemu menjadi satu melahirkan sebuat kata cinta Ketika masalah menghampiri dan membuat kerenggangan diantara mereka Namun dengan kepercayaan cintanya, ia berha...