2.Pertengkaran

60 2 0
                                        

Berry pov
Cowok itu berjalan mendekati tempat duduk disebelah gue. Dia melihatku dengan tersenyum. Sejenak gue terpesona dengan senyumannya itu, beberapa detik kemudian gue tersadar. Otak gue udah ngga sinkron lagi nih kok bisa bisanya sii gue terpesona. Ini ngga boleh dibiarin gue ngga boleh kemakan sama pesona nih cowo.

"Hai" sapa cowo itu. Gue sama sekali tidak menanggapinya. Namun sepertinya dia berusaha untuk mengajak ku bicara.
"kenalin aku rangga dwi handoyo" ucap nya menjulurkan tangannya kehadapanku
"gue berry merlina s." ucap gue tanpa membalas uluran tanganya.
Dia pun hanya membalas dengan senyuman dan menarik kembali uluran tangannya kemudian duduk manis dibangkunya.

Kbm dimulai, namun beberapa saat kemudian gue merasa ada yang merhatiin gue. Gue tengok kanan tidak ada tengok kiri ya ampun ternyata si cowo nyebelin itu.

"Apa lo liat liat hah! " gue pin langsung menoyor kepala rangga
"Aduh kamu ini cewe cewe tenaganya kuat juga ya? " ucap rangga mengelus elus kepalanya
"Ya salah siapa ngeliatin gue" ucap gue nyolot
"Emang salah ya ngeliatin kamu? Emang ada pasalnya? Emangnya ada hukumnya? " ucap rangga
Cerewet banget ternyata nih cowo
"Ada pasal 1 ayat 1 tahun 2092 tentang melihat berry tanpa seizinya" ucap gue tambah nyolot
" hahahaha... " tawa rangga menggema diruang kelas yang membuat semua orang dikelas itu melihat gue dan rangga termasuk burika.
"Ada apa nak rangga, kenapa kamu tertawa? Ada yang lucu dari apa yang ibu ajarkan? Atau jangan jangan kamu berry yang ngajakin rangga ngobrol. Kamu tau kan dikelasnya ibu ngga boleh ada yang berbicara bila tidak perlu" ucap bu rika dengan ekspresi marah.
"Bukan saya yang duluan ngajakin ngobrol bu, dia duluan bu saya hanya sesekali nimpali omongannya" bela gue
"ngga kok bu, berry duluan yang ngajakin saya ngobrol" ucap rangga membela dirinya
"Engga bu dia boong, orang tadi dia... " ucapan gue terputus okeh intrhpsi bu rika
"Berry sekarang kamu keluar dari kelas ibu, kamu tidak boleh mengikuti kelas ibu,. Keluar sekarang! " ucap bu rika dengan wajah merah padam
"Tapi bu..., "
"Dan bersihkan gudang yang ada dibawah tangga sekarang" tgas bu rika
"Tapi bu, apa salah.... "ucapan gue terpotong lagi. Huffft
" Ngga ada tapi tapian atau mau ibu tambah lagi hukuman kamu" ancam bu rika.
" baik bu" jawab gue dan gue bergegas pergi dari kelas itu

•~•

"Dasar cowo nyebelin, gara gara dia gue yang hari ini beruntung ngga dapet hukuman malah dapet gara gara dia. Menyebalkan" gerutu berry sambil membuka pintu gudang tersebut
"Ih kotor banget, banyak debu gini lagi. Saklarnya dimana" ucap berry mencari saklar lampu gudang tersebut. Berry menghidupkan saklar lampunya.setelah lampu menyala berry berbalik badan untuk mengambil peralatan bersih dan
"Aaaaa..... " teriak berry sekencang kencangnya dan menutum matanya hingga seseorang dihadapanya menyumpal telinganya dengan tangan
"Ngga usah teriak teriak kali" ucap seseorang dihadapan berry
"Elo sii ngagetin gue, tiba tiba muncul kaya setan aja" ucap berry sejenak 1 detik kemudian dia tersadar
"oh ya, kenapa lo dateng kemari?" ucap berry dengan tatapan yang menyelidik
"Aku kesini cuman bantuin kamu aja kok, kan bukan kamu juga yang seharusnya dihukum. Aku juga membuat gaduh dikelas, jadi aku juga harus kena hukuman" ucap rangga tersenyum
" Ngaku juga dia" gerutu berry
"Kamu ngomong apa tadi? " tanya rangga
"Nggak, karna lo udah ada disini jadi lo kerjain juga hukuman gue. Gue bantu doa sambil nungguin lo bersihin gudang ini." ucap berry berlalu dari hadapan rangga. Kemudian tanganya dicekal okeh rangga. Berri berbalik menatap rangga.
"kenapa lagi sii lo? " ucap berry kesal
"kamu mau kemana? " tanya rangga
"Ya mau duduklah, masa gue nungguin lo sambil berdiri" ucap berry kesal
" ehhh... Ngga bisa gitu dong masa aku suruh ngerjain tugas kamu. Ini kan hukuman kita berdua ya kamu juga harus ngerjain juga. Kalau kamu ngga mau aku kasih tau bu rika loh" ancam rangga
"Lo jadi cowo cerewet juga ya, iya iya deh, ini aku mau bersihin. Tapi awas ya kalau lo macem macem sama gue" ucap berry mengambil peralatan kebersihanya
"aku ngga akan macem macem kok sama kamu" ucap rangga tersenyum kemudian melanjutkan membersihkan gudang tersebut hingga... Lampu yang digudang tersebut seketika matu dan "Mama.... " ucap berry eh bukan melainka n suara rangga dia dia memeluk lutunya dengan bergetar. Berry bungung "Seharusnyakan gue yang teriak kenapa dia? " tanya berry pada dirinya sendiri kemudian berry mulai mendekati rangga
"Lo kenapa? " ucap berry lembut namun dibalas lelukan okeh berry
"Eh lo kok meluk meluk gue hah" pekik berry
"Aku takut berry, aku phobia sama gelap" ucap rangga dengan tubuh yang gemetaran
"Ooh... Ya udah lo disini duku. Gue mau nyari saklar lampunya" ucap berry melepas pelukan rangga kemudian mencoba mencari cari saklarnya. Dan mencoba menyalakannya
"loh kok lampunya ngga bisa nyala sii? " ucap berry bingung kemudian dia menuju pintu gudang lalu membuka kenoknya.
"lah ini kok ngga bisa dibuka"ucap berry tambah bingung dan mengingat sesuatu
"ah iya gue sampe lupa, digudang inikan pintunya rusak. Yah kita kekunci" ucap berry kemudian memperhatikan rangga yang tambah gemetar setelah ia mengucapkan hal tsb.
Berry mendekati rangga "Ngga papa kali, kan masih ada gue disini. Lo tenang aja bentar lagi juga ada yang bukain. Pintu gudang ini emang sering terkunci sendiri mungkin karna udah tua, gue juga udah wa gina" ucap berry memberi harapan kepadanya.
" lo jangan takut gitu masa cowo kalah ma cewe" ucap berry menyentuh bahu rangga.
"emm.. Berry" ucap rangga
"iya" ucap berry menatap ranggw
"aku boleh ngga genggam tangan kamu? "tanya rangga hati hati. Berry hanya menganggukan kepalanya dan memberikan tangannya.
Rangga sedikit tenang.
"Gue harus bikin dia sejenak ngelupain phobianya" ucap berry dalam hati.
"Lo tau ngga, gue juga dulu punya temen kaya lo. Yang taku ama gelap" ucap berry
"Benarkah?"tanya nya
"Iya dia itu, nyebelin banget kaya lo, ngeselin, nguntit mulu. Pernah ya suatu hari gue sama dia tuh juga sama kecebak digudang kaya gini. Dulu gue juga sama takutnya kaya dia takut ama gelap namanya juga anak kecil. Gue sama dia sama sama nangis tapi yang lebih lucunya lagi dia tuh ngompol. Kan ngga etis banget cowo ngompol kan harusnya gue yang ngompol.hahahhaha" cerita berry sambil tertawa, rangga juga ikut tertawa
"trus aku bilang gini sama dia 'iih kamu itu kenapa kok celana kamu basah'trus dia jawab ' aku pipis dicelana'dia jawabnya sambil mewek.yang lebih bodohnya lagi aku malah ngomong kaya gini ' kok bisa, kan seharusnya kalau pipis dikamal mandi bukan dicelana gimana caranya pipis di celana? ' hahhaha lucu banget kok bisa ya dulu gue sebodoh itu. Hahhahaha"tawa berry menggema di ruang gudang itu.
Rangga hanya tersenyum dan memperhatikan wajah berry.
"Kenapa lo merhatiin gue sambil senyum senyum gitu? " tanya berry curiga
"kamu kalau lagi ketawa gitu cantiknya berlipat ngga kaya pertama kita ketemu" ucap rangga tersenyum menatap berry. Berry salah tingkah pipinya merah.
"Untung aja gelap kalau ngga dia tau aku blushing lagi,"ucapnya dalam hati dan membuang muka "kenapa gue jadi salting gini sih," ucapnya dalam hati juga setelah pernyataan rangga ruangan itu hening suasana serasa absurd banget.
Beberapa menit kemudian setelah keheningan itu berlangsung. Pintu gudang tersebut terbuka. Kemudian....

Jangan lupa kasih vote and comment ya kawan. 😊
Aku pengin tau ada yang suka cerita ini apa engga.
Jangan jadi pembaca rahasia ya.
Hargai author. Hehehe😂
Makasih yang udah minat baca
Maaf banyak typonya 😅
Aku pengin tau pendapat kalian😊

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang