"Arrgh," Lisa mengerang kesakitan merasakan ada sesuatu yang menyengat lengan kanannya. Ia membalut wajahnya kembali dengan selimut tebal berwarna putih itu beberapa menit.
Seseorang memasuki kamar, menarik tirai jendela agar cahaya mentari pagi dapat masuk kedalam kamar dan menyengat tubuh Lisa lebih sadis lagi. Namun apa daya wanita itu nampaknya terlalu lelah dan ingin menghabiskan waktunya didalam kamar seharian.
"Ya! Bangunlah," menarik selimut tebal Lisa. "Ini sudah terik,"
Lisa hanya mengerang semakin jadi. "Ah weee???," teriaknya.
"Apa kau tidak ingin pulang? Apa tidak akan ada yang mencari mu?,"
"Tsk, tentu saja..... ADA!".
Lisa tersadar dari tidurnya, menatap Baekhyun dengan tatapan ganas. Dengan gigi menggigit bibir bawahnya dengan raut wajah panik.
"Pukul berapa ini?,"
"Sekarang pukul 9 pagi,"
"Aa~ tamatlah aku, dia pasti akan memaki ku, dimana ponsel ku? Cepat berikan ponsel ku".
"Ya! Ada apa ini, kau mulai panik?" tanya Baekhyun sambil tertawa. "Cepatlah oppa aku sudah tidak punya waktu lagi".
Lisa bergegas mengambil ponselnya dan turun dari ranjang empuk itu lalu berlari keluar apartemen bukan hanya itu dia juga berlari ke apartemen milik Jiyong. Pikirannya berkecamuk.
“Apa dia akan marah? Ah eoteoghae? Tenanglah Lisa kau tidak akan dimarahi”
"Tunggu dulu,"
Lisa terhenti dengan kaki yang berlari laju tadi menghentak dengan nyaring. "Untuk apa aku cemas? Siapa dia? Dia pasti bersenang-senang disana, hidupnya terasa tenang tanpa aku tsk...". Pikir Lisa dan melanjutkan langkahnya dengan santai.
Tidak terasa sudah hampir setengah jam Lisa berjalan menuju apartemen Jiyong, memang jarak apartemen Baekhyun dan Jiyong sangat jauh. "Aku menyesal pergi secepat ini, padahal aku masih ingin tidur, hoaaammm," uapan Lisa dengan sangat lebar.
"Apa mulutku masih bau alkohol?" Ia mencoba mencium napasnya sendiri dengan cara meniupkan napasnya ketelapak tangan yang didekatkan dengan hidungnya dan benar saja bau itu belum hilang. "Eoteoghae?"
Cacing perutnya pun sudah mulai bergemuruh, saat ini dia sangat lapar, jalan menuju apartemen Jiyong seharusnya lurus namun Lisa berbelok menuju pintu restoran makanan Japan, ia sudah tidak bisa menahan rasa laparnya hingga harus berhenti sejenak.
"Untung saja aku masih punya sisa uang," cekikikan Lisa.
***
Ting Tung!
Bel apartemen berbunyi, lelaki angkuh yang sedari tadi terlihat khawatir itu bergegas membuka pintu apartemen miliknya, namun sebelum ia benar-benar membukanya lelaki dengan senyum manis itu berlatih untuk bersikap begitu kesal ia menghilangkan setengah wakah kekhawatirannya itu.
Selang lima menit ia mencoba berlatih sungguh-sungguh agar tidak terlihat bahwa ia hanya berakting semata, bel pun kembali berbunyi. "E~ehmm," Jiyong memperbaiki suara paraunya karena tidak tidur semalaman.
"Ne! Awas kau!" Jiyong mengecilkan suaranya diakhir kalimat.
Hana~
Dul~
Set~
"Lisa yakk! Waeyo~...", Jiyong terhenti ketika melihat seorang wanita cantik, ramping, tinggi semapai dengan koper ditangannya yang ada dihadapannya itu namun itu bukanlah Lisa.
"Lisa? Nugu?",
"Oh Hyuna ah?",
"Kenapa kau memanggil ku Lisa oppa?"
"Hyuna ah, apa gerangan kau datang kesini?",
"OPPA!!! Apa kau mengabaikan pertanyaan ku?",
Jiyong mulai panik, otaknya terus berfikir, alasan apa yang akan dia berikan pada pacarnya itu, bisa saja hubunganya berakhir jika Hyuna mengetahui siapa itu Lisa. Lelaki itu mencoba memberikan kesempatan berfikir untuk nya dengan cara mempersilahkan Hyuna masuk terlebih dahulu dan membicarakannya didalam saja.
"Apa kau mau minum?,"
"Ani, aku ingin kau menjawab pertanyaan ku".
"Arraso,."
"Yasudah kalau begitu cepat jawab oppa,"
"Lisa itu a..nu, dia adalah... Dia... Dia adalah adik kandung ku,"
"Adik kandung mu?", tanya Hyuna sekali lagi meyakinkan dirinya yang tetap saja tidak yakin dengan pengakuan pria kurus ini. Berulang kali ia menyipitkan matanya kearah Jiyong yang sedang tersenyum palsu kepada Hyuna.
"Ne! Dia adalah adik kandung ku," sahut Jiyong meyakinkan Hyuna sekali lagi yang disambut dengan anggukan kecil oleh Hyuna kemudian terasenyum manis.
Walaupun begitu Hyuna tidak akan mudah percaya kepada Jiyong. Karena Hyuna memiliki rasa keingintahuan kepada wanita yang disebut Lisa itu.
“Araso! Kau tidak ingin jujur, maka aku yang akan mencari tahu sendiri siapa itu Lisa,” pikir Hyuna dengan tatapan licik. "Ah kalau memang dia adalah adik kandung mu, apakah aku boleh berkenalan dengannya?"
"Nde? Tentu saja aku akan mengenalkannya padamu,"
"Jinjja? Kalau begitu aku ingin sekali berteman dekat dengannya apakah itu boleh juga?",
"Mwoya?,"
"Wae?"
"Aninde, terserah kau saja. Oh iya apa kau lapar?" Hyuna mengangguk kecil dan tersenyum.
"Kalau begitu aku akan membuatkan mu sarapan,"
TBC
Maaf ya baru update, karena ada kesibukan yang mendadak jadi harua fokus dulu..
Oh iya kalau ada kritikan dan saran jangan lupa tulis aja dikomen, author akan lebih senang lagi menulis kalau kalian mau berpartisipasi untuk berkomentar. Gomawo!!!