Kyungsoo
by _bolukukus
Fluff, romance, angst
"Namanya Kyungsoo."
"Kyungsoo?"
"Ya, sahabatku. Yang pintar bahasa Inggris dan menguasai ejaan lama dalam sekejap mata一kami itu selalu bersama; nonton bola hingga larut malam, mengendap ke dapur kala Eomma tidur, menyalin tugas Sehun, mengerjai Joonmyeon一mungkin melempar kecoak ke mulutnya atau mencampur kecap asin ke susu coklat yang biasa ia minum一lalu guru Kim akan meneriaki kita, mengacungkan penggaris sampai kacamata bacanya melorot ke hidung. Dan saat senja menjelang, kami pergi ke sungai一matahari membias wajah dengan rerumputan basah berkilau. Kilatan dari kaleng soda di tangan kami berpancar, acak. Aku akan membuka tutup kaleng Kyungsoo, dan bocah itu langsung menghabiskannya dalam sekali minum一astaga, aku tak tau kenapa ia masih saja mungil setelah mengonsumsi banyak sekali makanan sampah. Tingginya bahkan masih sedadaku! Kau bisa bayangkan, Hyung? Baekhyun saja sudah tumbuh beberapa senti sejak kami lulus dari universitas. Oh, ya ampun. Kapan terakhir kali aku bertemu dengan Kyungsoo, ya?"
Ruangan serba putih itu menghening. Minseok terbatuk pelan. Chanyeol tersenyum lebar.
"Chan."
"Ya, Hyung?"
"Kau mencintainya?"
Chanyeol memiringkan kepala. "Kenapa kau menanyakan itu?"
"Aku tak tau soal cinta-cintaan seperti ini, tapi," Minseok memijat pangkal hidungnya, matanya terasa panas mendadak. "kau punya binar itu; kebahagiaan berlebih, senang menyelimut, sedikit kelembutan. Aku benci mengatakannya namun一bocah kurang ajar itu juga memiliki binar mata yang serupa."
Alis Chanyeol bergerak dua arah, naik turun. "Jongdae maksudmu?" Godanya, teringat pemuda bersuara cempreng sahabat Baekhyun itu.
"Tak usah menyebut namanya, aish." Yang paling tua berdecak, membetulkan lipitan jas putih dan papan berjalannya yang lepas dari lengan. "Pembual. Bilang ia akan pulang setelah 'masalah' di utara selesai," Pemuda itu membuat tanda kutip di udara dengan jari-jarinya, mendengus kasar begitu ekspresi kosong Chanyeol kembali muncul."Ini sudah lewat lima tahun dan aku tak pernah menerima surat darinya lagi一sialan. Membayangkan wajahnya saja membuatku muak."
"Kau tak berniat mengunjunginya, Hyung? Memangnya ia ada di mana?"
Minseok terkekeh, matanya basah. "Satu petak tanah di perbatasan; tertebas di atas, dua di bawah, tengah menganga sampai jantungnya terlihat. Menyebalkan sekali mendapat kabar itu dari seorang sersan berwajah kaku. Lagipula一ah, lupakan. Kisah hidupku harusnya tak didengar anak nakal sepertimu. Jadi sekarang giliranku bertanya, benar?" Minseok mengusap wajahnya dalam satu gerakan cepat. Sudut matanya berair, merah. Chanyeol hanya mengangguk polos sambil menyamankan dirinya di kursi.
"Pemuda itu一sahabatmu, kau mencintainya? Dalam konteks roman seperti hubungan dewasa. Kau, Park Chanyeol, kuulangi lagi, apa kau mencintai Kyungsoo?"
Desing pendingin ruangan terdengar sayup. Satu-dua ketuk sepatu berbunyi di luar一jeritan menyambung, tawa menggelegar. Chanyeol terdiam di kursi, menatap kosong ke dinding putih.
Apa kau mencintainya?
"Kyungsoo bilang," Kaki pemuda itu mengusak marmer. Lampu gantung yang tertanam di atas kepala mereka membutakan mata, sejenak membuat Chanyeol menatap senyumnya lagi. "buta dan bodoh itu hanya dibedakan satu garis tipis. Apa kau mempercayainya, Hyung?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ChanSoo: SENIOR
Fanfiction[Highest : #117 in Fanfiction 17/10/17] "CHANSOO Fanfiction Contest Indonesia 2017" Kategori: SENIOR Rule: - Pembaca silakan meninggalkan VOTE pada masing-masing FF yang pembaca rasa layak menang. - VOTE pembaca mempengaruhi 20% penilaian penjurian...