Tanpa sadar air mata mulai mengalir di kedua pipiku, aku tidak menyangka jika Shony akan melakukan itu.
Perlakuannya padaku membuatku nyaman dan ketika aku sudah nyaman dan merasa aman, ia malah melakukan hal itu.
Shony berfoto dengan seorang wanita dengan jarak yang sangat dekat, mungkin jika hanya seperti ini aku bisa memakluminya tapi tidak, wanita itu mengalungkan tangannya di pinggang Shony dan Shony merangkul bahunya.
Hhh... aku tak habis pikir ia akan melakukan itu dengan wanita lain.
Aku men-screenshoot instastory Shony dan menyimpannya di galeriku.Aku bingung harus melakukan apa, apa aku harus menanyakan hal ini padanya atau cukup memendamnya? Astaga aku tak bisa berpikir.
Aku melirik jam dan ini sudah pukul 22.11
"Halo, Li, lo udah tidur ya?"
"Belum, emang kenapa? Kangen ya lo?"
"Najis! Lo lihat gak instastorynya Shony?"
"Nah iya, tadi gue baru mau nelpon lo tapi lo malah nelpon gue duluan."
"Lo kenal sama cewek itu?"
"Kayaknya dia bukan anak SMAKASA deh, soalnya gue gak pernah lihat dia keluyuran di sekitar sekolah."
"Gue juga gak pernah lihat sih, gue greget anjir lihatnya kalau gue lihat bawaannya pengen lempar hp."
"Coba deh lo tanyain cewek itu siapanya daripada lo penasaran kan?"
Ucapan Lian ada benernya juga sih, mending gue nanya daripada gue penasaran.
"Yaudah deh gue tanya dulu."
"Kalau dapat info kasih tau ke gue ya."
Tutttt...
Sambungan telepon terputus.
Aku mencari nama Shony di kontakku.
"Halo."
"Halo, Na, ada apa? Kamu baik-baik aja kan?"
Lagi-lagi dia khawatir sama gue dan ngebuat gue makin nyaman sama dia.
"Aku baik-baik aja, aku cuma mau nanya sesuatu sama kamu."
Kok gue jadi gugup sih.
"Nanya apaan?"
"Mmm... yang di instastory kamu itu siapa?"
Shony terdiam sesaat.
"Itu sepupu aku, aku sama dia lagi mau nonton di bioskop."
Sepupu? Gue baru tahu kalau Shony punya sepupu cewek.
"Ada lagi yang mau kamu tanyain, Na?"
"E-nggak, udah itu aja kok."
"Kalau gitu, kamu istirahat pasti kamu capek kan."
Sambungan telepon pun terputus, aku kembali mencari nama Lian di kontakku dan segera memberitahunya.
"Lian, cewek itu ternyata sepupunya Shony."
"Sepupu? Bentar deh, Na, gue nanya ke dia ya."
###
Lian Pov
Aku mencari nama Shony ketika sudah menemukannya aku langsung saja menelpon Shony.
"Halo, Shon, yang di instastory lo itu siapa sih? Gue penasaran."
Gue gak suka basa-basi jadi gue langsung nanya ke intinya aja daripada berbelit-belit kayak hubungan gue sama dia.
Hmmm miris banget.
"Temen gue, kenapa?"
Tuttt...
Gue langsung matiin sambungan telepon karena gue kaget, itu refleks.
Aku kembali mencari nama Diana.
###
Diana Pov
Handphoneku berdering dan memperlihatkan nama Lian di layar.
Aku dengan cepat mengangkat teleponnya.
"Halo."
"Shony bilang sama gue kalau itu temennya!"
Lian ngomongnya gak nyantai.
"Kok gitu sih?"
"Gue juga kaget sih pas dia ngomong kalau itu temennya, berarti dia bohong sama lo."
Bohong? Shony berbohong padaku? Astaga.
Aku melirik jam dan sekarang sudah hampir jam dua belas.
Aku memutuskan sambungan telepon secara sepihak.
Aku menghela napas.
Apa yang terjadi?
Aku memilih untuk tidur karena mengingat jika sekarang sudah tengah malam.
###
Bisanya dipagi hari aku sudah berada di sekolah tertawa bersama sahabat-sahabatku.
Aku pergi ke kamar kakek, kakek masih tidur dengan infus yang melilit tangannya.
Kakek tidak mau dirawat di rumah sakit, jadi kami memilih untuk memanggil dokter datang ke rumah untuk merawatnya.
Keadaan kakek sudah lebih baik dari sebelumnya.
Aku melihat jam besar antik yang di letakkan diruang tengah, jarumnya menunjukkan pukul 04.31
Ini ternyata masih subuh, ku pikir sudah pukul tujuh.
Aku mengambil air wudhu dan segera solat.
Yuhuu...
Maap ya chapter kali ini pendek
Ehehehee
Aku udah nulis konflik-konflik yang bakal muncul nantinya
Aku nulisnya dibuku biar gak lupa
Mantap belom?
Okee, sampai jumpa
KAMU SEDANG MEMBACA
DIANA
Teen FictionApa hal yang paling sulit? Berpisah? Oh tentu tidak. Hanya saja melupakan kenangan bersamanyalah yang paling sulit. . . . . . ❌Bahasa kasar ❌Bahasa amburadul ❌Non baku guys! . . . [17 September 2018]