Diana16

627 52 3
                                    

Senja sudah tiba dan malam akan menggantikan posisi senja.

Saat-saat yang ngebuat gue tenang dan damai.

Seolah tak ada beban dihidup gue ketika senja datang.

Gue duduk di pinggir pantai menikmati detik demi detik matahari tenggelam di ujung sana.

Ditemani dengan alunan musik dari ponsel membuat suasana semakin tenang.

Sementara temen-temen gue yang lain lagi sibuk nyalain api dan nyiapin buat makan malam.

Kevan benar-benar gak ikut.

Perlahan senja sudah berganti dengan malam.

Dan detik berikutnya semua langit berubah menjadi gelap, hanya cahaya bulan yang menerangi malam yang gelap ini.

Sampai akhirnya api unggun sudah menyala.

Tak peduli dengan apa yang mereka lakukan, gue masih disini duduk di pinggir pantai sendirian menikmati angin malam.

Rasanya dingin.

Aku menggosok telapak tanganku agar terasa sedikit hangat.

Seseorang menyelimuti bahuku dengan sebuah jaket.

Aku mendongak.

"Kevan."

Kevan duduk di sampingku dengan jarak yang sangat dekat.

Aku masih tidak percaya jika ini adalah Kevan.

Bukannya kemarin dia marah padaku? Dan sekarang dia duduk disampingku dengan wajah cerianya.

Seolah dia tak pernah membentakku.

"Kok kamu kesini?" Ucapku dengan suara kecil dengan pandangn lurus ke arah laut.

Kevan menoleh padaku.

"Karena kamu."

Aku menoleh menatapnya.

Kevan langsung memelukku erat, aku masih tidak percaya jika ini benar-benar Kevan.

Aku membalas pelukannya.

Hangat dan nyaman, itu yang aku rasakan.

Ckrek!

Suara itu membuatku dan Kevan menoleh mencari sumber suara.

Lian memotret kami berdua.

Lian tertawa dan detik berikutnya aku dan Kevan ikut tertawa.

Kevan melihat hasil fotonya.

"Kirim ke gue ya." Ucap Kevan pada Lian.

Lian hanya mengangguk.

Kevan kembali duduk di samping gue lagi dan menatap lurus ke arah lautan luas di depan kami.

"Kalau aku ngajak kamu balikan, kira-kira kamu mau gak?"

DIANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang