2

8.3K 82 10
                                    

Pagi itu kurasakan mual yang membuatku harus bolak- balik dikamar mandi.

Aku mulai kawatir, karena bulan ini aku tidak kedatangan tamu istimewaku.

Aku binggung sekali,takut kalau nenekku tahu pasti akan membunuhku.

Aku pun menceritakan kepada pacarku waktu dia main kerumahku.

Dia kaget kalau kubilang aku hamil.

Dia memintaku untuk menggugurkan kandunganku, karena ternyata dia telah beristri.

Hatiku hancur mendengar pengakuannya yang tak ingin mencoreng karir istrinya yang berprofesi sebagai bidan.

Beberapa hari ini, aku menghindari bertemu cowokku yang brengsek itu.

Aku tak ingin menambah dosa dengan menggugurkan kandunganku.

Tapi apa daya nenekku mengetahui aku muntah –muntah setiap pagi.

Dia sangat marah setelah mendengar pengakuanku.

Tepat pukul 12 malam, mobil Ryan berhenti didepan rumahku.

Dia akan mengantarkan ku ketempat dukun yang siap membantu mengaborsi bayiku.

Duh....rasanya aku takut sekali melakukan pembunuhan terhadap bayi yang tak berdosa ini.

Tapi aku juga tak mau diusir nenekku.

Pengguguran bayi itu berjalan dengan lancar tapi,nenekku menghubungi Ibuku yang ada disurabaya dan menyuruhnya membawa aku bersamanya.

Entah dari mana nenek dapat alamat Ibuku, yang pasti sebentar lagi dia menjemputku.

"Wina..! aku sudah tak sanggup lagi mengasuhmu,sudah saatnya kamu ikut ibumu ke Surabaya".

"Tapi nek..!!aku ingin bersama Nenek dan merewat nenek sampai tua nanti. Jawabku dengan mengiba agar nenek mengurungkan niatnya".

Tapi nenek tetap keras kepala pada pendiriannya. Aku hanya menerima nasibku mengikuti wanita yang mengaku sebagai Ibuku.

Sungguh aku merasa berat berpisah dengan orang tua yang telah membesarkanku.

***

Siang itu surabaya begitu panas dan berdebu.

Aku telah sampai didepan rumah yang tidak terlalu besar , bersama Ibuku.

"Ayo masuk Win...,ini rumahmu sendiri,maafkan ibu yach!! Selama ini telah menelantarkanmu" Cerocos wanita yang cantik dan sexy itu.

Aku hanya diam tanpa merespon ucapan maafnya kepadaku.
Aku sungguh membeci wanita yang ada bersamaku saat ini.

Wanita yang mengaku melahirkanku tapi, tak pernah memperdulikanku sejak kecil.

Sudah satu minggu aku berada di surabaya.

Setiap pukul 5 pagi, aku melihat Ibuku pulang kerumah di antar mobil oleh laki-laki yang berbeda-beda.

Aku tetap cuek dan tak peduli dengannya.Waktu aku nonton TV di ruang tamu, Ibuku menghampiriku.

"Win cepat ganti baju gi....aku akan mengajakmu kesalon hari ini"

"Ah..males" jawabku datar .

"Ayolah wina sayang!! Kamu harus kelihatan cantik,Ada orang yang ingin berkenalan denganmu"

Bujukan itu terus menerus dilakukan Ibuku tanpa menyerah.Aku mulai risih dengan rengekkannya yang mengusik telingaku.

"Stop!! Aku ganti baju sekarang tapi, aku ga mau bertemu dengan orang yang akan kamu kenalkan denganku" jawabku dengan ketus.

Setelah selesai dari salon,Ibuku mengajakku jalan-jalan ketunjungan Plaza.

Dia membelikan beberapa stel baju dan sepatu buatku.

"Kamu benar cantik Win" Puji Ibuku dengan berdecak kagum.

"kita pulang sekarang ya sayang" ajak ibuku yang hanya ku respon dengan anggukan.

Taxi yang kami tumpangi menyusuri kota Surabaya.Tiba-tiba ibuku mengeluarkan botol air dalam tasnya dan menyuruh aku meminumnya.

Aku menolak karena tidak haus tapi,Ibuku tetap memaksa dengan alasan aku harus banyak minum air putih untuk menjaga kesehatan tubuh.

Karena tak ingin berdebat dengan dia, kuminum air itu sampai setengah botol.

Sepuluh menit kemudian mataku mulai kabur dan terasa ngantuk.

"Ibu kenapa dengan diriku? Tubuhku terasa lemas sekali.Dan kenapa taxi ini tidak menuju jalan kerumah kita? Mau kau ajak kemana aku Bu?"

Bersambung

Wanita Itu Menjadikan Ku PelacurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang