5. Ceritakan tentang kita...

53.9K 4.1K 176
                                    

Flashback Dimas side...

Sambil menemani semua temannya berenang, Dimas membaca buku novel dewasa yang dibawanya beberapa sebagai pengisi waktu luangnya. Dibanding teman-temannya, Dimas memang berbeda. Dia sering diejek anak mami karena memiliki hobi yang tidak keren dan sangat lengket dengan sang ibu. Namun, dia tidak pernah memedulikan itu. Toh, semua berebut ingin menjadi temannya. Memanfaatkan kemudahan-kemudahan yang bisa keluarganya berikan jika terjadi permasalahan.

Ada beberapa rombongan orang datang, sepertinya ingin berenang juga. Dimas menoleh dan tersenyum pada seorang wanita yang bahkan tidak menoleh padanya. Dia Silva. Dimas yang terlanjur malu, kembali menekuni novelnya.

Sesekali mata Dimas menangkap gerakan Silva yang sedang berenang. Meski gadis itu berenang menggunakan baju kaos, tapi kaos itu sudah basah dan membuat branya terlihat jelas. Sayang, tingginya air sedada Silva. Seandainya lebih rendah, Dimas bisa melihat lebih jelas lagi. Entah mengapa, segala sesuatu tentang gadis itu membuat pikirannya ke mana-mana. Otaknya jadi di luar kendali. Dimas pernah mencoba melampiaskan gairah yang bangkit karena Silva pada wanita lain, tapi tidak bisa. Seakan Silva sudah mengguna-gunainya.

Silva menoleh, Dimas dengan cepat mengalihkan pandangannya pada novel yang dia baca. Sialnya, dia sampai pada bagian yang membahas lembah lembab, bukit kembar, dan kata-kata penuh nafsu saat dua manusia melakukan persenggamaan.

Dimas menutup novelnya, berdiri lalu berdeham. "Aku ke kamar dulu, ngantuk" ucapnya, lalu beranjak pergi.

Sesampainya di kamar, Dimas langsung ke kamar mandi. Dia menurunkan celana dan menyentuh kejantanannya yang mengeras dengan mata terpejam. Membayangkan lekuk tubuh Silva, membayangkan bahwa dua karakter novel yang dimabuk asmara dibalut gairah tadi adalah dia dan Silva.

"Arrkhhh ... " erang Dimas saat mencapai pelepasannya. "Silva," bisik Dimas pelan lalu menempelkan keningnya ke tembok kamar mandi. Sungguh, dia menginginkan Silva.

Bunyi bising di luar membuat Dimas menghidupkan shower lalu membuka pakaiannya. Dia mandi. Berharap air akan membawa serta gairahnya. Sesuatu yang sangat sulit karena dimas sudah tercemar dengan berbagai novel dan film dewasa serta adegan dewasa sungguhan yang sering terjadi dalam keluarganya.

Dimas lupa, dia tidak membawa handuk. Dia memakai lagi celananya yang sedikit basah lalu keluar kamar. Di dalam kamar sudah ada teman-temannya termasuk April yang berbaring santai di sebelah Egan.

"Lo ngapain sih di sini terus? Kalau ada razia bisa kena nih kamar!" keluh Dimas.

April tertawa. "Santai aja, Mas. Kayak lo nggak tau Bu Ita aja. Mulut dia udah gue beli. Gampanglah."

Dimas menggelengkan kepalanya.

"Udah jam segini, udah aman nih. Keluarin minumannya, Ger!" seru Egan.

Gerby tersenyum nakal lalu membuka kopernya. Ada minuman keras kalengan. "Kalau kurang, kita cabut aja. Beli deket sini atau pesan ke hotel?"

"Pesen ke hotel. Pinter lo! Jelas hotel tau kita anak SMA." Beny memukul kepala Gerby.

"Santai. Mana uangnya? Biar gue beli!" ucap April.

Semua menoleh ke Dimas. Memang di antara semua Dimaslah yang paling berada dan jelas orang tuanya sangat royal. Dimas memberikan beberapa lembar uang pada April dan gadis itu langsung mencium pipinya, membuat mereka semua tertawa.

My amnesia ex-husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang