Bulan ramadhan ini sangat berbeda. Tidak ada lagi pertengkaran antara aku dan anak-anak didesa ku.
Lala,Dona,Mita, dan Dea. Merekalah yang selama ini memusuhi ku dan sekarang menjadikanku orang yang sangat beruntung ada ditengah-tengah mereka.
#RayaProv
Adzan maghrib-pun berkumandang, setelah berdoa aku segera meminum air yang sudah mama siapkan dimeja makan. Belum sempat menyentuh makanan,tiba-tiba hp ku berdering.
"Habis makan jangan lupa langsung kumpul dirumah Lala ya."
Kurang lebih, pesan singkat itu dari Mita.
Fikir ku,dengan cuma 5 langkah dari rumahku ke rumah Lala makanya dengan santai nya aku memakan apa yang telah dihidangkan oleh Mama.
"RAYAAAAAA!!!!!!!!"
Teriak seseorang dari kejauhan, ah pasti itu Lala. Aku langsung sigap mengambil mukena dan langsung keluar rumah.
*****
Sesampainya dirumah Lala, sungguh mengecewakan sekali. Tak ada yang menyambutku satu orangpun.
Mereka sibuk mengobrol sesuatu yang sangat penting.
"Lagi pada ngapain sih?"
Aku melirik mereka satu persatu.
"Ihhh lu genit banget sama cowo gue laaa! Gimana bisa lu boti sama mereka!!!"
(Ps : boti adalah bonceng tiga naik motor).Aku semakin tidak mengerti apa yang dibilang oleh Mita. Mita selalu menjerit-jerit histeris kepada Lala.
Dan dibalas Lala dengan tertawa terbahak-bahak ciri khasnya.
"Udahh ah gue capek ngakak terus. Terserah lo deh ya mau gimana. Si Raya udah dateng. Gue sholat teraweh sama Raya aja deh. Ga level kayanya sholat sama orang iri-an kaya lo lo pada.." Ketus lala sembari jalan membawa mukenanya.
Lala pun disambut oleh banyak surakan dari Mita,Dea dan Dona.
*****
Sambil berjalan, Lala terus-terusan tersenyam-senyum tidak jelas.
"La, sebenarnya ada apa sih?"
Tanya ku polos.
Lala hanya tersenyum-senyum melihat tingkahku yang kebingungan.
*Sesampainya di masjid*
Lala celingak celinguk melihat arah saf laki-laki. Entah apa yang dicari Lala aku semakin bingung.
"La, kamu nyari siapa sih? Ga enak tau diliatin sama ibu-ibu." Cetusku.
Lala langsung menoleh ke belakang arah ibu-ibu gosip.
Selang beberapa waktu memasuki adzan isya, Mita dan Dona pun muncul dan langsung menghampiri Lala. Mereka berbisik-bisik tidak jelas. Entah apa yang dibicarakannya aku semakin tak paham.
"Ray, lu mau ikut ngga? Kita semua ga teraweh nih. Mau bolos." Kata Lala yang langsung membereskan sajadahnya lagi.
Aku pun mengangguk dan segera melipat mukena ku lagi.
"Dimana ta?" Tanya Lala ke Mita.
"Diseberang masjid La. Ayo kesana" Mita langsung menarik tangan Lala dengan kasar. Di sambung dengan Lala menarik tangan ku dan Dona ikut berlari..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
setelah bertahun² aku tinggal di Desa ini, baru pertama kali aku bermain ke kampung sebrang. Pernah saat itu, waktu dulu aku masih SD itu juga ke rumah teman SD ku untuk kerja kelompok. Lagi juga tidak sampai kedalam. Rumah temanku berada tepat didepan jalan."KAA.. KAA MINTA NOMER HP-NYA DONG!" teriak salah satu dari segerombolan anak laki².
Lala-pun berhenti.
"Kita kenalan dulu, siapa namanya?"
Tanya Lala sambil mengulurkan tangan.Tidak hanya aku, bahkan Dona pun jijik melihat tingkah Lala.
"La ih apaan si? Genit banget deh-_-" cetus Dona yang sinis melihat Lala.
"Ih apaan sih Don? Seterah gue dong! Kenapa emang? Lo iri?" Cetus Lala.
Lala langsung menarik tangan ku dan Mita.
"Ini Raya, dan yang kecil ini namanya Mita. Nah yang judes itu namanya Dona" Sambung lala.
Anak laki² itu menjabat tangan satu persatu dari kita.
"Oh ya kenalin, nama gue Rihad, nah yang sebelah kanan namanya Alvin, yang lagi duduk namanya Rian, nah nizam....." Kata-kata itu pun mendadak berhenti.
"mana nizam?" Sambung Rihad.
Rihad pun menanyakan satu persatu dari teman-temannya.
Tiba-tiba dari kejauhan sana berlari seorang laki² dengan tergesa-gesa.
"Had maaf tadi gue dipanggil bang akam sebentar."
Sambil mengatur nafasnya, ia terus saja berusaha menjelaskan ke Rihad.
"Nah ini namanya Nizam." Kata rihad yang langsung merangkul Nizam.
Mita dan Lala tak berkedip sekalipun. Matanya terus menatap ke arah Nizam.
Ya, laki² dengan keringat yang mengucur disekujur wajahnya yang begitu tampan. Dengan kulit putih Dan hidung yang mancung dan bola mata yang coklat ditambah bibir yang sangat kecil berbentuk hati dan berwarna pink.
Dia sama sekali tidak terlihat seperti anak kecil laki² pada umumnya yang terlihat lusuh,dekil akibat sering main panas²an dan selayaknya permainan laki² yang kotor. Sayangnya, dia pendek. Kira² sebahu ku.
kini giliran Dona yang terpana melihatnya. Semua teman² ku telah terbuai oleh ke tampanannya. Menurutku itu sangat aneh.
"Gue nizam"
Kata pertama yang diucapnya dan langsung pergi begitu saja mengabaikan Lala dan yg lain."Kenapa? segitu ganteng nya ya nizam sampe di liatin begitu?" Ucap rihad.
Menurutku, Rihad lebih tampan dibanding Nizam. Aku malah memandang sosok Nizam adalah orang yang sombong,belagu dan sangat-sangat tidak baik untuk dijadikan teman. Terlihat seperti orang kaya yang tidak level bermain dengan anak kampung.
Tapi, semua itu berbalik lagi. Tidak normal jika aku tidak tertarik padanya. Jujur, ada ketertarikan sendiri yang aku pendam padanya. Tapi menurutku, aku tidak akan bisa mendapatkannya.
Mana mau seorang nizam dengan Aku. Raya yang agak tomboy dan sangat heboh ini. Jika dia tau sikap ku yang sebenarnya, mungkin dia tidak mau lagi berteman denganku.
Sebelum dia muntah² dengan sikapku, lebih baik ku jauhkan dari sekarang.
Lebih baik mencegah daripada mengobati, begitu kata pepatah.
Lala dan Rihad berbincang² cukup lama.
Sampai aku,dona dan Mita duduk dipinggir jalan cuma untuk menunggu mereka ngobrol.
"Ayo Kita ke beton aja" kata Lala dan langsung memimpin jalan didepan.
"Tapi la? Kan ada abang gue? Tar kalo ketemu gimana?" Jawab dona cemas.
Lagi² lala mengabaikan perkataan dona.
Lala terus saja berjalan memimpin ke depan diikuti dengan segerombolan laki² itu. aku mengikuti.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Memang, Mita dan aku yang paling nurut sama Lala. Yang ga berani berkata apa². Karna kalau Lala sudah marah, bisa menghebohkan jagat raya ini.
.
.
.
.
.
.
.
Aku pun tidak tau dimana beton? Apa beton itu? Ingin bertanya. Tapi aku tidak punya nyali duluan. Semenjak bermusuhan dengan Lala pun aku tidak pernah membalas perkataan Lala walaupun itu menyakiti hatiku
.
.
.
.
****Haiii haiii, terimakasih sudah mau membaca😂 maaf ya kalo kebanyakan typo atau kalimat yang mungkin sulit dimengerti karna Author baru membuat tulisan ini. Semoga kalian suka, dan jangan lupa yaa di Vote😘 Terimakasih..
