01. His Cruel Fate

10.9K 1.1K 73
                                    


(CERITA INI HANYALAH CERITA FIKTIF, BAIK TOKOH SEJARAH MAUPUN JALAN CERITA MURNI KARANGAN PENULIS WALAU BEBERAPA KEJADIAN DAN TIME SETTING TERINSPIRASI DARI CATATAN SEJARAH)

            Sosok itu terlihat sangat ayu dan anggun dengan wajah tirus dan pipi bulatnya, matanya sipit dengan iris mata sewarna jati yang berbinar halus. Rambut panjangnya dikepang dan digelung ditengah rambutnya, jalinan rambutnya ditahan dengan binyeo berbahan besi berulir ukiran bunga berwarna merah di ujungnya.

Bibirnya yang bulat merekah merah dengan sedikit pulasan perona. Dirinya adalah definisi dari segala bayangan kotor yang dimimpikan oleh para pria, keindahan memikat yang berasal dari campuran kemurnian dan juga jeratan nafsu. Terlihat polos, tetapi sangat sensual. Tetapi hanya satu orang beruntung yang dapat memilikinya dan dia adalah Lee Jo, Raja bangsa ini.

THE CONCUBINE : War of Flowers

2k17

Plaetinuhm Present

"Sukwon-mama, Sukwon-mama. Yang Mulia Raja sedang dalam perjalanan kemari." Pelayan itu berlari-lari panik, ia tidak peduli jika ditengah jalan berkali-kali ia sudah menabrak pelayan lain yang berselisih jalan dengannya. Gadis pelayan itu membungkuk hormat pada dayang senior yang berada di luar ruangan majikannya, ia menurut kala dayang itu hanya memberi kode padanya dengan meletakkan satu jari telunjuk di mulutnya. Ia meletakkan lampionnya dan membereskan pakaiannya yang sedikit berantakan akibat di pakai berlari tadi.

"Sukwon – mama, saya Chaeyoung izin untuk menemui anda." Chaeyoung membungkuk hormat, menunggu jawaban dari dalam ruangan untuk mempersilahkannya masuk.

"Masuklah." Suara halus itu menyahut, ia menghembuskan napasnya sebelum bergegas masuk kedalam ruangan.

Ruangan itu berbau harum, wanginya seperti wangi bunga kering yang dicampur dengan sedikit wangi manis gula-gula dan rempah. Perabotan ada di kanan kirinya hanya perabotan sederhana dari kayu, seperti kamar-kamar di pavilion istana lain terlihat luas dan lengang karena tidak dipadati barang. Ia duduk bersimpuh, tidak berani mengangkat kepalanya sebelum dipersilahkan.

"Chaeyoung-ah. Sampaikan padaku apa yang kau ketahui." Chaeyong hanya mengangguk dan mengangkat kepalanya, ia melipat tangannya sopan sebelum mulai menjawab.

"Yang Mulia Raja sudah meninggalkan pavilion permaisuri dan sedang menuju kemari. Sepertinya beliau akan tiba beberapa saat lagi." Chaeyoung dapat melihat gelagat kegugupan dari majikannya, sosok mungil itu meremas lengannya satu sama lain dan pandangannya bergerak kesana kemari.

"Aigoo, Chaeyoung-ah. Bagaimana ini? Apakah aku sudah terlihat cukup baik? Apakah aku terlihat jelek? Apa binyeo ini terlihat aneh?" Ia merengek pelan, suaranya tinggi dan halus tetapi tidak bisa menyembunyikan kodratnya sebagai laki-laki.

Chaeyoung yang melihat kepanikan majikannya mau tak mau ikut menjadi panik. Majikannya berkali-kali memeriksa penampilannya pada cermin tembaga kecil didekatnya, memelototi bayangannya sendiri untuk memastikan bahwa penampilannya tidak terlihat buruk.

"Annimnida, mama. Anda sudah terlihat baik, saya rasa anda sudah sangat cantik." Chaeyoung berusaha menghibur walaupun sejujurnya ia juga sama gugupnya dengan Jimin.

"Yang Mulia Raja tiba."

Seruan itu mengagetkan mereka berdua. Dengan kaku chaeyeong bergegas menghormat dan beringsut mundur setelah melihat ada sesosok pria tegap yang memasuki ruangan. Ia kembali menghormat sebelum benar-benar keluar dari ruangan.

Kini hanya tinggal sang raja berdua dengan lelaki mungil itu, sang selir mungil berdiri dan menghormat sepatutnya pada raja yang sudah duduk didepannya. Kini mereka hanya dibatasi oleh meja kecil yang diisi camilan juga minuman keras. Jimin masih menundukan kepalanya pasca menghormat, tidak berniat sedikitpun untuk mengangkat wajahnya.

The Concubine : War of FlowersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang