PROLOG

19.1K 1.1K 7
                                    

Pria itu menatap kekasihnya lekat dengan ekspresi yang sulit diartikan;dilema. Teramat merasa dilema hingga dia ingin mencekik lehernya sendiri. Sudah berbulan-bulan lamanya dia mengatakan keinginannya menjadi aktor. Populer dan kaya. Tapi sungguh bukan itu tujuan sebenarnya pria itu. Demi Tuhan, dari kecil dia sangat mengidolakan Tom Hanks—aktor terbaik sepanjang masa. Sayangnya, kekasihnya ini tidak pernah menyetujui keinginannya itu. Gadis itu memilih bungkam dengan tatapan mata menyipit sinis. Gadis itu merasa tak dianggap sebagai kekasih.

Pria dan si gadis kesayangannya itu sudah lama berdiri di Bridge of Sighs—jembatan yang menghubungkan dua bangunan yang berseberangan melewati jalan New Collage Lane. Mereka bertahan dengan keheningan yang membungkus atmosfer keduanya di keramaian suasana lalu lalang para turis yang asik berpoto. Setelah sebuah pertanyaan meluncur dari bibir ranum gadis berkulit kuning langsat khas wanita asia.

"Kamu nggak bisa menjawab pertanyaanku, kan?" tanyanya dengan mata berkilau yang menyakitkan.

"Kalau kamu ingin pergi, pergilah. Karena aku tahu bayanganmu akan tetap di sini dan di mana pun kamu berada, Sab, kamu akan selalu memikirkanku." kata pria itu yakin. Gadis itu melenguh gusar. Perkataan si pria menohok hatinya yang secara tidak langsung membiarkan dirinya lepas begitu saja. Bahkan si pria tidak berniat untuk mempertahankannya.

"Apa itu jawaban dari pertanyaanku?" tanyanya lirih. Dua buliran bening jatuh bersamaan di pipinya.

"Aku bersumpah, aku nggak akan jatuh cinta pada siapa pun selain kamu."

Gadis itu bergeming untuk beberapa saat. Kedua daun bibirnya samar-samar bergetar dan terbuka sedikit demi sedikit. "Akan kucatat sumpahmu. Tapi, jangan salahkan aku jika nanti kamu akan melihatku bersama pria lain yang menggenggam tanganku kelak," ujarnya mengakhiri perbincangan siang itu.

Gadis itu membuang wajah sendunya dan melangkah dengan cepat, meninggalkan pria malang yang tidak bisa mempertahankan dirinya hanya karena sebuah tawaran bermain film. Dia membiarkan gadisnya pergi dengan membawa kekecewaan dan sebelah hati yang patah.

Untuk apa bersumpah kalau sebenarnya dia sudah tidak mencintaiku?! Batin gadis itu.

Jembatan yang mirip dengan jembatan Rialto yang ada di Venice ini adalah saksi kedua insan berbeda negara menjalin rajut-rajut cinta dan juga saksi atas sumpah yang diluncurkan dari kedua daun bibir tipis pria ras kaukasia itu.

Cerita cintanya sudah usai. Tak perlu drama yang hanya semakin menggores rasa kehilangannya.

=====

My Monster In London edisi revisi 2019
Gimana prolognya???

My Monster In London Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang