Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Uhhh! Apa tidak ada penjelasan yang lebih rinci tentang apa yang sedang ku alami. Lucid dream. Aku selalu sadar kalau sedang bermimpi. Tapi anehnya akhir – akhir ini tidak bisa benar – benar mengendalikannya. Bahkan aku tidak bisa menyelesaikan mimpiku begitu saja. Seolah – olah aku harus meyelesai kan semua mimpi – mimpi ku. Kalau saja ibu ku tidak berteriak untuk membangun kan ku mungkin aku akan terjebak di dalam mimpi ku sendiri untuk waktu yang lama. Aku harap itu tidak pernah terjadi. Bukankah itu sangat mengerikan. Terjebak dalam mimpi. Ku harap itu tidak terjadi. Dan akhirnya aku mulai terlelap.
Aku terjebak di antara rerumputan yang sangat tinggi. Itu tidak seperti rumput liar. Rumput – rumput ini sangat rapi. Seperti memang sengaja dirapikan. Aku berjalan menyusuri lorong rerumputan ini, jalannya yang memiliki banyak perempatan yang membuat ku harus memilih jalan mana yang harus ku lewati. Aku terus berjalan dan menemukan banyak sekali belokan. Aku tahu tempat ini. "Labirin". Dan aku tahu aku pasti sedang bermimpi. Karena tidak mungkin ada tempat seperti ini di dunia nyata. Apa lagi di kota tempat ku tinggal. Aku harus keluar dari tempat secepatnya.
Lelah. Aku benar – benar lelah saat ini. Aku tidak bisa keluar dari tempat ini atau bahkan bangun dari mimpi ini. Ini terlalu nyata untuk disebut mimpi. Aku sudah melakukan beberapa hal bisa membuat ku bangun dari mimpi. Seperti mencubit, memukul atau menampar diriku. Tidak bisa. Tidak ada yang berhasil. Aku mulai sedikit ketakutan mengingat. Apa saja yang barusan ku katakana. Terjebak dalam mimpi. Sungguh aku tidak ingin itu terjadi. Aku mulai memohon dalam hati ku.
"Ibu ku mohon. Bangunkan aku sekarang"
Hujan. Aku mengangkat kepala ku melihat ka atas langit. Aku baru sadar ternyata ada langit yang terlihat seperti sungguhan di atas ku. Aku terlalu sibuk mencari jalan keluar sehingga melupakan bahwa tempat ini tidak tertutup. Wajah ku mulai basah dan mengalir ke tubuhku. Tunggu! Hujan ini terlalu nyata.
Basah aku bisa merasakan seluruh tubuhku basah. Saat aku bangun bisa merasakan tempat tidurku semuanya juga basah.
"Mau sampai kapan kamu bangun kesiangan terus Ashaa. Ibu panggil kamu tidak menyaut. Ibu bahkan sampai berteriak di dekat mu, kamu masih saja tidak bangun. Untung saja kamu masih bisa bangun setelah di Siram. Ibu jadi khawatir sama kamu nak. Makannya kalau sudah malam itu jangan begadang terus"
Aku kembali mendengar ocehan ibu lagi pagi ini. Tapi kali ini aku senang. Karena Ibu aku tidak jadi terjebak didalam mimpi. Setidaknya untuk kali ini. Aku jadi takut untuk tidur ataupun bermimpi. Aku sungguh tidak ingin terjebak dalam mimpi ku sendiri. Bahkan ini sudah cukup parah. Aku tidak mendengar Ibu ku berteriak memanggilku dengan suara keras. Ini sudah benar – benar mengerikan. Aku harus segera mencari cara untuk menghentikannya. Kalau kalian bertannya mengapa aku tidak memberitahukannya kepada Ibuku. Ku rasa kalian tahu jawabannya. Dia tidak akan percaya semua orang rumahku tidak akan percaya. Karena tentu saja hal itu terlihat sangat mustahil. Jadi aku memutuskan untuk menyimpannya dan menyelesaikannya sendiri. Ku harap aku bisa melakukkannya.