prolog

80 41 0
                                    


"Larii!!!"

"Anakku!!"

"Lari sayang,"

"Tapi mama..."

"Mama baik-baik aja, okey? Kamu pergi, kesana, cari bantuan, umur kamu masih panjang."

Gadis itu menangis dengan keras, terisak. Dengan langkah yang berat, dia berlari, meninggalkan orang yang berharga dihidupnya. Mencoba mencari bantuan.

"Hey!! Help me! Disini!" melambaikan tangannya pada sebuah helikopter, berteriak dan berharap dia segera dibawa pergi dari desa yang sudah seperti lautan ini.

Sekarang? Siapa yang harus disalahkan? Tuhannya? Alamnya? Atau dirinya?

***

Gadis itu dibawa kesebuah pengungsian disalah satu kota Jakarta.

"Siapa namamu?" tanya dokter yang bername tag Anisa.

"Amelia Ratu Berliana," jawab Amel dengan tatapan kosong.

"Baik emm Liana, aku panggil Liana, boleh?"

Amel hanya menganggukkan kepalanya.

"Kau baik-baik saja, okey? Sekarang adakah yang bisa kami hubungi??"

Amel menatap dokter Anisa dan mengeluarkan sesuatu dari sakunya.

Dokter Anisa tersenyum dan pamit agar menelfon. Lagi-lagi Amel hanya mengangguk.

~~
"Sampai jumpa Liana, aku berharap kita bisa berjumpa lagi."

"Aku juga dokter, terimakasih."

Teriakan Sang AlamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang