Dulu mungkin kita seringkali berbicara hingga tengah malam,
Berbicara tentang banyak hal hingga aku tidur dan terlelap.
Dulu aku pikir, hal seperti itu adalah satu hal romantis yang kamu lakukan padaku. Hanya aku. Itu pikirku dulu.
Aku merasa spesial di matamu.
Benar-benar merasa diinginkan oleh kamu saat itu.
Tapi sekarang berbeda,
Kamu menjauh,
Pembicaraan hingga tengah malam itu kini digantikan oleh orang lain.
Rasanya hampa asal kamu tahu.
Tidak ada lagi debaran jantungku yang cepat ketika kamu sudah balas dengan rayuan receh yang sialnya aku begitu sukai.
Rasanya aku bahagia sekali kala itu.
Aku merasa seperti tidak ada lagi yang diinginkan di dunia ini kecuali bersamamu untuk terus menerus.
Bodoh!
Ternyata semua itu hanya mimpi-mimpiku.
Aku mungkin harus bangun.
Realitanya berbanding terbalik dengan ekspetasi-ekspetasi yang sudah susah payah aku bangun.
Ada perempuan lain yang lebih penting di hati kamu, di mata kamu.
Ada perempuan lain yang kamu perlakukan begitu spesial hingga mungkin kamu anggap tidak ada lagi perempuan lain kecuali dirinya.
Ada perempuan lain yang kamu tatap dengan sebegitu pujanya,
Ada perempuan lain yang kamu rindukan di setiap detiknya,
Ada perempuan lain yang kamu biarkan menggeser posisi, dimana dulu hanya satu satunya aku yang bertahta,
Atau bahkan mungkin tidak pernah ada aku yang menjadi ratu di hatimu?
Kamu tega.
Setelah kamu peluk aku saat sedih,
Setelah kamu lindungi aku saat rapuh,
Setelah kamu buat aku jatuh terlalu dalam,
Kamu bilang padaku,
Malam-malam itu saat hujan turun,
Kamu mencintainya sangat,
Perempuan yang bahkan aku kira tidak akan mengenal laki-laki cuek seperti kamu.
Bodohnya, saat itu aku tidak tahu.
Bodohnya, saat ini aku masih sayang.
Bodohnya, aku masih rindu saat saat itu.
Saat dimana aku merasa jadi orang paling bahagia sedunia.
Saat dimana aku merasa dispesialkan oleh kamu, laki-laki kaku, cuek, egois, dan menyebalkan, laki-laki yang mati matian aku perjuangkan biar terus tetap berada di sampingku.
Ternyata sia sia.
Terlalu banyak luka yang kamu torehkan. Kejam? Memang.
Sialnya, aku rindu berat dengan orang kejam itu sekarang.
Aku sudah rindu kamu. Terlalu dalam.