Saat kita berpisah dulu,
Katamu, aku bebas memilih pada siapa hatiku berlabuh.
Yang bisa membuatku lebih nyaman,
Yang bisa membuatku lebih aman,
Tapi, aku rasa,
Itu masih kamu.
Sampai detik ini.
Aku tak berhasil menemukan sosok itu, andai saja kamu tahu.
Masih saja cuma kamu tempat ternyaman,
Masih saja cuma kamu satu-satunya orang, yang menerima bagaimana aku dan seluruh imajinasi konyolku saat itu.
Perasaanku sekarang,
Tidak berubah sama sekali,
Masih sama seperti saat terakhir kali aku memeluk erat pundakmu.
Debarku saja masih mendebarkan sosokmu,
Jalanku saja masih bertujuan kamu,
Semua duniaku, masih berpusat pada kamu.
Ku maafkan kamu yang dulu pergi,
Tanpa mengucap sampai jumpa pada hati ini,
Kembalilah,
Pulanglah,
Aku masih dengan segenap hati menunggu.
Menunggu kamu pulang,
Menunggu momen kembalinya aku yang bertahta satu-satunya di hatimu.
Kamu masih sendiri kan?
Mengapa tak mencoba mendua denganku?
Kita ulangi lagi semua kisah yang belum tuntas.
Masa lalu itu, biar begitu.
Tanpa peduli jika nanti,
Akan jadi akhir yang sama lagi seperti dulu,
Sebuah perpisahan yang menyakitkan,
Kamu mau ya sayang?