Breath

694 44 1
                                    

Mata coklat itu terus menatap dan tak bergeming. Pandangannya tak begitu jelas untuk melihat sesuatu yang ada di benaknya. Mungkin hari ini bukan hari yang istimewa, tapi hari yang mencekam untuk Yoona.

"Ini pertanda , agensi tak sejalan denganmu lagi."

"Itu jahat, aku bahkan rela ini dan itu untuk agensi."

"Tidak untuk keputusan sebelumnya."

Yoona mulai menekan amarahnya, bukan, menahan emosi sadis yang akan menghancurkan rencana apapun yang telah ia buat.

"Aku harus memperbaharui dan pergi, kan?" tanya Yoona dengan mata yang sudah mulai mengalirkan tetesan air mata marah itu.

"Silakan... jika kau tak menuntut"

"Aku akan menuntut apa jika agensi yang menuntut?"

"Pergilah! Pergilah!" Teriak Mr. John

Tepat dua hari yang lalu, Mr. John mendapati sosok Yoona yang merupakan anak dari istri idamannya. Mr. John adalah anak pengusaha kaya yang gagal menikahi anak rekan bisnis ayahnya, karena cinta yang terkadang buta.

"Apa?" Mr. John muda yang hampir depresi oleh sebuah penolakan. "Dia melarikan diri?"

"Kau sangat tidak menarik untuk Im Yeo Na. Sungguh kau tidak berguna Jun Wook" klaim ayah Mr. John saat usia yang seharusnya dia hidup bahagia dengan Im Yeo Na.

"Dia mencinta seorang guru? Dia yang tidak berguna, dia yang merendahkan dirinya sendiri. Tapi, dia juga menghinaku."

"Aku tidak mau tahu, sekarang kau harus menikah dengan anak pengusaha lain. Lupakan cinta, buat semua membaik seperti semula."

"Tidak akan."

"Jangan membuat kekacauan , karena kau harus membuat semua menjadi 'ajaib'."

Mencintai memang tak selamanya memiliki. Tapi, menggantikan seseorang dihati itu tak cukup hanya dengan satu jam atau satu tahun. Jika depresi melanda. Itu sangat kacau.

Im Yeo Na memang tertarik pada sosok sederhana Ayah Yoona muda kala itu. Tak ada yang istimewa, tapi semua terlihat murni , cinta yang tak bersyaratkan harta.

Kehidupan Im Yeo Na semakin bahagia saat kehadiran Yoo Na, gadis cantik dan lugu.

Yoo Na sangat penyayang, karena Im Yeo Na selalu membuatnya bahagia hidup bersama dengan anak kesayangannya itu. Satu hal yang tak diingkannya adalah, jika Yoo Na akan memilih menjadi orang di Seoul. Itu tidak boleh.

Yoona memegang gelas kaca yang terlihat coklat karena di dalamnya susu coklat. Yoona menghela nafas panjang, ia belum beranjak dari agensi. Keputusan yang sangat sulit adalah hal yang tak di inginkan Yoona. Matanya kembali menestakan butiran airmata. Ia mengambil remot TV dan berusaha mencairkan suasana hatinya yang kalut. Ia pun meneguk susu coklat itu sedikit dan menekan tombol on pada remot TV. Menyaksikan wajah cantiknya yang mempromosikan suatu brand kecantikan, sepatu, hingga obat sakit kepala pun menjadi hiasan TV Korea Selatan.

"Kau ingin bermain-main dari sekarang." Gumam Yoona dengan senyum sinisnya.

" Gumam Yoona dengan senyum sinisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


......

Yoona harus menjenguk Ji Chang Wook yang sudah dua bulan koma di rumah sakit. Langkah Yoona berat dan salah satu media sudah ada yang meliputnya dari jauh. Kini Yoona tak akan tertekan lagi, dia harus mulai terbiasa, akan ada yang memaksa bahwa dunia yang ia jalani sekarang akan jadi mimpi buruk saja.

"Kau sedang apa disana?" tanya Yoona yang tepat berada di samping ranjang pembaringan Ji Chang Wook.

"Kau harus seperti yang aku kenal dulu." Mata Yoona kembali memerah, "Kau tidak boleh terlihat lemah seperti ini."

"Yoona-boo"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yoona-boo"

"Ehm..."

"Ani..(tidak) "

"Ada apa?"

Tangan Ji Chang Wook memegang kepala Yoona, dan matanya mencoba meraih bola mata indah milik Yoona. "Kau tahu siapa orang paling jahat di dunia ini?" . "Mana aku tahu" jawab Yoona dengan aegyo-nya. Ji Chang Wook terkekeh. "Dia seorang kriminal". Yoona hanya membalas dengan dahi yang mengerinyit. "Dia pencuri" . Mata Yoona menatap tajam . "Ya, dia adalah pacarku. "

Yoona ingin marah. Reaksinya gagal, Ji Chang Wook lebih dulu membuat semua benda di sekitarnya tersenyum sumringah jika mereka memiliki perasaan. Bintang-bintang malam pun hanya mampu menjadi penghias di malam yang penuh dengan gelora kebahagiaan milik JI Chang Wook dan YooNa.

Tak ada tanda-tanda Ji Chang Wook bangun dari koma yang terlampau lama. Yoona yang teringat masa indahnya dengan Ji Chang Wook tak jua mampu membuat Ji Chang Wook untuk menemuinya dengan harapan baru.

Yoona tak mampu lebih mendekat. Jika seharusnya ia merintih , tapi Yoona hanya mampu mundur perlahan dari manusia lemah menurutnya.

Yoona ingin mengatakan selamat tinggal, tapi, dia masih ingin kisahnya sama seperti dulu. Dulu. Ya, Sebelum kisah cinta ibunya yang teramat tragis untuk menghalangi hidupnya.

"Dia akan menjadi penyelamat."

YooNa membelalakan matanya, mendengar suara yang tak terdengar jelas. Apa itu suara malaikat? Apakah itu batinnya? .

Tidak. Tidak. Tidak akan.

"Itu akan terjadi, jika kau terus ada disampingnya."

Suara itu semakin dan jelas, sontak YooNa membalikkan badannya.

............................

Maaf untuk readers My Stupid Bookworm terlalu lama ya jarak chapter ini dengan sebelumnya. Saya sebenarnya gak mau beralasan , karena saya sendiri sedih tidak membereskannya.

Khamsahamnida~

Ca Ji Ya

My Stupid Bookworm [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang