You are My Star

1.2K 55 2
                                    


"Semua akan kembali ke semula."

"bagaimana kau bisa yakin?."

"Tentu saja bukankah pasti itu harapanmu?"

"Aku belum bisa membayangkan jika aku akan terus disisinya."

"kenapa itu tidak bisa?" Mata sendu itu memandangi wajah risau YooNa. Ya, YooNa akan menyerah jika semua tak akan berpihak padanya.

"Kau tahu jawabannya." YooNa tak begitu tertarik membahas masa lalu.

"Ji Chang Wook bercerita padaku, dia sangat kesulitan melupakan mantan kekasihnya dan dia akhirnya mampu melupakannya, itu karena kau hadir. Dia sangat menyakini satu hal, bahwa dia akan terus menjadi seperti Ji Chang Wook yang periang untuk orang terdekatnya, termasuk seorang YooNa. Itu artinya, artinya, ya , pasti semua akan membaik jika kau tetap disisinya"

"Bagaimana kau bisa merasa seperti itu?" YooNa masih duduk tegang dan tak tersenyum.

"Karena aku sahabatmu. Aku akan rela jika JI Chang Wook adalah pangeranmu. Dia bahkan nyaris mempertaruhkan nyawanya."

"Dia tidak sehebat itu, saat itu adalah murni kecelakaan, Sehun."

"Jangan remehkan dia. Kembalilah, berikan dia keyakinan untuk menyelamatkan masa depan kalian. Aku pergi. Lakukan saja apa yang pantas dan terbaik menurutmu!" Sehun beranjak dari sisi Yoona menjauhi dari kursi putih yang tak jauh dari pintu ruang inap Ji Chang Wook.

"Aku akan ikut bersamamu." Ucap Yoona saat kembali menyaksikan Ji Chang Wook yang tak jua siuman dari komanya.

"Tetap...tetap...a...a...ku..." Ji Chang Wook mulai menyahut. YooNa tak percaya. Hatinya kembali seperti mendapat es krim dari Ji Chang Wook pertama kali mereka bertemu. Sosok yang dulu hadir saat ia frustasi kehilangan ayahnya tercinta. Laki-laki tampan yang yang tak ragu memilihnya.

YooNa panik. Reaksi ini sudah lama tak terjadi di kehidupan Yoona. YooNa terlalu percaya diri dengan panggung, dia terbiasa dengan orang baru, tempat baru, suasana baru. Tapi, tidak untuk hari ini.

Dokter mulai menyakinkan pada YooNa , jika Ji Chang Wook akan mengembalikan impian mereka menjadi nyata. Bagaimana bisa kau berpikir jernih, saat seseorang yang kau cintai kembali menyapamu setelah pergi menghilang.

"Kau sudah yakin?"

"Aku sangat yakin"

"Aku tidak akan membujukmu, mari kita akhiri sampai disini."

YooNa memandangi wajah serakah Mr. John. Wajah yang tak ada penyesalan sama sekali.

"Mr. John, apa kau masih berniat merusak kehidupan ibuku?"

"Tentu saja akan terus ku lakukan jika kau mulai menunjukkan taringmu padaku."

"Ibuku bahkan tidak lagi perduli tentang kisah cinta, dia memilih meninggalkan dunia ini. Kau dengan sengaja, membunuh ayahku hari itu, hanya untuk balas dendam, kau bahkan tidak menikmati dari dendammu."

Mr. John tak percaya jika YooNa mengetahui sesuatu yang dijaga olehnya. Itu seperti bom meledak. Perusahaan, dirinya, apapun yang dia punya, akan berakhir jika ia tertuduh sebagai pembunuh.

"Kau melakukan taktik apa, hah?"

"Aku tidak memahami bisnis. Tenang saja." YooNa dengan elegan berdiri dari kursi termahal yang terletak di ruang rapat perusahaan besar itu.

"Kau akan tahu akibatnya." Teriak Mr. John.

"Kau juga akan tahu akibatnya, tunggu saja, kembang api pasti jauh lebih menarik dilihat meskipun ia menggunakan api."

Waktu berlalu dengan cepat juga, YooNa meninggalkan dunia hiburan untuk merawat kekasihnya itu, dia ingin sekali semua berakhir dengan baik. Tapi, Ji Chang Wook masih banyak diam, meskipun matanya kembali memancarkan sinar untuk seorang YooNa.

Saat menyuapi Ji Chang Wook, YooNa memandangi Ji Chang Wook dengan senyum yang manis. Tak seperti hari-hari sebelumnya. "Ya, kau hadir saat aku mungkin akan menjadi gila, itu karena aku kehilangan ayahku. Saat aku merasa belum lebih baik untuk menjadi seorang anak, aku belum sempat membuatnya bahagia dan bangga, tapi... tapi... aku tidak akan melakukannya lagi. Aku akan disisimu, sampai kau bangga memiliki istri sepertiku."

Ji Chang Wook perlahan menarik bibirnya untuk menunjukkan senyum kepada YooNa setelah mendengar perkataan YooNa dan menatap YooNa dengan tulus.

Sontak Yoona tersipu malu, "Apa? Kau tersenyum? Hatiku jauh lebih tersenyum." YooNa pun bersemangat.

Ji Chang Wook perlahan mengangkat tangan kirinya yang masih lemah. Dia memegang erat tangan YooNa, dan berkata dihati, untuk memang benar Yoona terus ada disisinya, suka dan duka.

YooNa hanya memandangi Ji Chang Wook tak tega, perasaan bersalah saat kejadian naas itu yang menimpa Ji Chang Wook. Mr. John memang terlihat bukan manusia, dia bahkan ingin menghakimi anaknya sendiri karena Ji Chang Wook mulai mengungkap satu persatu kasus ayahnya. Saat Ji Chang Wook hanya ingin hak ibunya kembali.

Jika permasalahan hanya terletak pada dendam , ketika keluarga besar tak menerima ibu Ji Chang Wook lagi karena kedua orangtuanya bangkrut dan menelantarkan keduanya, apa pantas Ji Chang Wook mengalami hal sesulit ini?

"Berani-beraninya kau melaporkanku?"

"Aku punya bukti kuat, mari kita menjalankan jalan hidup yang sebenarnya." YooNa membuat ayah Ji Chang Wook itu geram.

"Aku sangat memohon, untuk mempertanggungjwabkan atas apa yang kau lakukan Mr. John."

"Tidak.. Tidak.."

................................... TAMAT ..................................


Halo Readers...

Sebelumnya saya meminta maaf yang sebesar-besarnya tidak bisa mmenuhi ekspetasi kalian bahkan diri saya sendiri.

Saya tidak ingin banyak menjelaskan alasan. Saya hanya akan terus berlatih untuk membuat karya yang lebih baik lagi.

Saya sadar banyak kekurangan dari fanfiction ini, saya terlalu takut menuliskan ide-- diksi-diksi yang ringan atau diksi yang romantis.

Saya terbiasa membaca novel sastra, jadi saya takut saya gagal menyampaikan kepada kalian. Ada beberapa part "cerita" fanfiction yang saya simpan untuk pribadi mengingat saya tidak bisa membatasi usia pembaca.

Tapi, saya berterima kasih atas kerjasama kalian. Juga, apreasiasi kalian terhadap fanfiction sederhana ini.

Semoga Yoonwook akan benar-benar "real" kelak. Kalau pun tidak , tetap kita dukung keduanya.

Yoohooo~~

KANGEN WOOKIE OPPA <3


XOXO


Ca Ji Ya

(read: Ka Jiya)

My Stupid Bookworm [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang