4 - Cinta yang tak pernah tersampaikan

10 1 0
                                    

" Ody , ayo pulang. " ajak Bulan kepada Laudy.

" Gue nanti aja Lan. Masih ada latihan taekwondo buat lomba minggu depan."

" Oh , gitu. Semangat cantik !!! Gue pulang duluan ya Ody."

" Iya Lan. Hati-hati di jalan. "

         Bulan menanti mobil jemputan di depan gerbang sekolah. Sudah hampir 20 menit dia menunggu , namun mobil jemputannya tak kunjung datang. Ia membuka HP nya untuk mengirim pesan WA kepada supir pribadi keluarganya.

" Pak Jhon , udah berangkat jemput ?"

" Yah , Pak Jhon lagi off." gumam Bulan dengan kesal.

Ia terus menggenggam HP miliknya  sambil menunggu balasan pesan dari supirnya.

" Ting !!!" HP Bulan berbunyi.

" Pasti Pak Jhon. " kata Bulan gembira.

Dia segera mengecek HP nya.

" Yah , SMS dari operator. Bikin gue baper aja sih." gumam Bulan dengan nada sangat kesal.

" Tin..Tin.." suara klakson motor mengagetkan Bulan.

" Lan , gak pengen pulang bareng gue ?" tanya Rey sambil membuka kaca helmnya.

" Wah , kebetulan banget nih. Yuk. " balas Bulan.

         Dan sekali lagi , Laudy melihat kedekatan Bulan dan Rey. Kepercayaannya pada Bulan mulai goyah. Orang yang  dianggapnya sahabat bisa bersikap setega itu padanya. Padahal , Bulan juga tahu kalau Laudy menyukai Rey , tapi....

" Apa cinta pertamaku harus berakhir dengan patah hati ? Dan apakah sahabat itu hanyalah sebuah dongeng omong kosong?" tanya Laudy dalam hati.

                              ****

Rey memberhentikan motornya di depan sebuah toko jam tangan.

" Rey , kok berhenti di sini sih?"  tanya Bulan bingung.

" Lan , gue mau beli hadiah buat Laudy. Tapi , lu yang kasih hadiahnya ya. Bilang dari gue. Trus nanti gue pengen ungkapin perasaan gue ke Laudy. Bisa nggak Lan?"

" Wih... Bisa banget. Gue mah suka yang kaya gini."

        Mereka masuk ke dalam toko itu. Ada banyak jam tangan dipajang dalam etalase kaca dengan berbagai model dan harga. Pandangan Bulan langsung tertuju pada sebuah jam tangan berwarna silver yang dipajang pada etalase kaca samping pintu.

" Rey , yang ini bagus lho. Cocok buat Laudy." kata Bulan sambil menunju jam tangan itu.

" Wih... Keren ini Lan. Langsung beli aja ya." jawab Rey.

" Sip... Nah , kalo gitu kan Laudy makin baper sama lu."

" Mbak , beli yang ini ya. " Kata Rey pada mbak pelayan toko.

" Oh , iya mas. Harganya 300 ribu."

" Nih mbak." Kata Rey sambil menyodorkan kartu kredit miliknya.

Tak berselang lama , pelayan toko itu sudah selesai membungkus jam tangan yang di beli oleh Rey.

" Ini mas. Terimakasih sudah berkunjung."

" Iya mbak. Sama - sama." balas Rey.

" Eh , Lan tolong bungkusin pake kertas kado yang bagus , yang rapi gitu dong !" pinta Rey pada Bulan.

" Oke. Siap." balas Rey.

Tiba- tiba HP Rey berbunyi dengan keras.

" Hallo , ada apa ma?" suara Rey yang segera mengangkat telpon mamanya.

BULAN SAKTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang