SMA Bakti Pertiwi
Suara bel menggema di setiap sudut kelas , menandakan telah berakhirnya jam pelajaran. Semua siswa mulai merapikan peralatannya dan bersiap pulang , kecuali seorang gadis di bangku pojok. Dia masih terlelap tanpa mengetahui keadaan di sekelilingnya. Namanya adalah Bulan. Dengan wajah yang cantik , ternyata tak membuatnya populer seperti siswi lainnya. Bahkan dia termasuk salah satu siswi yang dikucilkan bahkan kerap di jadikan sebagai bahan bullyan. Hampir setiap hari , cemoohan selalu dia dengar. Namun dia hanya diam. Mungkin dia yakin , suatu saat karma pasti berlaku.
Seperti hari ini , tiga siswi populer langsung menggebrak bangku Bulan ketika ia sedang tertidur.
" Woi Bulan , bangun lu !" bentak salah satu diantara mereka.
Bulan pun membuka matanya dengan terperanjat. Perasaan kaget dan kesal berpadu menjadi satu. Namun , sekali lagi dia hanya diam.
" Eh , Bulan. Enak banget di sekolah malah tidur." Sindir Meta , anggota geng yang terkenal suka melontarkan kata-kata pedas.
" Bulan , Bulan. Lu capek ya diginiin gue terus ? Makanya , jangan berani-berani sama gue ! Harusnya lu itu ngaca !" bentak Laudy , ketua geng mereka.
" Eh , Bulan lu bisu ya ? Jawab gitu dong , meskipun cuma satu kata !" bentar Miranda.
" Udah-udah ! Gue tau gimana caranya bikin anak ini ngomong. Eh , paling nggak buat dia teriak." Kata Laudy sambil menyunggingkan senyuman liciknya.
Laudy langsung merogoh bagian dalam bangku Bulan. Ketika tangannya memegang sesuatu , dia langsung tersenyum puas.
" Nah , ketemu. " katanya sambil mengacungkan benda itu ke atas.
" Itu , HP lu kan Bulan ? Lu inget nggak , kalau bukan karena HP itu mungkin nasib lu gak bakalan kaya gini !" Kata Meta sambil tersenyum ke arah Bulan.
" Ih , Meta lu bikin gue flashback. Kalo keinget kejadian itu level benci gue sama dia makin meningkat." Timpal Laudy.
" Ya udah sih guys , mendingan kita buang aja HPnya."
" Oke , siap."
Mereka langsung berlari meninggalkan kelas Bulan menuju halaman belakang. Merasa tidak terima dengan sikap mereka , Bulan pun mengikuti mereka berlari.
" Eh , Bulan lu lihat nih , HP lu gue buang. Semua kenangan lu ada di HP ini , dan sekarang gue kepengen buang benda ini!" teriak Laudy kepada Bulan.
" Jangan Laudy. Plis , gue kan gak salah." bela Bulan.
" Gak salah ? Dengan polosnya lu bilang kalau lu gak salah ?" tanya Laudy dengan raut wajah murka.
" Udah deh Lau , buruan aja ! Ngapain dengerin omongannya Bulan." timpal Meta.
Laudy langsung melempar HP Bulan ke arah semak-semak yang jauh. Bulan berusaha mengejar dan mencari HP nya dengan diiringi air mata yang satu persatu menetes.
****
Sakti mendengar sesuatu dari kejauhan. Suaranya seperti beberapa perempuan yang berteriak. Dari balik tanaman semak-semak , sekilas ia melihat 3 orang siswi memarahi seseorang siswi. Dan salah satu diantara mereka tampak menggenggam sesuatu. Seseorang yang lain hanya menangis dan berusaha mengambil benda itu.
" Wah , kids jaman now. Ngapain lagi sih itu bocah ?" tanyanya sambil bergumam.
" Apaan Sak ?" tanya seseorang yang seolah mendengar perkataannya.
" Itu. Eh , lu lanjutin aja cari daun keladinya. Besok kan kita ada praktek biologi."
Saat benda itu dilempar , dengan sigap Sakti langsung berlari ke arah benda itu akan jatuh. Sebelum benda itu mencapai tanah , Sakti sudah berhasil menangkapnya. Diamatinya benda yang digenggam itu. Ternyata itu adalah sebuah HP. Sakti pun langsung mengantongi HP itu. Dilihatnya dari kejauhan seseorang gadis masih disana sambil menangis. Dia mencari HP nya diantara semak-semak.
Sakti merasa kasihan kepadanya. Ia ingin mengembalikan HP itu. Namun , sebelum ia sempat mendekat ke arahnya , temannya menarik tangannya.
" Sak , yuk balik. Udah dapet nih !"
" Eh , Dirga. Bentar. "
" Ngapain lu lihatin cewek itu ? Udah lah , jangan ikut campur urusan mereka. Lagipula kita kan beda sekolah sama mereka. Yuk balik. " Ajak Dhirga sambil menarik tangan Sakti.
Sakti meninggalkan semak-semak itu. Namun , pandangannya tetap tak bisa teralihkan. Bulan masih disana , mencari miliknya yang hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BULAN SAKTI
Novela JuvenilDia bukan hanya sosok yang ada di hidupku saat ini . Tapi dia juga memperbaiki lembaran kisah masa laluku yang kelam. Aku jatuh cinta padanya karena dia istimewa. (Bulan) Tak kusangka, dia adalah seseorang yang membuatku mengenal arti cinta. Aku ber...