6 - Mantan Sahabat.

14 1 0
                                    


           Tak kusangka cinta pertamaku kandas. Dia pergi , pergi jauh sekali. Dan kini jiwaku tak pantas untuk menyimpan rasa padanya lagi. Ruang kita berbeda. Aku tak bisa hadir dalam ruangmu , begitu pula kamu juga tak mampu menghiasi ruangku lagi.

          Jika aku bisa membaca alur waktu , sebelum ini terjadi , ingin kusampaikan semua rasaku padamu. Tentang arti hadirmu dalam hidupku dan tentang rasa nyamanku yang berubah menjadi rasa cinta yang belum sempat tersampaikan. Namun , angan itu kini hanya menjadi kenangan tanpa adanya pembuktian.

         Dan aku , kini menyimpan rasa kecewa pada sahabatku sendiri. Banyak orang yang bertanya tentang prioritas persahabatan dan cinta. Aku , adalah orang yang dengan tegas memprioritaskan sahabat. Namun , kini aku merasakan dikhianati. Saat kesempatan terakhir bersama dengan cinta pertamaku , kau malah hadir diantara kita. Aku hanya diam. Dan kau seolah tetap bersikap baik padaku. Aku tetap diam.

          Kadang , aku ragu pada persahabatan kita. Dan , saat cinta pertamaku pergi , aku ingin orang yang terakhir kali dilihatnya adalah aku. Aku ingin dia mengingatku sebagai orang yang pernah mencintainya. Tapi , kenapa yang disana malah kamu? 

         Jujur , aku merasa iri bahkan benci padamu. Aku berpikir , setelah ini apa lagi yang akan kau rebut dariku ?

          Tidak , aku tak akan tinggal diam. Sebelum kau merebut hal indah dariku lagi , aku yang akan mendahuluimu. Dan aku janji. Aku janji ! 

         Laudy menulis semua itu diantara isak tangisnya. Lembaran diary pun perlahan basah oleh air mata. Dan tangan Laudy semakin tak kuasa melanjutkan kata-katanya. Dia lemas , dia rapuh dalam luka. Tak  ada bahu untuk bersandar .  Hanya diary itu yang kini menjadi tempat untuk mengungkapkan segala perasaannya. Karena sahabatnya adalah seorang pengkhianat. Tak pantas lagi mengetahui semua isi hati Laudy.

          Laudy melirik jam tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 18.30 , dan dia masih duduk di bangku taman sekolah. Laudy memandang sekeliling. Tak ada seorangpun disini selain dirinya. Susana pun sangat sepi. Hanya beberapa lampu taman yang bisa meneranginya.  Dalam keadaan kalut seperti ini , dia lebih suka sendiri.

"Laudy" panggil seseorang lirih.

         Laudy mencari asal suara itu. Dan dari kejauhan tampak seseorang berdiri memandangnya. Laudy melebarkan matanya untuk melihat orang itu lebih jelas. Dan pandangannya pun kini semakin jelas.

" Rey."

Laudy melihatnya itu sambil menangis. Dan kini dia berjalan mendekat ke arah Laudy.

" Rey , gue pasti udah gila sekarang. Rey , lu itu udah pergi. Mungkin ini perasaan gue yang belum bisa ikhlasin kepergian lu. Gue cinta lu." kata Laudy sambil menangis.

        Dia semakin mendekat lagi ke arah Laudy. Semakin dekat , Laudy bisa melihat bahwa dia hanya sebuah bayangan. Dan perlahan dia menghilang , meninggalkan Laudy yang sendirian dalam sepi. Air mata yang mengalir di pipi Laudy semakin deras. Ia masih terbayang pada Rey. Mungkin benar kata orang , cinta pertama bisa membuat gila.

          Semakin lama disana , ia merasa semakin gila. Dia segera merogoh saku untuk mengambil kunci motornya. Dia berlari ke arah parkiran motor. Sampai disana , samar-samar dia melihat seseorang menuntun motornya. Dia sangat hafal gaya orang itu. Itu adalah Rey. Laudy merasa semakin gila. Dia mengambil motornya dan mengendarainya dengan kencang menembus dinginnya angin malam. Di sepanjang jalan , ia tak bisa membendung air matanya sekejap pun.

                         ****

          Laudy duduk di kursi ruang tamu sambil mengusap air matanya yang perlahan berkurang. Matanya bengkak , dia merasakan rasa perih di matanya. Namun, rasa perih itu tak sebanding dengan yang dirasakan di hatinya.  Ditatapnya langit-langit sambil mengambil napas panjang. Dia mencoba menenangkan jiwanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BULAN SAKTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang