"Edgar....." ucap dira lirih saat kembali kekamarnya.
"Ckckck!,drama yang membosankan!." ucap seseorang yang duduk diatas lemari yang ada dikamar dira dan edgar.
Mendengar seseorang berbicara dira mendongak menatap asal suara dan membeku ditempat dan tubuh berkeringat dingin.
Dira ingat siapa dia, bahkan lebih dari ingat dia pria itu,pria yang masuk kekamarnya dan mengatakan akan menghancurkan edgar.
"Dimana edgar?!." tanya dira dengan suara serak dan bergetar.
"Tenang saja aku tak akan membunuhnya!."ucapnya menjeda." untuk sekarang!." lanjutnya dengan senyum iblisnya.
"Katakan dimana edgar?!." bentak dira yang entah mendapat keberanian dari mana.
"Wooaaah!,lihat kau membentakku!,kau berani juga ya!." ucapnya dengan senyum bahagia namun berbanding terbalik dengan sorot matanya yang berkilat marah.
"Hah!,dia tidak mati!,setidaknya belum!." ucap pria itu malas,lalu tersenyum keji.
"Bagaimana kalau kita menemuinya?!,kau pasti ingin bukan?!.baiklah kita berangkat sekarang!." ajak pria itu tanpa memperdulikan jawaban dira, dan dalam sekejap kabut hitam pekat menyelimuti ruangan itu.
♠♠♠♠♠♠♠
Sekarang dira dan pria misterius itu telah berada disebuah bukit yang memperlihatkan dua kelompok manusia yang saling berhadapan dengan tatapan kebencian.
Tiba-tiba mata dira berhenti pada sosok pria tinggi yang sedari tadi dicarinya,sosok itu adalah edgar dan jerry disampingnya.
Saat dira baru melangkah beberapa inchi kedua kelompok itu telah maju dan saling menyerang.
Dira memfokuskan pandanganya pada sosok edgar yang melawan seorang pria yang diperkirakan dira adalah pemimpin kelompok yang diserang atau menyerang kelompok edgar.
"Percuma saja kau maju mereka tidak akan melihatmu atau bahkan mendengarmu!." ucapan meremehkan terdengar dibelakang dira,membuatnya menoleh.
"Kau tidak percaya?,kau bisa mencobanya!." ucapnya dengan acuh dan malah menyenderkan badanya pada batang pohon dibelakangnya.
Dira maju mencoba mendekati edgar,saat dia sudah ada disamping edgar yang sedang menatap lawanya.dira mencoba memanggil edgar namun dia tak menoleh.
Dira mencoba menyentuh tangan edgar namun sayang dia tak dapat menyentuhnya,tanganya seakan tembus begitu saja.
Dan dengan tiba-tiba suara tawa mengejek terdengar begitu jelas dibelakang dira.
"Sudah kubilang bukan?,dasar!." ucapnya mencemooh.
Dan seketika kabut hitam kembali menyelimuti dira dan pria itu,membuat dira panik dan memejamkan mata.
Saat dira membuka mata dia telah berada disebuah pemakaman dan disana terlihat mami swdang menangis dan dirinya sendiri.
Dira bingung bagaimana bisa,dirinya disini lalu siapa wanita yang seperti dirinya itu.
"Drama membosankan!, bagaimana kalo kita pergi dari sini?!." ucap pria itu jengah lalu kabut hitampun menyelimuti mereka lagi.
Dan sekarang dira telah berada dikamarnya dengan pria misterius itu.