14

3.3K 157 20
                                    

    Waktunya,ya waktu yang sangat ditunggu-tunggu oleh  azril sang pangeran,malam dengan cahaya bulan yang indah,senyum yang mengembang diwajahnya, seakan mengatakan semua akan indah.

     Semua memang akan indah bagi azril,malam ini, malam yang paling ia nantikan,dengan santai azril berjalan dilorong kerajaan,senyum menyeramkan menghiasi wajahnya yang rupawan.

     Azril berdiri didepan sebuah pintu ruangan yang tertutup,membukanya perlahan,disana,didalam sana terlihat seorang wanita cantik tengah tertidur dengan pulasnya.

     Pencahayaan yang remang-remang tak membuat azril kesulitan melihat digelapnya malam.

    Masih dengan seringaianya ia mendekati wanita cantik itu,adira ya siapa lagi wanita cantik yang tengah tertidur yang membuat azril mau mendatanginya.

     Menatapnya lekat, memperhatikan tiap inchi wajahnya,membuat azril ingin segera menyelesaikanya.

    Lenguhan dira seakan memberi tahu semua bahwa dia akan bangun dalam hitungan detik, kelopak mata itu terbuka menampakan mata yang indah.

    "Untuk apa kau disini?!." sentak dira,saat melihat Azril dengan secepar yang ia bisa, dira beringsut mundur.

    Azrik hanya tersenyum, senyum yang menawan namun mengandung bahaya besar, dengan perlahan dan masih memasang senyum yang menurut Adira mengerikan, Azril mendekat kearah Dira.

    "Kemarilah!." titahnya dengan senyum yang sama, Dira menggeleng menyembunyikan wajahnya dikedua lutut yang ditekuknya.

     "Kubilang kemari!." titah Azril dengan suara yang berubah tegas,Adira masih menggeleng.

    Azril yang mendapat penolakan dari Adira merasa kesal dan marah,dengan sekali sentakan tubuh Dira telah berada dipangkuannya.

    "Leeepas!." sentak Dira saat meraskan tubuhnya berada diatas pangkuan Azril.

    Azril kesal bukan main, secara kasar ia membalik tubuh Adira menjadi menghadapnya,wajahnya berubah menjadi marah.

     Saat tubuhnya dibalik, Adira hanya bisa menunduk dalam dan mencengkram bajunya kuat-kuat.

    "Apa yang kau bilang barusan?!." tanya Azril tepat ditelinga sebelah kanan Dira,membuat Adira menegang dan semakin mencengkram bajunya hingga buku-buku jarinya memutih.

     Dira hanya semakin menunduk setelah bisikan Azril,membuat Azril senang, Adira merasakan seperti ia bersama hantu,ah tidak, Azril lebih menyeramkan dari hantu,dibanding berhadapan dengan Azril yang seperti ini,Adira lebih memilih ditakut-takuti hantu oleh Vida.

     "Aku suka saat kau takut!." ucap Azril mulai mengelus rambut Adira. seketika itu pula hal yang dirasakan Dira adalah ia ingin lari sejauh mungkin, atau mungkin mati lebih baik.

     Azril mengangkat dagu Adira,namun Adira masih tak memandangnya,ia malah menutup mata dengan erat, Azril mengelus pipi putih Adira membuatnya ingin menangis saja,jantungnya mencelos.

    "Buka matamu!." titah Azril tegas,Adira masih pada pendirianya,ia masih enggan membuka mata,dan sekuat tenaga menahan tangisanya.

     "Kubilang buka matamu!." bentak azril ynag membuat Adira membuka matanya perlahan.

    "Jadilah penurut jika kau masih ingin hidup!." ancam Azril dengan suara yang dibuat selembut mungkin,namun mampu membuat Adira seakan ingin mati saja derik itu juga.

     "Kenapa kau tak membunuhku saja sekarang?!." cicit Adira,Azril tersenyum, senyum yang terkesan licik dan meremehkan.

    "Aku masih membutuhkanmu,dan lagi jika aku membunuhmu sekarang itu tidak akan seru!." jawaban yang didengar Dira membuatnya semakin ingin mati saja.

     Tok...tok...tok...

   Ketukan itu membuat Azril ingin membunuh siapa saja yang ada dibakik pintu itu.

     "Ada apa?!."bentak Azril melihat kearah pintu yang tertutup.

    "Maaf ya mulia!, kerajaan kita diserang!." jawab seseorang diluar pintu,rasanya sekarang Azril ingin membunuh siapapun yang berani menyerang kerajaanya.

     Siapa yang berani mengibarkan bendera perang padanya,maka ia akan merasakan apa yang namanya kematian yang paling menyakitkan.

    Dengan kesal ia memindahkan Adira dan menatap Adira tajam, sedangkan yang diratap hanya bisa menunduk takut, dalam hati Adira berterima kasih pada siapapun itu yang menyerang kerajaan ini.

     "Tetap disini!,jika aku kembali dan tak menemukanmu disini,kau tahu apa akibatnya!." setelah mengatakan perintah yang penuh ancaman itu,Azril melangkah keluar dari ruangan itu menuju orang yang mengibarkan bendera perang padanya.

      Sementara Adira ia bernafas lega,dan mengeluarkan tangisan yang sedari tadi ia tahan.

     Diluar sana,Azril datang dengan wajah angkuh yang ia tampakna pada semua orang,saat tepat berada didepan musuhnya,Azril masih menampakan wajah angkuhnya.

     "Apa yang kau inginkan?!." tanya Azril malas.

     "Adira!." ucap musuhnya tegas,lalu melepaskan topeng yang ia kenakan,membuat semua orang yang berada dipihak Azril terkejut begitupun Azril walau hanya sesaat.

     "Bodoh!,dia tak akan pernah menjadi milikmu!." balas Azril tersenyum meremehkan.

     "Aku tak peduli,dia akan menjadi miliku dan tetap menjadi miliku!." ucap sengit pria itu.

     "Edgar-edgar!,ck dasar bodoh,ambil jika kau bisa mengalahkanku!." balas Azril meremehkan.

    "Kau berbicara seakan Adira adalah barang!, baiklah aku akan menghabisimu sekarang juga!." kesalnya,terjadilah pertempuran dua kubu antara Edgar dan Azril.

    


     Diruangan yang remang itu,Dira hanya bisa memeluk lututnya erat,menangis terisak ketika mendengar auman serigala.

     Dira berharap peperangan itu segera berhenti,dengan keberanian yang etah dari mana,Adira berlari menuju pintu,entah harus bersyukur atau tidak tapi pintu itu tak terkunci,dengan secepat yang ia bisa,Adira berlari, dan entah ia harus bersyukur lagi atau tidak istana itu sepi.

     Dengan langkah pasti, Adira berlari menuju kedepan istana,begitu sampai disana,rasanya ia ingin kembali berlari dan bersembunyi,namun netranya kini malah menemukan sosok yang sangat ia rindukan.

    "Edgar....!."lirihnya.

    Hal itu membuatnya ingin menangis antara bahagia dan sedih,sekarang yang ia lihat adalah Edgarnya Ada disebrang sana,yang membuatnya sedih adalah Edgar tengah berada dipeperangan yang dapat membuatnya mati.

     Adira berdiri dan hendak berlari,ia berlari kearah dimana Edgar berada, melawan bahaya hanya untuk menemui cintanya.

     Adira terus berlari menerobos orang-orang yang dengah beradu kekuatan itu, bahkan dirinyapun tak luput dari beberapa goresan kuku-kuku werewolf dan vampir.

     Kini tinggal beberapa meter lagi dirinya bisa sampai pada Edgar,netranya kini kembali menatap Edgar yang dengan gesitnya bisa menghalau serangan Azril, hingga matanya melihat sebuah pandangan yang tidak enak.

    Dibelakang Edgar, seorang vampir siap menusuk Edgar dengan pisau perak, tanpa berpikir panjang, Adira melesak untuk melindungi Edgar dari tusukan itu.

    Crat......

    Cipratan darah Adira yang terdengar oleh mereka memvuat pertarungan itu terhenti,Edgar dengan segera berbalik,Azril hanya bisa terdiam mematung.

    "Adira....!." teriak Edgar yang dengan segera menahan tubuh adira yanga akan limbung.

   "Miss..you!." ucap Adira lirih dengan senyum tulus, begitu ia berada dipangkuan Edgar.

    "Bertahanlah!." seru Edgar,matanya sudah berkaca-kaca siap menumpahkan cairan bening.

   "No,just stay here, aku sangat merindukanmu!." bantah Adira masih dengan senyum,keadaan menjadi sunyi-senyap,seakan hanya ada Adira dan Edgar.



Maaf lamaaaaa banget upnya.
Oke see ya.

   

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

my possesive alpha's loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang