2.

576 39 2
                                    

Di rumah Akai. Dia berbaring di tempat tidurnya. Keresahan hatinya membuat Akai tidak dapat memejamkan mata.

"Sial. Aku tidak bisa tidur." Akai bangun lalu dia pergi ke dapur membuka lemari es nya dan mengambil sekaleng alkohol. "Mabuk akan membuatku tidur pulas." Katanya.

"Bukankah sudah ku bilang jangan minum bir lagi!." Suara yang tak asing bagi Akai terdengar lagi di telinganya.

Suara yang sudah lama tidak dia dengar lagi.

"Akemi..." Akai menarik kaleng bir nya lalu dia duduk di depan televisi. "Lama-lama aku bisa gila." Akai merogoh celananya lalu di lihat selembar kertas yang di berikan bos padanya.

Esokan harinya.

Akai menghadap Kir lalu dia memberikan selembar kertas.

"Misi kelas S." Kir membaca kertas itu. "Nah, ini baru Akai. Kamu memang seharusnya mengambil misi ini." Kir terlihat senang. Lalu dia membubuhkan stempel di kertas itu.

Akai pergi ke gudang senjata lalu mengambil senjata yang dititipkannya.

"Sudah lama sekali kamu tidak ke sini Akai." Kata Scoth. Seorang penjaga di gudang peralatan.

"Ya. Begitulah." Akai memeriksa senjata Laras panjang miliknya. "Klak." Akai membidik Scoth dengan senjatanya. "Ini terawat baik." Katanya.

Scoth tersenyum. "Ya itu kan tugasku."

Akai memasukkan senjata nya lalu pergi.

Amuro melihat kepergian Akai. "Dia baru mengambil misi kelas S ya?." Gumamnya. "Pecundang itu akhirnya bangkit juga."

Akai menyimpan senapan Laras panjangnya itu di dalam tas gitar. Ukurannya memang pas untuk di simpan di sana. Dan juga tidak memunculkan kecurigaan dari orang lain.

Akai menatap stir mobilnya. "Bagaimana ini? Aku sudah menerima misi ini." Gumam Akai.

Amuro yang mengendarai motor melintas di depan mobil Akai seolah dia ingin meledeknya. Dia berhenti di depan mobil Akai lalu mengacunhkan jari tengahnya.

Akai menatapnya sejenak. Tak terpancing emosi dia pun membuka kaca mobilnya lalu mengarahkan pistol pada Amuro.

Amuro dengan cepat melajukan motornya.

"Dia sepert orang bodoh saja." Akai menggerutu sambil mengendarai mobilnya.

Sebuah berkas mengenai misi yang akan di jalankan di bacanya saat makan siang di sebuah restoran cepat saji.

"Hem. Yang meminta misi ini adalah Sanada Grup. Sepertinya karena saingan bisnisnya." Pikir Akai. "Dia meminta bukan membunuh tapi target harus di bawa hidup-hidup. Huft. Misi kali ini aneh."

Target.
Nama : Yukari Sanada
Gender: Wanita
Umur: 25tahun
Ciri fisik: bola mata berwarna biru, rambut coklat muda, tinggi badan 160cm, sulit untuk melafalkan huruf R.
Hal yang perlu di perhatikan: target adalah seorang pelatih taekwondo
Status: bawa hidup-hidup.

"Ini misi kelas S?." Akai seolah menyepelekan target nya.

Di lembar lain ada selembar foto diri target lalu dia melihatnya. "Dia seperti wanita lugu."

Amuro sedang di tempat lain. Dia melakukan misi kelas S juga.

"DOR. DOR. BAM." Amuro menembaki targetnya lalu dia menendang perut si target.

"12.30. target tewas." Amuro menulisnya di catatan. Lalu dia memotret target itu. "Tidak ada sidik jari dan semuanya rapi." Amuro melihat tembok yang penuh darah. "Hanya kotor sedikit." Katanya lalu pergi.

Amuro tidak segan menampakkan dirinya di calon targetnya. Karena dia percaya diri dan dia meyakini bahwa sang target akan mati di tangannya.

"Brum." Motor Amuro melaju di bawah terik matahari.

Akai melihat Amuro melintas saat dia keluar dari restoran cepat saji. "Sepertinya dia berhasil." Gumam Akai. Akai kembali melanjutkan perjalanan nya.

Di kota x.

Akai melihat kota itu masih saja ramai, padahal jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. "Apa yang di lakukan seorang gadis tengah malam begini?." Pikirnya.

Yukari Sanada melewati Akai, dia masuk ke dalam sebuah club malam. Akai mengikutinya dari kejauhan.

Musik di dalam sana terdengar sangat kencang, lampu berkelap-kelip di sana sini. Di dalam sana muda-mudi sedang pesta dansa dan ada juga yang para pria hidung belang minum alkohol sambil merayu wanita.

"Yukari tidak ada di manapun." Akai melihat sekitarnya.

"Bugh."

Akai terdorong ke depan.

"Maaf..." Seorang wanita muda mendongak melihat wajah Akai.

Akai terkejut saat dia melihat wanita itu.

Akai Vs AmuroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang