3.Present:Honey Moon

5.3K 253 4
                                    

-Kitchen
"YAAAKK!!!jadi ini yang mmembuat kalian tidak membukakan pintu untukku hah!!"

Hana pov
Ohh!! Aniyo,,itu suara Yuri eonnie. Kini aku tertangkap basah olehnya..batinku. Mendengar suara itu pun Jin tersentak kaget dan melepaskan tautan kami.
"Ahhh.. Eonnie sejak kapan kau b-berdiri di situ?" ucapku polos.
"Sejak kau dan nampyeonmu bermesraan tadi!! Ahh sudahlah aku akan menunggu kalian di ruang tengah,silahkan lanjutkan apa yang ingin kalian lakukan. Maafkan aku jika mengganggu." ucapnya sembari melangkah menghindar dari kami.
"Nde eonni".
Hana pov end.

Kini Yuri eonni sedang di ruang tengah. Aku berjalan menuju ruang tengah. Tanpa kusadari sedari tadi Yuri eonni memperhatikan langkahku.
" Heh..kau kenapa,kenapa jalanmu seperti pinguin eoh?".
Mendengar ucapannya barusan aku bingung harus menjawab apa dan Jin oppa juga sama ia hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal itu.
"Yaakk!! Apa kalian dengar yang kuucapkan tadi. Kalian tidak ada jarak 1meterpun dariku,apa kalian tidak mendengarnya eohh."

"Ahh..mianhae noona. Emmm--aku yang membuat Hana seperti itu. Kami hanya bermain semalam".
" Apa yang kalian mainkan sampai dongsaengku jadi seperti ini eoh?"

Jin pov
Entah dia polos atau memang pura-pura tidak tau sih. Ahh..mungkin karena dia belum pernah mengalami seperti itu,lebih baik tak perlu kujelaskan.
"Heheh...eumm kenapa noona datang sendiri,kemana Minho hyung?" ucapku mengganti tema.
"Ahh..dia sedang sibuk mengurus para trainee baru di agensi".
" Dan kau berapa lama kau cuti dan apa kalian sudah bulan madu?"

Deg__
Bulan madu. Ya..kenapa tak sedari kemarin kupikirkan hal itu. Jika aku bulan madu pasti hanya ada waktu untukku dan Hana.
Jin pov end.

Pletakk!!
"Appo..kenapa noona menjitakku hah?".
" Kenapa kau tak menjawab pertanyaanku hah?apa yang kau khayalkan hah!".
"Aisshh..sudahlah eonni jangan sakiti nampyeonku". Jawabku melerai mereka berdua.
" Aiisshh kalian ini memang pasangan yang membosankan". Jawabnya memalingkan muka.
Aku dan Jin hanya terkekeh melihat kelakuan eonniku itu,memang dia lebih tua dariku tapi sifat dan pemikirannya masih polos.

Kami hanya berbincang dan melanjutkan makan bersama hingga Minho hyung datang untuk menjemput eonniku.
"Ahh oppa osooseyo!". Sapaku pada Minho oppa.
" Nde Hana gomawo". Balas minho oppa yang langsung menghampiri Yuri eonnie.

Minho pov.
"Kajja chagi kita pulang sekarang".
" Kau duluan saja aku sedang malas".
"Aigoo kenapa dengan kekasihku ini eoh apa kau merajuk padaku?" tanyaku sambil mencubit gemas pipi chubbynya.
"Appo oppa kau terlalu keras mencubitnya lihat pipiku memerah!".
" Ya sudah ayo kita pulang atau akan kubuat bibirmu membengkak hah?" ledekku.
"Aiisshhh kau ini memang kejam oppa".

Hehh..kau ini memang lucu chagi bagaimana bisa aku jatuh cinta padamu kepolosanmu itu membuatku ingin cepat-cepat memilikimu seutuhnya.
Minho pov end.

" Aiishh sudahlah jangan buat aku iri oppa." rajukku.
"Mwoya kenapa harus iri kau kan sudah memiliki nampyeon ,apa yang iri kan. Kau ini sama saja sifatnya dengan eonnimu". Jawabnya.
" Ya sudah aku dan eonnimu ini pamit dulu. Aku tak enak mengganggu pengantin baru" lanjutnya. Mendengar ucapannya aku dan Jin saling melempar pandang dan kami membalas dengan anggukan singkat.

Night, Bedroom

Bau shampo mint dan sabun menerpa indraku. Kudapati Jin yang baru selesai mandi,tubuhnya yang hanya dibalut handuk sepinggang menampakkan jelas bahu dan dada lebarnya. Rambutnya yang basah menambah kesan keseksiannya.

"Apa kau terkesima denganku chagiya!". Ucapannya membuatku terkejut,spontan kualihkan pandanganku ke luar jendela di sebelah kanan ranjangku. Namun perlahan Jin mendekat.
" Sudahlah chagi tak usah malu,kau kan sudah jadi anaeku. Tak usah kau sembunyikan kekagumanmu itu". Ucapnya sambil berjongkok di sisiku sembari memakai kaos.
Ia pun mengulurkan handuk yang tadi dikenakannya kepadaku,aku yang mengerti maksudnya segera mengambil alih handuk itu. Segera kuhanduki rambut basahnya.
"Chagi..ada yang ingin kutanyakan padamu?".
" Ndee mwoya?"
"Apa kau ingin bulan madu?". Ucapnya sambil menghentikan tanganku yang sedang menghandukinya.
" Terserah padamu saja oppa..memangnya cutimu masih panjang?".
"Gwenchanha aku akan bilang pada member yang lain dan juga manajer-nim nanti".
" Memang kita akan kemana?"
"Kau ingin kemana?."
Aku berpikir sejenak.

"Bagaimana kalau kita ke Jeju saja disana pantainya indah!". Seruku.
" Waeyo?apa kau tak ingin ke luar negeri saja? Ke paris misalnya!".
"Tidak perlu jauh-jauh oppa. Jika kita ke luar negeri nanti kau akan kelelahan dan juga itu sangat menghamburkan uang,lebih baik di negara sendiri saja dan itu tak perlu repot". Balasku.

" Kau tau chagi..mungkin kau adalah wanita yang penuh pengertian. Aku merasa beruntung memilikimu". Jin memelukku.
"Yaakk!! oppa rambutmu masih basah kau membuat bajuku basah nanti."
"Ahh mian chagi aku terlalu terlalu terbawa suasana". Jawabnya sambil menggaruk tengkuknya.

Beberapa minggu setelahnya.
" Oppa apa yang kita perlukan sudah kau siapkan semua?".
"Sudah chagiya. Kau cepat bersiaplah pesawat kita akan take off ½ jam lagi".
" Nde oppa!". Jawabku singkat.

-SKIP-
Sekitar 40 menit kami melintasi langit Seoul dan kini kami telah mendarat di Jeju. Tanpa menunggu lama lagi Jin pun segera mencharter taksi yang sedang berada di dekat pintu keluar bandara.

-skip-

"Selamat siang tuan. Ada yang bisa kami bantu?". Tanya penjaga lobi dengan sopan.
" Kami telah memesan kamar." jawab Jin.

"Anda dengan Tn.Kim Seokjin. Kamar anda berada si lantai 11 dengan nomor kamar 25. Barang bawaan anda akan kami bantu bawakan."
"Terima kasih". Jawabku dan Jin serentak.

Cklek..
Aku segera merebahkan tubuhku di atas ranjang king size itu disusul Jin yang tiba-tiba melompat dan berbaring di sampingku.

" Ahh..aku lelah sekali Jin". Keluhku.
"Tidurlah akan kutemani kau". Tanpa disuruhpun aku segera mendekati Jin dan disambut dengan pelukan erat suamiku seakan ia tak ingin ada jarak seinchi pun.
Tiba-tiba aku merasa pusing semua terasa berputar. Aku menyembunyikan ekspresi sakitku di dada bidang Jin agar dia tak melihat ekspresiku.

Tapi semakin kutahan pusing ini semakin menjadi dan membuatku mengerang..
" Arrrgghhh!". Melihat itu Jin langsung terduduk dan melihat wajahku yang kini penuh dengan keringat dingin." Kau kenapa chagiya?!". Tanyanya panik.
"Sakiiitt..berputar...". Mendengar ucapanku itu Jin spontan membangunkanku dan menyenderkan kepalaku di dada bidangnya. Lama-lama pusing yang kurasakan hilang. Aku merasa lega.
" Apa perlu kupanggilkan dokter chagi?".
"Tak usah,,ehhmm rasa pusingnya sudah hilang. Mungkin aku kelelahan,maafkan aku sudah mengkhawatirkanmu!".
" Ya sudahlah kau istirahat saja,biar semua aku yang bereskan!".
"Tapi nanti ka__".
" Shhh..kau istirahat saja nde! Jika aku kelelahan aku akan berbaring disampingmu".
Aku mengangguk pelan. Jin menyelimutiku dan melepaskan alas kaki yang kukenakan.

Aku merasa beruntung memilikimu Jin kau suami sekaligus ibu bagiku. Perhatianmu melebihi apapun.
Tetaplah seperti ini nampyeonku.
Saranghaeyo- batinku.

Jin pov.
"Huueekkk!!".
" Suara apa itu".
Aku terbangun karena suara itu dan aku terkejut saat mendapati Hana tak ada di sampingku. Otakku bekerja cepat aku yakin pasti sedang terjadi sesuatu Hana.

Kulangkahkan kaki jenjangku ke kamar mandi,dan benar sesuai dugaan Hana sedang berada di westafel. Melihat kehadiranku lewat cermin Hana berhenti sejenak dan menatapku.
"Ahh oppa kau sudah bangun,maaf aku membangunkanmu".
" Wajahmu pucat sekali chagiya! Apa kau sakit hah?!". Tanyaku panik.
"Gwench__ huueekkk!!.."
"Aku rasa kau sakit chagiya. Akan kupanggilkan dokter sekarang". Saat akan kulangkahkan kakiku keluar Hana menarik tanganku.
" Tidak perlu oppa aku tidak__".
Hana pingsan.

"Chagiya heyy. Bangun!!". Segera kugendong tubuhnya dan kubaringkan tubuhnya. Aku mencari ponselku untuk menelfon rumah sakit di sekitar.
" Yeoboseyo!!". Ucap ku panik.
"...."
"Apa kau bisa ke Jeju Hotel sekarang".
"..."
"Baiklah. Gomawo."

Setelah beberapa menit dokterpun datang dan aku hanya menunggunya untuk memeriksa anaeku. Berbagai ekspektasi berkeliaran di kepalaku. Aku tak mau ada hal yang tak kuinginkan terjadi pada anaeku.
Jin pov end.

"Tuan apa kita bisa bicara sebentar". Ucap dokter Song.
" Mwoya..apa istriku sakit dok. Ap-apa ada hal yang yang janggal pada istriku dok". Ucapku gelisah.
"Tidak ada apa-apa tuan." ucap dokter Song dengan senyum ramahnya.
"Lalu apa yang terjadi kenapa dia seperti itu?".
" Itu sudah biasa terjadi tuan. Biasanya pada minggu-minggu awal memang seperti itu".
"Biasa terjadi? Minggu-minggu awal? Maksudnya apa dok?". Tanyaku dengan penuh selidik.

" Ohh..maaf tuan aku lupa memberitahu anda. Istri anda sedang hamil,dan kini usia kehamilannya telah mencapai umur 5 minggu. Selamat anda akan menjadi seorang appa!".
"Mwo!!! Jinja!!". Ucapku tak percaya dengan apa yang kudengar barusan.

Yeyyy Jinnie mau punya anak horeeee(gariinnngg)..

-kimcho

Kim Seokjin:My marriage story(complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang