2.Eonnie

6.1K 258 11
                                    

Hana pov.
Lelah..itulah yang kurasakan pagi ini karena perbuatan Jin semalam. Lalu kutatap wajah suamiku itu.
"Ternyata saat kau tidur mukamu sangat polos" ucapku sembari mengelus pipi tirusnya.
"Aku memang polos chagiya".
Aku tersentak kaget, aku pun membalikkan tubuhku dan berpura-pura terpejam kembali.
Hana pov end.
" Tidak perlu malu chagiya kau ini kan sudah menjadi milikku eoh!". Ucap Jin memelukku dari belakang.
"Sudahlah oppa aku ingin mandi dulu" ucapku.
"Tidak boleh". Ucap Jin penuh penekanan dan mempererat pelukannya.
"Oppa jeball..apa kau tak kasihan pada anaemu ini hah?" ucapku dengan wajah memelas.
"Baiklah".
Segera kubangkitkan tubuhku dan kuambil baju suamiku yang terletak di tepiku dan kukenakan untuk menutupi tubuh polosku ini.
Saat aku duduk tiba-tiba aku merasakan bagian bawah tubuhku perih,kupaksakan kakiku untuk terus melangkah namun naas itu malah membuatku nyeri.
Jin yang melihatku meringis kesakitan langsung bangkit dari posisinya dan mensejajarkan tubuhnya denganku.
" Kau kenapa chagiya?".
"Sakit..". Rintihku sambil menundukkan kepala menyembunyikan raut kesakitanku.
" Ohh..ini pasti karena aku. Maafkan aku chagiya aku bermain hingga membuatmu seperti ini. Baiklah kugendong kau ke kamar mandi nde". Aku hanya mengangguk menjawab ucapannya.

Take me to the sky..
Drrttt..drrrttt.
Ponselku berdering segera kuangkat ponselku..
"Yeoboseyo!" ucapku menjawab telfon itu.
"Haii... Hana ini aku sepupumu Yuri eonni!"
"Ahh..mianhae eonni aku tak mengenali nomormu karena ini nomor baru".
" Ahh..sudahlah tak apa. O ya sore nanti aku akan kerumahmu."
"Waeyo eonni? Tumben sekali kau".
" Aku hanya ingin bertemu saja dan maaf kan eonni mu ini tak bisa datang saat upacara pernikahanmu. Kau tau kan aku sangat sibuk sekali."
"Ahh nde eonni. Baiklah aku ak__".
Tuuutt...tuuutt
Telfon terputus secara sepihak.
" Huuhh..dasar kebiasaan sekali dia. Untung kau eonni ku kalau tidak kulahap kau". Gerutuku menatap ponselku.
"Ekkhheemmm..". Jin berdehem
" Oppa!! Sejak kapan kau ada disana?". Aku terkejut mendapati suamiku sedang berdiri tak jauh dari ranjang yang kududuki.
"Sejak kau menggerutu". Ucapnya sambil mencubit pipiku gemas.
" Siapa yang menelfonmu chagi?".
"Ini Yuri eonni akan kemari bersama dengan kekasihnya".
" Ohhh..apa mereka sudah menikah?".
"Belum..dia masih ingin fokus dengan karirnya".
" Apa kau ingin keluar". Ucap Jin mengganti topik secara sepihak.
"Kemana?".
" Entahlah mungkin ke supermarket membeli bahan makanan untuk eonnimu itu."
"Emm..baiklah kajja!". 

Pusat perbelanjaan di seoul.
Selama di sana kami hanya memilih beberapa bahan makanan seperlunya dan juga beberapa stok untuk di kulkas.
Dengan sabar Jin menggandengku karena langkahku yang lambat akibat perbuatannya tadi malam.
Setelah semua yang kami butuhkan sudah lengkap,,Jin pun menuju kasir yang kebetulan sedang sepi.

Aku hanya mengikuti di sampingnya.
" Hanya ini saja tuan". Tanya kasir itu dengan genit menatap suamiku. Lama-lama kasir itu modus dengan membantu suamiku mengeluarkan belanjaan dari troli.
Melihat peristiwa itu hatiku berkecamuk.
"Ekheemm.. Biar aku saja yang membayar kau mundurlah" ucapku seraya menarik tangan Jin yang hampir bersentuhan dengan kasir itu.

Jin pov.
"Tidak usah chagiya biar ak__". Belum kuselesaikan ucapnku dia sudah menarikku ke belakangnya dan membuat kasir itupun sedikit canggung dan takut.

Kau lucu sekali jika sedang cemburu chagi..aku tak menyangka kau sangat mencintaiku hingga seperti ini.
Teruslah seperti ini chagiya..
Saranghaeyo..jeongmal saranghaeyo..
Jin pov end.

" Semua 38.000won."ucap kasir itu.
"Oppa mana uangnya..oppa....OPPAAA!!"
"Ahh..ndee..wae?".
" Mana uangnya..apa kau sedang melamun eoh?".
"Ahh tidak..emm..berapa semua itu?."
"38.000won tuan". Lagi kasir itu menggoda suamiku,jika bukan karena suamiku yang menahan emosiku mungkin sudah kuhisap darahnya hingga tubuhnya kering dan pucat.

-SKIP-

" Ku kenapa chagi? Apa kau masih cemburu hah?".
"Tidak!!". Jawabku cuek dan memalingkan muka.
" Apa kau tidak percaya pada kesetiaan suamimu ini hah?". Ucapnya menggoda ku dengan mencolek pipi chubbyku.
Aku terus mendiamkannya hingga kami sampai di parkiran apartemen.Saat Jin telah memarkirkan mobilnya aku segera keluar dan berjalan mendahuluinya tanpa kuhiraukan suamiku yang sedari tadi memanggilku.

Kitchen
"Chagi,,sampai kapan kau marah padaku eoh?, bahkan kau sedari tadi tak bicara apapun padaku. Ayolah dia kan hanya kasir yang ingin membantuku tadi,kau tau kan hanya ada kau dalam hidupku". Aku tak menggubris ucapannya barusan karena rasa cemburu ini sangatlah dalam untukku.

Aku tetap fokus memotong sayuran,,hingga kini sepasang tangan kekar melingkar di pinggang rampingku dan dagu tirus yang bertumpu di bahu kananku.
" Ayolah sayang apa kau tak sayang pada nampyeonmu ini". Jin berkata dengan aegyonya. Ya Jin berhasil menembus titik amarahnya,ia tau kelemahanku adalah aegyonya. Aku pun berbalik dan tersenyum padanya.
"Baiklah oppa aku takkan marah lagi,tapi janji kau tak akan seperti tadi lagi ya arraseo!".
" Aniyo" jawabnya dengan menggeleng seperti anak kecil.
"Waeyo?apa kau mulai tertarik dengan wanita lain hah!". Ucapku menginterogasi lalu mempoutkan bibirku.
" Bukan..maksudku aku janji tak akan seperti itu lagi sayang". Ucap Jin mencubit hidungku gemas. Karena aku merasa malu aku hanya menyembunyikan wajahku di dada lebarnya.

"Chagi".
Aku mendongak.
" Kau harus memberiku kiss!".
"Mwo!! Waeyo?".
" Itu hukuman untukmu!"
"Kesalahan apa yang ku lakukan padamu eoh?".
" Kau tadi mengacuhkanku,kau tau kan aku benci jika di acuhkan".
"Kalau aku tak mau kau mau apa hah?" jawabku menantang.
"Aku akan membuatmu menyesal dengan perkataanmu!". Jawabnya dingin.
" Hehh..apa yang mau kau per___" lagi kini Jin menciumku tanpa persetujuan.

Ting tong
"Huh kemana mereka kenapa tak ada yang membuka sih" ucap wanita bertubuh ideal yang tak lain adalah Yuri sepupu Hana.
Tanpa sengaja ia menyentuh kenop pintu itu,dan terbuka. Karena merasa sudah terbiasa dengan apartemen sepupunya itu ia pun melangkahkan kakinya masuk.

Mata bulatnya menjelajah ke seisi rumahnya berharap ada yang dapat ia temui namun nihil,tak ada seorangpun hingga matanya berhenti menatap dapur. Dengan segera ia menuju dapur.

Namun sungguh Yuri terkejut dengan apa yang dilihatnya.
"Yaakkk!! Jadi ini yang membuat kalian tak membukakan pintu untukku hah!!" ucapnya lalu menutup mata.

Gomawo buat kalian yang udah mau menyempatkan sepasang mata kalian buat baca cerita ini..🇰🇷😊

-Kimcho.

Kim Seokjin:My marriage story(complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang