25.My Fate

1.5K 88 3
                                    



Angin malam menemani seorang namja yang tengah menyesap lemon tea nya.
Pandangannya kosong,menyiratkan-kesedihan-

"Booo!" Bang Shi Hyuk mengejutkann Jin dari belakang.
"Aaa!! Kamchagiya!! Aishh, hyung!". Kaget Jin sekaligus marahnya.

"Kau kenapa hah? Kenapa tak bergabung dengan yang lain dan memilih sendiri?". Tanya Shi Hyuk.
"Ani hyung, nal gwenchanha. Aku hanya ingin sendiri,dan__--" Jin menggantung kalimatnya.

"Dan..." Shi Hyuk menuntut jawaban dari Jin.

"A-aku merindukan anaeku hyung!". Jawab Jin lalu memeluk dan menyandarkan kepala di dada bidang Shi Hyuk.
(Ughhh rasanya gimana gitu kalo Bromance??!!)

Shi Hyuk yang mendengar jawaban dari Jin langsung menepuk jidatnya.
"Aishh!! Hanya itu, huh!! Menyesal aku bertanya?!" Shi Hyuk kecewa.

"Yakk!! Hyung jika kau tak mau mendengarku ya sudah sana pergilah!" usir Jin sembari menepuk-nepuk bahu Shi Hyuk manja. (Berasa banci deh)

"Eheh.. Mian mian. Aku hanya bercanda! Lagipula kau kan bisa menelfonnya atau video call?". Shi Hyuk.
"Pasti dia tak akan mengangkatnya!". Balas Jin malas.
"Wae?!"
Jin hanya menghel nafas.

Flasback on.
Sepulangnya aku dari Fansite...

Rasanya tubuhku seperti kepiting rebus -panas dan merah di sekujur tubuh-

Kulangkahkan kakiku gontai memasuki rumah, tentunya dengan sisa tenaga yang ada.
Kubuka pintu utama itu,berharap orang yang kumaksud terlihat dan aku langsung bergelayut manja padanya.

Namun pemandangan yang tak sedap langsung kusaksikan di depan mataku sendiri.

Hana..

Dia..

Tengah bercanda dengan seorang namja, ya hanya mereka berdua!
Pikiran buruk langsung menghinggap di otakku.

Bahkan saking asiknya mereka bercanda, Hana tidak menyadari kehadiranku jika aku tidak
-berdehem-

"Ekhemmm!".
Lalu kedua sosok manusia tadi menengok ke arahku dengan raut -terkejut-
"Eoh! Oppa. Kau sudah pulang, maaf aku tak tau!".

" tentu saja kau tak tau karena kau lebih memilih meladeni namja itu!". Batinku.

Aku hanya diam tak menjawab pertanyaannya.
Lalu namja tadi beranjak dari duduknya dan berpamitan pada Hana juga padaku, namun tak ku rewes pamitnya karena aku tengah menahan amarah.

Setelah namja tadi benar-benar sudah keluar aku langsung menarik Hana sedikit kasar hingga membuatnya mengerang dan memberontak.

"Yakk!! Oppa kau kenapa hah?".
Aku tak meresponnya,dan terus melangkahkan kakiku menuju kamar.
Aku marah? Tentu! Bagaimana tidak? Jika diri kita pulang dalam keadaan lelah, lalu menyaksikan istri sendiri yang tertawa bersama namja lain dan bukannya melihat ke arah suaminya?

Sesampainya di kamar aku langsung mendorong Hana agak kasar, dan kututup pintunya.

"Oppa,wae? Kenapa kau?". Tanya Hana heran setelah kudorong dia.
"Nugu?" tanyaku datar.
"Hah?".
"Siapa namja tadi!". Tanyaku memuncak.
"D-dia hanya temanku! Dia hanya--".
"Apa teman harus sedekat itu hingga kalian harus menutup pintu dan tak memperhatikan suamimu??!!". Ucapku menekan di kata 'suami'.

"Apa maksudmu,dia memang benar temanku! Dia hanya menawariku untuk photoshoot itu saja!".
"Apa kau menuduhku bermain api di belakangmu hah?!". Lanjut Hana.

Kim Seokjin:My marriage story(complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang