-Tujuh Belas-

6.2K 361 23
                                    

Rebecca dan Syilla menatap dengan sangat serius layar laptop. Tangan Syilla sibuk menscroll down dan scroll up toko buku online. "Ini aja, Syill. Seru tau."

"Emang Kakak pernah baca?"

"Ya 'kan ada blubrnya sayang. Itu udah bagus 'kok."

Syilla menggaruk-garuk dagunya yang tidak gatal sambil mempertimbangkan novel pilihan Rebecca. "Eh, tapi yang ini bagus loh 'Kak."

"Leon ngajarin apa sih? Baru kelas delapan udah baca romance?"

"Ih romance itu masih biasa 'Kak. Temen-temenku itu pada baca yang genre chicklit tau. Kakak harusnya tahu dong kalau chicklit itu lebih parah dari romance?"

Rebecca menganggukkan kepalanya sambil memiringkan bibir bawahnya. "Ya udah. Tapi beli satu aja. Jangan banyak-banyak, belum cukup sama umur."

"Siap."

Rebecca mengambil handphonenya dan melirik jam di sana. Waktu telah menunjukkan pukul lima dan ia harus segera pulang ke rumah sekarang. "Syill, Kakak pulang dulu ya."

"Oh, oke Kak. Makasih ya udah temenin aku. Jangan kapok loh," katanya sambil menatap lekat Rebecca seolah-olah memintanya untuk kembali lagi. "Kak, Kak Becca mau pulang. Anterin dulu sana!" teriak Syilla.

"Eh enggak usah. Kakak udah pesan ojek online. Kayaknya Leon lagi di kamar mandi tuh. Kakak duluan, ya."

Rebecca : Bro gue cabut duluan ya

Leon : Sip. Btw sorry gak bisa nganter lagi setor besar-besaran nih

Setelah Rebecca menghilang dari tempat barulah Syilla membersihkan barang-barangnya itu. Tak lama Leon keluar dengan rambut yang basah dan handuk kecil yang tersampir di lehernya.

"Kak."

"Hm."

"Kak Becca baik ya. Udah cantik, pinter, ramah pula."

"So?"

"Enggak bisa dijadiin pacar gitu?"

Leon membelakkan matanya tak percaya apa yang adik kandungnya ini katakan. "Apaan? Wah lo kalo minta sesuatu jangan aneh-aneh."

"Ya elah serius ini. Dia cantik 'kan?"

"Cantik sih, tapi-"

"Tapi apalagi sih?"

"Enggak semua hubungan itu ngeliat pasangan dari fisiknya. Cantik itu relatif dan bisa berubah kapan aja."

"Enggak Cuma cantik, dia juga pintar, baik, ramah, enggak sombong."

Leon terdiam sejenak memikirkan kembali perkataannya itu. Becca itu suka dugem.

"Ayo lah, Kak."

"Nanti gue pikirin dulu."

•••

David Gibson : Udah balik belom lo?

David Gibson : Mau gue jemput enggak?

David Gibson : Jangan kelupaan makan nanti lo mampus

Rebecca : Bacot njir

David terkekeh pelan di kamarnya setelah Rebecca membalas pesannya. Sangat asyik rupanya ribut dengan seorang Rebecca apalagi membuatnya kesal. David duduk di meja belajarnya membuka laptop dan menonton serial drama korea yang waktu itu belum sempat ia lanjutkan.

Handphonenya berdering menandakan pesan masuk. Ia kira itu dari Rebecca namun prediksinya sangat melenceng.

Leon : Dav

ShiverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang