9 - Between Love and Hate

31.1K 982 17
                                    

Halooooooooo, I'm comiiingggg :D

Maaf menunggu lama. Maaf juga kalau part ini banyak typo, author ga sempat edit. Ditunggu vomment nya. Kalau enggak banyak author nggak bakalan update!

 Gambar di sebelah Michael Shane. :)

Happy Reading! ^^

 

================================================

Miley memasuki rumah tanpa menyapa ayah dan ibunya yang tengah bercanda di ruang keluarga. Ia tidak dalam keadaan cukup baik untuk melakukan hal tidak berguna itu. Lagipula ia merasa tidak sudi melakukannya. Ia menerobos masuk, menaiki tangga secepat yang ia bisa dan membanting pintu kamarnya.

"Apa yang terjadi padanya?" Tanya Nicholas pada istrinya, Lanny.

"Aku tidak tahu," gumam Lanny tidak peduli.

Nicholas hanya angkat bahu dan kembali pada leluconnya yang tertunda.

*

Miley menangis tersedu. Apa yang sudah ia lakukan? Ia bilang apa tadi? Putus? Benarkah? Ia nyaris tidak percaya pada apa yang telah dikatakannya pada Joshua tadi. Ia benar-benar tidak ingin berpisah. Tapi apa yang bisa ia lakukan? Bertahan? Bertahan pada harapan kosong yang memabukkan? Oh, tidak. Ia tidak akan terperangkap oleh permainan busuk Joshua.

Tetapi benarkah ia sanggup? Benarkah ia bisa menjalani harinya tanpa Joshua? Tanpa perhatiannya? Tanpa kasih sayangnya yang ternyata hanya....bualan semata?

Miley tidak dapat menahan air matanya lagi. Ia memeluk tubuhnya yang diguyur dibawah shower.

Setelah menghabiskan waktu berjam-jam di dalam kamar mandi, Miley memutuskan untuk keluar. Ia merasa tubuhnya beku seperti bongkahan es. Ia memaksa kakinya berjalan ke lemari pakaian dan mengganti bajunya.

Setelah itu ia berbaring. Memandang langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong.

Akankah ia sanggup melewati hari-hari yang sudah menunggunya? Setelah apa yang terjadi selama ini dengan Joshua? Astaga, ia merasa ia bisa gila. Virus apa yang sudah ditularkan Joshua padanya hingga ia tidak sanggup tanpa lelaki jalang itu?

Miley mengerjap ketika ponselnya berdering.

Ia meraihnya dengan tangan bergetar, "Halo?" Sahutnya pendek.

"Mimo?"

Jantungnya seakan berhenti berdetak ketika suara lembut itu memanggil namanya. Tepatnya nama buatan lelaki itu sendiri.

"Ka-kau..." Miley memaksakan suaranya untuk keluar walau terdengar tercekat.

"Maafkan aku..." Miley mendengar suara Joshua tulus dan benar-benar menyesal. "Kau benar, Mimo. Benar bahwa aku adalah lelaki brengsek."

Miley tidak berkata, ia memilih mendengarkan.

Joshua melanjutkan, "Dulu hidupku benar-benar kacau. Aku menganggap wanita seperti makanan. Jika makanan itu basi maka tinggal dibuang," katanya dengan nada murung. "Aku tidak pernah benar-benar menyukai perempuan manapun. Mereka mengejarku. Memberiku segalanya, bahkan tubuh mereka. Tapi aku tidak pernah benar-benar tersiksa karena rindu atau semacamnya. Tapi itu semua tidak berlaku padamu. Kau berbeda, Mimo," tuturnya mengakhiri kalimatnya.

Miley tidak tahu harus berbuat apa. Ia ingin bicara tapi ia belum menemukan suaranya.

"Maafkan aku, Mimo..." Lirih Joshua.

Miley mengelap pipinya yang menghangat. Ia ingin Joshua kembali, tapi sekeping hatinya menentang keras. Ia harus memilih, antara hati yang menolak atau menerima.

Sweet Trap and RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang