13 - Without You

24.7K 1K 8
                                    

Saya dataaang :D

Ada yang kangen Miley - Joshua gak? Gak ada ya? Gpp deh. :p

Oh ya, aku makasi banget buat readers yg udah sering votes dan comments cerita ini. Its mean a lot tau gak :')

Dan makasi juga buat kalian yg udah masukin cerita ini ke reading list kalian. Thank you so muuchhhh.

Untuk part berikutnya author minta 60 votes, boleh? Ya mau gak mau, author tetap bakalan update kalo votesnya segitu. *jahat bener*

Oh, aku masih nunggu para silent readers nunjukin jati dirinya *plaak*

Okedeh, makasih skali lagi. Love you all :*

Happy Reading! ^^

===================================================================

Miley POV

Aku berjalan di koridor kampus dengan tergesa-gesa. Baru saja Ron menghubungiku kalau ia melihat Naomi di kios laundry-nya. Aku harus mengejarnya sebelum ia pergi lagi entah kemana.

BRAAAK!

Oh ayolah, ini sudah seperti adegan sinetron-sinetron saja.

Aku membereskan buku-bukuku yang berserakan di koridor. Dan orang itu ikut berjongkok merapikan bukuku.

"Maaf...," katanya.

Suaranya tidak asing. Aku mendongak dan bertemu pandang dengan sepasang mata hazelnya. Aku mengernyitkan dahiku dalam, mencoba mengingat orang ini. Siapa ya?

"Tidak apa," balasku sambil tersenyum sekilas lalu pergi dari hadapannya.

Mungkin aku pernah bertemu dengannya di suatu tempat. Sudahlah. Tidak penting.

"Miley?"

Aku menghentikan langkahku lalu membalikkan badan. Lelaki itu memanggilku?

"Kau memanggilku?"

Ia tersenyum manis dan tiba-tiba saja aku didekapnya. Hei! Apa-apaan dia?!

"Ap—"

"Aku merindukanmu, tahu," ucapnya menyelaku. Ia melepas pelukannya, kemudian memegang kedua bahuku dan menatap mataku.

Aku yang cukup terkejut hanya diam seperti orang bodoh. Bagaimana tidak? Tiba-tiba saja ada orang asing yang memelukmu, bagaimana perasaanmu?

"Hei, kenapa diam? Kau tidak mengenaliku lagi, uh?" Tanyanya jengkel. Dia mengenalku?

"Kau mengenalku?"

"Astaga! Jadi kau tidak mengenalku hah?" Marahnya padaku.

Ayo Miley, ingat-ingat siapa dia.. Haduh, ingatanku benar-benar payah.

"Maaf—"

Ia menjauhkan tangannya dariku dan berkacak pinggang. Memandangiku dengan tatapan tidak percaya.

"Kau benar-benar..." Ia mencebik kesal. "Ini aku Miguel Wright. Kau masih tidak ingat uh?"

Miguel...Wright? Wright? Wright!

Astaga!

Aku membulatkan mataku setelah mengenali lelaki tampan di hadapanku ini.

Aku menghambur ke dalam pelukannya sambil bercicit minta maaf. "Maaf," kataku.

"Ternyata sudah ingat," kata Miguel.

"Kau berubah 180 derajat! Wajar saja aku tidak mengenalimu," protesku padanya. Kulihat ia tersenyum bangga.

Sweet Trap and RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang