7

188 21 20
                                    


Cewek SMA itu wajar kalau sedang menikmati masa muda. Seperti cari koleksi 'pacar' atau koleksi tas. Beberapa suka ikut acara-acara kecantikan. Ada yang ingin jadi Idol, ada juga yang ingin jadi wanita karir. Hal itu lah yang sedang asik di perbincangkan anak satu kelas. Kecuali aku, ya karena aku belum tahu mau jadi apa esok nanti.

"Pagi Yoowon, sudah buat PR matematika?" Haesoo datang dan duduk di kursi sebelahku yang pemiliknya belum datang.

"Iya--

"Pinjem" sudah kuduga. Kupikir sekolah di Kota muridnya akan penuh dengan anak rajin. Tapi tak apa, aku sudah biasa. Dari SMA yang dulu, aku selalu mendapat nilai bagus bukan karena aku genius, aku hanya rajin.

Dia mengambil bukuku dan duduk di bangku sebelahku. Lalu Yugyeom datang, membuat Haesoo berdiri dan duduk di bangkunya sendiri, dan duduk sekaan mengambil alih kursi nya lagi.

"Pagi Yugyeom-ssi," sapaku dan tersenyum padanya. Yugyeom juga membalas sapaku dan tersenyum balik kearahku.

Di tengah pelajaran aku tak sengaja melihat Pak Jinyoung lewat di depan kelas. Refleks mataku mengikuti kearahnya. Sekilas aku dengan jelas melihatnya berjalan santai sambil membawa tumpukan kertas. Senyumku mengembang karena dia masuk kedalam kelas dan mendatangi Miss Jung, guru biologi, dan dia dengan santai menampilkan senyum menawan nya.

"Maaf anak-anak harus mengganggu di tengah pelajaran" murid lainnya dengan enaknya menjawab 'nggak papa Pak' Pak Jinyoung hanya terus memberikan senyum manis itu di depan kelas. Bisa tidak, ngga usah tebar pesona?

"Seperti tahun sebelumnya, bulan depan akan diadakan Festival Kebudayaan untuk memeriahkan ulang tahun sekolah. Bapak serahkan kepada kalian semua tentang konsep dan perwakilan kelas. Sebagai wali kelas saya hanya bisa membantu semampu saya" jelasnya

"Pak, lebih baik ditentukan siapa perwakilan kelasnya. Tahun lalu di kelas saya jadi tidak bisa kondusif jika semua di serahkan pada kami" Kang Woojin, ketua kelas.

"Oh, kalau begitu semua setuju?" Murid murid serentak menjawab setuju. Kemudian dia mengedarkan pandanganya, dia akhirnya terhenti dan kembali melihat daftar nama yang berada di tumpukan paling atas.

"Baiklah, supaya adil. Hm, hari ini tanggal berapa?"

"23 Pak" kemudian dia kembali melihat kertas presensi yang ada di tanganya

"Sung Haesoo. Kau pilih satu orang untuk menemanimu jadi perwakilan kelas" Kami semua menoleh kearah Haesoo untuk memilih orang selanjutnya.

"Ji Aeri" sudah pasti mereka akan mengorbarkan orang yang didekatnya. Kemudian dia Aeri akan memilih satu orang lagi. Kumohon jangan aku

"Kim Yugyeom" Aeri dengan lantang menyebut namanya. Pria berambut jamur ini kaget karena dia sudah ditunjuk.

"Baiklah Yugyeom, pilih orang terakhir" Pak Jinyoung menyuruhnya melanjukan lotre ini. Dia sudah siap dengan ballpoint di tanganya, untuk menandai kertas presensi itu.

Senyum Yugyeom diarahkan kepadaku, terdengar lirih dia mengucapkan maaf. Sebelum aku bisa protes dia sudah menyebut namaku.

"Cho Yoowon, Yoowon-ssi"

----

Setelah pemilihan perwakilan kelas, agenda selanjutnya pada lusa, yaitu technical meeting untuk membahas Festival Kebudayaan. Di pertemuan nanti, kata Haesoo, kita akan menentukan tema apa yang akan kita tampilkan di hari ulang tahun sekolah itu. Sebagai perwakilan kelas kita harus mengumpulkan seluruh aspirasi murid satu kelas dan mengusulkannya nanti sebagai tema. Intinya, kami berempat ibarat ketua pelakasana mini di kelas.

Banyak anak anak mengusulkan tema Rumah hantu karena Halloween makin dekat. Tapi, beberapa bilang tidak setuju karena pasti monoton. Kami akhirnya memutuskan untuk membuat semacam Stan Ramalan bernuansa mistik. Oh ya, di Festival Kebudayaan ini kami boleh membuat stan makanan, stan foto, atau apapun dan Festival ini dibuka untuk umum. Tujuan dari acara ini untuk menarik minat warga sekitar dengan sekolah elit ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lonely Rises // p.jyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang