6

176 22 43
                                    


Hey, jadi sama seperti Sweet Attraction, di dalam buku ini ada gamesnya, yaitu cari lirik lagu atau judul lagu GOT7 yang tersembunyi lalu komen disitu .

Pemenangnya mendapat drabbles special dari saya, di buku aku (GOT7 Drabbles).

Jadi yuk komen, komen.

----

Hari ini sekolah berjalan dengan lancar. Aku sudah tidak diperbincangkan lagi. Kudengar alasan kenapa aku menjadi bahan perbincangan karena, mereka membuat cerita aneh yaitu aku seorang psikopat yang menyiksa Yugyeom beberapa hari yang lalu. Mereka mengira aku yang membuatnya mimisan dan meninggalkan dia di lorong. Ah, ada-ada saja. Berita itu hilang seakan menguap.

Istirahat datang dan semua murid berhamburan keluar. Haesoo dan Aeri kini mengajakku ke kantin. Tapi, aku menolak karena aku ingin makan bekal di dalam kelas. Bekal ku kali ini aku yang memasak sendiri. Akhirnya aku bisa makan. Lapar

"Cho Yoowon-ssi!" Panggil seseorang, aku menoleh melihat Jisoo. Namanya Kim Jisoo gadis populer dan cantik di sekolah ini. Aku mendapat informasi dari Haesoo, gadis yang 'memikili database' paling lengkap satu sekolah, mengatakan kalau Jisoo adalah 'putri salju' dari angkatan kelas 3.

Iya, dia baik dan cantik, wajar saja gelar putri cocok untuknya.

"Iya, ada apa?" Dia menarik kursi di depan bangku-ku dan memutarnya.

"Aku melihatmu makan sendiri di kelas, jadi aku ingin makan denganmu. Awalnya aku ingin makan di taman. Tapi, tidak enak kalau makan sendiri 'kan?" Jelasnya. Aku mengangguk menyutujui omongannya.

Dia memperlihatkan kotak bekal berwarna pink dengan sedikit ungu yang senada dengan aksesoris rambutnya. Lucunya.

"Selamat makan!" Ucap kami bersamaan.

"Won-won, selamat siang" Pak sialan datang. Baru saja aku mau menyuap sesendok ke mulutku. Dia datang dengan senyum menyebalkannya.

"Pak Jinyoung..." Jisoo menaruh sumpitnya menatap lekat Pak Jinyoung.

"Oh, ada Kim Jisoo-ssi, selamat siang" dia juga tersenyum manis pada Jisoo.

"Ada apa pak?" Ucapku cepat. Pak Jinyoung malah masih bercengkrama dengan Jisoo. Katanya mau mencariku? Malah aku yang jadi kacang.

"Eh, iya ... Sampai lupa. Sudah dikirim 'paket' bapak?"

Paket? Oh, sial ice cream!

Ah, aku lupa itu ice cream buat tante Min. Kemarin malam aku kalab dan menghabiskan semua ice cream. Lagipula, tante Min tidak mau. Katanya, dia mau menjaga badan. Yasudah, karena ice cream yang dibelikan Pak Jinyoung itu ukuran besar dan mahal, aku jadi lupa. Ah, enak sih.

"Yoowon-ssi, aku ingin membeli air minum dulu" Jisoo berdiri.

"Loh, minum punyaku saja daripada capek-capek ke kantin" aku menyodorkan air minum milikku. Dia menggeleng dan tersenyum.

"Tidak terimakasih, aku permisi. Nanti aku kembali" kemudian dia pergi meninggalkan Pak Jinyoung dan aku. Jisoo kenapa kau meninggalkan aku ke Pak ini sih?

"Jadi, won-won... Apa titipanku tersampaikan?"

Wajahku pasti merah karena aku ketahuan belum menyampaikan. Salah sendiri, ice cream yang dibelikan untukku kecil dan murah. Untuk tante Min yang enak dan mahal.

"Hehehe, mencair Pak di tengah jalan"

"Padahal cuma beberapa langkah dari rumah Nona Minji loh. Ah, .. yasudah tidak apa-apa" Pak Jinyoung menampilkan wajah yang sedih. Duh, aku jadi merasa bersalah. Wajah sedihnya tidak bisa di tutupi. Mungkin karena dia gengsi jadi, dia malah tersenyum.

Lonely Rises // p.jyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang