2

231 32 23
                                    


"Maafkan tante, kemarin di butik tempat tante kerja ramai orang. Yoowon-ah, maaf ya" kepalaku masih pening. Sejak aku bangun tante Min masih saja membahas masalah tadi. Ya, sebagian salah tante Min. Tapi bagian terbesarnya salah pria menyebalkan tadi.

"Tante, aku masih sakit. Badanku pegal tante. Udah ah, aku mau istirahat" aku kembali membaringkan tubuhku ke kasur. Tante Min kemudian bangkit dan beranjak keluar kamar.

"Panggil tante kalau ada apa-apa" Dia lalu menutup pintu. Sesaaat setelah aku memejamkan mata. Pintu kembali terbuka

"Oh, ini susu dan yogurt. Dari Park Jinyoung-ssi, tetangga" ucapnya sambil menaruhnya di atas nakas.

Oh, si pria menyebalkan ternyata ingin menyogok. Butuh satu pack susu dan yogurt bila ingin minta maaf dariku. Tapi, lumayan. Tak terasa aku sudah menghabiskan susu dan yogurt tadi.

---

"Yoowon-ah, sekolahmu akan dimulai minggu depan" tante Min memulai pembicaraan menaruh sup di tengah meja. "Kau sudah baikan?", lanjutnya.

Aku hanya mengangguk tanda setuju. Kami makan malam dengan tenang. Sampai akhirnya tante Min mulai merusak ketenangan.

"Jadi, bagaiman kau bisa pulang digendong oleh Park Jinyoung-ssi?"

Mendengar namanya saja aku sudah kesal. Tunggu. Digendong?

"Aku pulang digendong olehnya? Wah, untung saja aku masih 'utuh', dan dari mana coba dia tahu kalau aku akan tinggal disini? Tante jangan dekat-dekat dengan dia. Pasti dia kriminal" berani-beraninya pria itu. Nafsu makanku sudah hilang.

"Yoowon, masih untung kau diantar pulang. Tadi katanya dia membuka handphonemu dan melihat last-call mu siapa. Ternyata itu nomorku, untung saja kau menyimpan alamatku disitu" jawabnya kemudian meyeruput kuah sup yang dibuatnya.

Sejak kapan aku menyimpan alamat tante Min? Ah, sial. Kalau tau begini aku bisa pulang sendiri. Ah, pasti Eomma.

"Terserah ah, pokoknya tante gak usah dekat-dekat dia pria menyebalkan seperti siapa.. Jinyoung apalah itu" ucapku masih kesal. Mengingat bagaimana dia dengan kasar menyingkirkan koperku dan memaksaku untuk lari. Ah, dan kaleng susuku ketinggalan, walau diganti tapi tetap saja aku masih kesal.

"Kau kenapa sih? Ah tidak mungkin ah Park Jinyoung-ssi bukan orang jahat" jawabnya santai

"Dari mana tante tau? Memang dia kerja apa? Terlihat pengangguran" tanyaku ketus. Dia terlihat tertawa mendengar ucapanku

"Sebenarnya tante juga tidak mau dia kerja apa, sudahlah makan yang kenyang. Kau harus sehat supaya bisa sekolah minggu depan" ujarnya menaruh potongan daging keatas nasiku.

Oh, masih harus sekolah ya?

---

Hari ini pertama sekolah di sekolah baru. Aku masuk pas saat tahun ajaran baru. Setidaknya, adaptasiku tidak berat. Aku pasrahkan urusan pelajaran kelas 3 nanti pada pengajar disini. Urusan cari teman, pasti ada jalan.

Seragamku sudah sama dengan murid disini. Hanya saja masih ada saja yang membicarakanku. Wajar, wajahku memang asing. Apalagi aku sudah diberi bagde kelas 3.

Melihat murid-murid disini aku terheran-heran. Semua gadis terlihat sudah mahir menggunakan make-up. Murid laki-lakinya juga terlihat keren. Rasanya minder. Lihat saja diriku. Polos.

Jujur saja aku bingung harus kemana. Semua orang terlihat sibuk. Dimana kantor BK berada?

"Hey, kau murid baru ya?" Seorang gadis manis menyapaku. Jika aku kira gadis seperti boneka tidak ada, maka aku salah. Dia sangat imut dan cantik. Matanya lebar dan bibirnya merah. Wajahnya terlihat licin dan rambutnya tertata manis dengan aksesoris diatasnya. Menurutku dia tak kalah dengan Idol.

"Iya, aku Cho Yoowon. Senang bertemu denganmu" dia terlihat tersenyum melihatku. Wah dia sangat cantik

"Panggil aku Jisoo saja. Mau kuantar ke ruang BK? Kau pasti mau kesana 'kan?" Dia terlihat baik. Mungkin dia bisa jadi teman pertamaku.

"Boleh. Sebenarnya aku tetolong" Jisoo hanya terkekeh dan mengantarku menuju ruang BK.

---

Jisoo kembali ke kelasnya. Sayang sekali dia tidak sekelas denganku. Jisoo ternyata kelas 3 sama sepertiku, kelas 3-4. Sekarang aku sudah diberi kunci loker. Tinggal mencari kelas 3-2 letaknya, setelah itu aku bisa segera menyelesaikan hari pertama dan pulang. Ah, aku ingin pulang.

Masih ada 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Aku ingin susu rasa pisang. Kulihat disana ada vending machine. Segera aku melangkah ke sana dan membeli susu.

Susu rasa pisang memang nikmat. Apalagi dingin. Wah surga. Aku kembali berjalan menuju kelasku sambil minum susu. Walau aku tak tahu pasti mana letak kelasku, setidaknya aku mencoba mencari.

Saat aku belok kanan. Aku menabrak sesuatu menyebabkan barangku jatuh. Susu rasa pisangku. Sial, siapa yang menabrakku?

"Ah, aku minta maaf" suaranya terdengar pernah aku dengar. Saat aku mendongak. Yang benar saja

"Kau pria yang menyebalkan waktu itu!" Umpatku melihatnya yang langsung mundur satu langkah kebelakang. Apa yang dilakukan pria aneh itu disini?

"Sungguh aku minta maaf. Oh, kau murid baru ya? Namamu siapa?" Tanyanya mengubah ekspresi wajahnya menjadi lebih manis dan lembut. Sungguh aku ingin muntah

"Apa pedulimu kalau aku murid baru. Ah, susu rasa pisangku terbuang dengan percuma" aku melihat kotak susu itu jatuh dan isinya sedikit keluar. Aku beli itu pake uang, bukan daun. Ah menyebalkan.

"Cho Yoowon" dia menyebut namaku. Darimana dia bisa tahu namaku? Apa dia penguntit?

"Yah, dari mana kau tahu namaku?" Aku makin kesal berurusan dengan pria ini.

"Ayo kelas mau dimulai. Karena hari ini hari pertamamu di sekolah ini, tak akan aku beri hukuman" ujarnya berjalan menjauhiku. Dia membawa beberapa buku dan kertas di atasnya.

"Maksudmu?"

"Won-won, aku wali kelasmu. Kau beruntung bertemu denganku" dia menoleh kearahku dan tersenyum.

Dia wali kelasku? Dan nama macam apa Won-won? Ah, aku tidak beruntung. Aku tetimpa sial.

-----

Kasih vote dan komen karena itu membuatku semangat nulis.

Mau lanjut atau, udah?

Lonely Rises // p.jyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang