"Hoamm,," aku terbangun dari tidurku yang tiba-tiba sudah berada di atas ranjangku. aku tak begitu memikirkannya.
Lantas aku mendengar keramaian di luar kamar yang sedang antri untuk mandi. Aku masih tidak percaya aku telah tinggal di asrama.
"hai? Namaku Nita. Siapa namamu?" ucap Nita yang tiba-tiba berjalan ke depanku.
"Nita? Wah namamu sama dengan nama temanku di SD, namaku Liana. Salam kenal" aku tersenyum lebar.
Aku berharap Nita yang satu ini tidak sama sifatnya dengan Nita yang suka mengatakan aku ini aneh. Ya semoga saja, pikirku.
Aku berjalan menelusuri asrama ini, aku belum begitu hafal ruangan-ruangan di asrama. Lagipula aku belum masuk kelas. Pengumumannya 2 hari setelah hari masuk asrama baru diadakan belajar mengajar.
Yes!, dua hari ini aku bebas pikirku, sambil berjalan kembali menuju kamar asrama. Saat tiba di kamar semua anak berkerumun di kasur yang besar. Karena aku penasaran, aku ikut bergabung dengan mereka.
Aku mendengar sepertinya mereka sedang membicarakan kisah-kisah misteri yang ada di asrama ini. Aku penasaran apakah mereka menceritakan kisah anak gantung diri yang menemuiku tadi malam atau tidak.
Ternyata benar, mereka menceritakan kisah hidup anak itu. Bahkan, ada yang berbohong untuk menambah kisah anak itu menjadi lebih menyeramkan. Semua anak ketakutan gara-gara mendengar cerita itu. Aku hanya tersenyum mendengarnya.
"Hei, kenapa kamu tersenyum? Sedangkan yang lain ketakutan." Ucap Nita secara tiba-tiba.
"Aku menemuinya tadi malam" jawabku datar.
"Apa? bagaimana bisa?" ucap Nita terkejut.
"Astaga, kenapa aku bisa mengatakan itu? Bagaimana kalau Nita tahu aku mempunyai kemampuan ini?" Pikirku panik."Kenapa kamu terdiam? Apa kamu bisa melihat mereka?" Tanya Nita.
Aku langsung menarik Nita untuk keluar kamar, dan membawanya ke tempat yang sepi. "Tolong rahasiakan ini, aku tidak mau semua orang tahu" ucapku lirih.
"Jadi, benar?"
Aku hanya menganggukan kepalaku. "Apa kamu akan menjauhiku?" tanyaku."Tidak, aku menerima kekurangan dan kelebihan teman-temanku. Lagi pula aku mau menjadi sahabatmu." Ucap Nita.
"Terima kasih Nita" ucapku. Kami pun berpelukan.Aku sangat senang mempunyai sahabat yang mau menerimaku. Di sini, aku bisa mendapatkannya. Nita adalah sahabat manusia pertamaku, sejak saat itu aku bisa berbagi cerita dengannya.
Bercerita tentang sahabatku Renata dan Aulia, dan keseharian kita sewaktu kecil. Tapi sayang Nita tidak bisa bertemu dan berkenalan dengan mereka.
Malam hari.
Aku terbangun dari tidurku. Bangun tengah malam adalah kebiasaanku dari kecil. "huft masih jam 23.00 aku sepertinya tidak bisa tidur lagi, mungkin lebih baik aku menelusuri asrama ini" aku berniat untuk keluar asrama.
Barangkali, aku bisa menemukan seseorang yang tidak kasat mata untuk di ajak bicara.
Hembusan angin malam menerpa mukaku, rambutku bergerak ke kanan dan kekiri. Malam ini begitu dingin, sebaiknya aku kembali ke kamar asrama untuk mengambil jaket.
Kriek... pintu asrama kubuka perlahan. Aku takut ada yang terbangun, lalu melaporkan ke guru bahwa aku keluar malam-malam. Memang ada peraturan kalau siswa tidak boleh keluar kamar asrama saat larut malam.
Aku berjalan perlahan agar tidak ada orang yang mendengar jejak kakiku, termasuk penjaga sekolah. Langkahku terhenti, aku merasakan energi yang begitu kuat menuju ke arahku. Tapi, energi itu semakin lemah. Mungkin sesuatu hal yang gaib telah menjauh dariku.
Aku melanjutkan perjalanan menelusuri belakang kelas. Entah apa yang membuatku ingin menuju kesana, tapi aku rasa aku melangkah dengan sendirinya.
"Jangannn!!!,, tolong,, aku tidak akan mengganggumu lagii.."
Suara apa itu? Apakah ada orang lain selain aku disini? Perasaanku menjadi gelisah. Jantungku berdetak lebih cepat, bulu kudukku berdiri.
Aku memberanikan diri berjalan perlahan mendekati asal suara tersebut.
Deg!!
Aku rasa jantungku berhenti berdetak, tapi aku masih hidup. Aku merasakan hal yang sama seperti diruangan tadi. Energi itu semakin kuat.
Ternyata ia pergi karena ingin menemui seorang anak. Anak itu sepertinya siswa sekolah ini. Dia diserang oleh kakek-kakek tua.
Astaga! Jiwa kakek itu telah mati. Tapi kenapa anak itu bisa melihat kakek itu? Apakah dia sama sepertiku? Semua pertanyaan memenuhi kepalaku.
"Stop! Sebaiknya, kakek pergi dari sini! Dan jangan mengganggu siswa di sekolah ini!" teriakku.
Mungkin karena kakek itu takut, atau hanya kaget, ia langsung menghilang begitu cepat. Energi yang aku rasakan pun semakin lemah.
"Kamu gak apa-apa?" tanyaku pelan. "Tentu," ucap anak itu sambil tersenyum.
"Ia sepertinya sangat membencimu," ucapku. "Ia sepertinya sangat takut denganmu," balasnya.kami pun tertawa kecil. "Tapi tunggu, apa kamu bisa melihat mereka? Maksudku, kau seorang.." belum selesai aku bicara ia memotong, "Ya! Aku sama sepertimu," Wajahnya berubah menjadi ceria sekali.
"Ada apa denganmu? Tadi kamu berteriak ketakutan, sekarang kamu terlihat sangat ceria," tanyaku.
"Karena aku sangat senang, ada orang yang sama sepertiku di asrama ini," jawabnya."Ya, aku pikir aku akan dianggap orang aneh lagi," ucapku sambil tertawa kecil.
"Aku rasa kita harus kembali ke asrama, aku takut kita ketahuan. Pasti kita akan mendapatkan hukuman yang berat," ucapnya.
"Tunggu! Aku belum tahu namamu" teriakku. "Oh ya, namaku Riana, aku tinggal di asrama no 12. Kalau mau, besok pagi temui aku di depan pintu asramaku ya, Liana!" teriaknya.
"Apa? aku kan belum memberi tahu namaku, huftt kayaknya ada yang lebih aneh dariku, tapi dia periang hahaa," ucapku sambil tertawa kecil.
Aku bergegas kembali ke kamar asrama, aku takut jika penjaga asrama tahu aku disini. Rasanya aku lebih takut penjaga itu, daripada hantu yang sering aku temui.
~
Sinar matahari yang menyinari lewat sela-sela jendela asramaku membuat tanda kalau hari ini sudah pagi. Aku bangun dari tidurku dan melihat pemandangan biasa yaitu semua anak berkumpul untuk bercerita tentang hantu- hantu di arama ini. Aku rasa tidak ada habisnya cerita-cerita yang mereka ceritakan.
"Kamu tadi keluar kamar ya?" suara itu mengagetkanku.
"Ya ampun Nita, aku kaget. Ngomong-ngomong kok kamu bisa tau?" tanyaku sedikit heran.
"Sebenarnya aku belum tidur waktu itu hehe," ucapnya mringis.
"Yaudah, tolong jangan beri tahu siapa-siapa ya,"Nita hanya tersenyum kepadaku tanpa memberi jawaban. Aku kembali teringat akan Riana, mungkin daripada aku harus mendengarkan mereka bercerita aku lebih baik pergi ke asrama 12.
Aku berjalan menyusuri koridor asrama, tercium bau amis yang menyengat. Saat bau itu semakin kuat, aku melihat anak kecil yang meringkuk lesu dengan lumuran darah di lantai koridor.
"Astaga pagi saja aku sudah melihat pemandangan seperti ini," gumamku sambil akan menutup hidung.
Aku berjalan sedikit lebih cepat karena tidak kuat dengan bau amis itu. Sampai keluar koridor aku bisa melihat pintu bertulisakan angka 12 disana.
Dan tiba-tiba Riana keluar dari kamar dengan muka panik. Aku tidak tau harus berbuat apa, yang harus aku lakukan saat ini adalah menanyakannya.
"Kamu kenapa?" tanyaku.
"INI BAHAYA!! ASRAMA KITA SUDAH TIDAK AMAN!!"
"Apa maksudmu Riana?"
"Kita semua diincar! Salah satu yang terpilih akan MATI!"
Besok slow update karena udah mulai gak sempet nulis.
Jangan jadi silent reader ya guys :)
Tadi ada revisi update.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know You're Not Human
ParanormalBayangkan, jika hal ini menimpa dirimu. Suatu hal yang selalu mengganggu, menakuti dan mengikutimu. Ya, kalian tau itu adalah hantu. makhluk itu selalu ada di sekitarku. Dan itu adalah hal yang menyenangkan bagiku. Aku bisa melihat mereka. Dan aku...