Bab VI

32 2 1
                                    

Yuuki POV

Matahari ini membangunkanku dari tidurku. Berusaha membangkitkanku dari magnet sofa yang kuat. Aku melihat tirai gorden yang menari menunjukkan angin menyapaku. Aku akhirnya bangkit.

Aku, dan keluarganya Nara sementara tinggal di apartemen untuk sementara waktu semenjak pertempuran melawan monster monyet itu. Sebenarnya ini sudah satu bulan. Yang semakin aku penasaran adalah monster itu tidak pengaruh terhadap sihir apapun. Itu adalah keanehannya. Selain itu, untuk apa dia menyerang kami? Bahkan sihir segel buatan bibi Nagisa belum berhasil disegel secara kuat.

Suara pisau yang menghiasi pagi ini cukup merdu. Teko yang mengatakan bahwa air panas sudah siap untuk dipakai juga meramaikan dapur ini. Aku menyandarkan badanku dikursi makan dekat Nara. Piring yang berisi roti bakar dan telur ini juga membuatku semakin lapar. Paman Brendan masih membaca koran seperti biasa untuk dipagi hari. Aku mengambil susu untuk menangkan hariku (lupakan soal ini! :v).

"Sarapan sudah siap!" Kata bibi Nagisa.

"Ittadakimasu!!" Kata Nara sambil menyerbu makanan itu. Sedangkan aku masih belum menyentuh makanan buatan bibi Nagisa.

"Yuuki, kenapa kau tidak makan? Ayo makan!" Kata bibi Nagisa.

"Iya, aku makan. Tapi, aku masih kepikiran soal sebulan yang lalu."

"Yang tentang mosnter itu ya?" Tanya paman Brendan.

"Ya, masalahnya dia ini apa? Dan kenapa dia menyerang rumah kita? 'Kan biasanya monster hanya menyerang orang yang berada diluar rumah atau daerah yang disegel. Selain itu, apa yang membuatnya kebal dari semua sihir?" Tanyaku panjang lebar.

"Dia adalah Thacarpo. Monster tingkat tiga. Dia adalah salah satu dari beberapa monster yang lemah." Kata paman Brendan sambil meneguk secangkir kopi.

"Tapi bagaimana dia tidak bisa mati?" Tanyaku.

"Yuuki, ada tingkatan monster. Yang paling lemah untuk mudah disegel adalah monster tingkat tiga, dan Thacarpo adalah salah satunya. Dan yang paling kuat dan mengerikan adalah tingkat satu. Karena manusia juga bisa masuk ke tingkat ini. Jadi, perlu strategi untuk mengalahkan monster tingkat ini. Tapi, aku tidak tahu soal ini bagaimana Thacarpo bisa kebal terhadap segel yang dibikin Nagisa. Penelitian baru-baru ini mengatakan bahwa kurokao (kao hitam) terlepas dari segelnya selama beberapa tahun. Jika hal ini terjadi, maka kemungkinan para monster akan kebal dengan sihir penyegel. Selain itu, tidak ada yang tahu siapa yang merusak segel itu. Dan ini membuktikan bahwa dunia sedang dalam bahaya. Kita harus waspada kali ini." Kata paman Brendan dengan adegan meletakkan secangkir kopi.

"Kenapa kurokao ditakuti?" Tanyaku.

"Kurokao adalah kao jahat yang bisa mengambil alih tubuh. Jadi, dia seperti merasuki korbannya dan melakukan hal yang mengerikan. Terlebih lagi, jika yang dia rasuki adalah kao air. Bisa bahaya tuh! Selain itu, dia memiliki hawa yang mengerikan yang hanya bisa dirasakan satu orang." Kata bibi Nagisa.

Tidak sengaja aku menumpahkan susu itu ke bajuku. Aku menumpahkan bukan karena kaget. Tapi karena aku merasakan hawa dingin dan mengerikan yang pernah kurasakan dimimpiku ini terjadi sekarang.

"Yuuki-kun!" Kata bibi Nagisa sambil menaruh makanannya. Aku langsung mengelap tisu ke bajuku agar bersih sedikit.

"Aku minta maaf!!" Gugupku sambil mengelap.

"Bagaimana cara membunuhnya?" Tanya Nara.

"Tidak ada caranya untuk bisa membunuhnya. Tapi legenda mengatakan bahwa jika kalian meyakinkan kepada penguasa kao, maka kalian akan bisa membunuhnya. Dan tempatnya tidak ada didunia ini." Kata paman Brendan sambil meneguk kopi lagi.

ローリング タイム (Rolling Time)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang