Bab VIII

9 2 10
                                    

Kami terhening sejenak. Apa maksudnya ini? Kembali ke rumah lama setelah kita mati-matian ke sini? Menyebalkan sekali! Tapi, bibi bisa membaca emosiku. Dia menepuk pundakku dan mengatakan secara halus.

"Yuuki, aku tau ini sulit, tapi cobalah untuk mengerti semua!" Kata bibi Nagisa.

"Baiklah!" Kataku.

"Ayah, kenapa kita harus ke rumah lama?" Tanya Nara.

"Karena ayah punya penelitian yang bisa menyelamatkan semuanya, semua umat manusia." Kata paman Brendan.

"Tunggu dulu! Bagaimana bisa kita menghentikan semuanya?! Sedangkan semua orang mati-matian melindungi diri disini?!" Kata Hatsuo.

"Justru karena itu! Kita harus kembali ke rumah lama?! Yuuki, apa kau merasakan hawa yang mengerikan sehari yang lalu bahkan sampai sekarang?" Tanya paman Brendan mengalihkan Hatsuo ke diriku.

Aku sempat terdiam. Aku hanya terkejut kenapa paman Brendan tau kalau aku berhubungan dengan arwah itu. Itu membuatku semakin merinding.

"I, iya. Emangnya ada apa, Paman?" Tanyaku dengan penuh keraguan.

"Yuuki, Kurokao berusaha mengambil alih tubuhmu!" Kata paman Brendan memecahkan keheningan.

"APA?!" Teriak Hiroto dan Hatsuo.

"Ta, tapi, kenapa?" Tanya Airi sangking takutnya.

"Aku tidak tau kenapa dia menginginkan Yuuki. Tapi yang jelas, Yuuki, kau harus bertemu dengan shirokao agar permasalahan ini..." Kata paman Brendan.

"Aku tidak mau?!" Tegasku.

"Apa?! Kenapa kau tidak mau?!" Tanya bibi Nagisa.

Aku terhening sejenak. Ya, dengan tegas aku menolak kunjunganku ke masa lalu. Perasaanku semakin acak adut. Tidak karuan kemana-mana. Sudah aku kehilangan orang tuaku, aku harus menemui Shirokao dengan segala bahaya yang tidak dapat diprediksi.

"Dengar, jika aku kembali, apakah orang tuaku kembali? Apakah aku dijahili kembali? Apakah aku tetap tidak mendapatkan teman? Aku rasa, itu akan sia-sia setelah aku mengurung kembali kurokao. Aku hanya akan jadi beban. Jika aku harus mati dimasa lalu, itu lebih baik daripada aku kembali ke masa depan. Selain itu, rasa traumaku akan melihat kedua orang tuaku dibunuh masih ada. Dan, dan.."

Paman Brendan melayangkan tinjuannya kepadaku. Aku terkejut. Paman Brendan melakukan ini padaku. Bibi Nagisa hanya terdiam kaku. Yang lainnya juga sama.

"Kau orang bodoh?! Aku pikir, setelah kau diceramahi putriku kau bangkit! Tapi ternyata tidak." Kata paman Brendan seolah-olah kecewa denganku.

"Yuuki.. aku hanya ingin kau kembali ke masa lalu, agar semua orang bisa kau selamatkan! Apa kau mau, kejadian yang sama terulang lagi?" Tanya bibi Nagisa dengan lembut.

"Bibi, aku hanya ingin mengurungkan diriku. Aku hanya ketakutan menghadapi semuanya. Yah, aku ketakutan. Mungkin kalian mengira jika aku terlihat kuat. Tapi kalian salah! Aku hanya menutupi kesedihanku. Yang hanya kuinginkan adalah orang tuaku kembali."

Entah mengapa, perasaanku kembali hangat ketika Nara spontan memelukku dari belakang. Aku berusaha menghindarinya. Tapi, dia berhasil membuatku tidak berdaya.

"Apa yang kau lakukan, Nara?" Tanyaku lembut.

"Dengar! Aku juga punya rasa ketakutan. Aku juga punya rasa takut akan kehilangan orang tuaku, temanku, dan juga dirimu. Aku mohon, jika kau mau orang yang kau sayangi tetap ada, maka jalankan misi ini!" Kata Nara dengan suara lembut, tapi penuh dengan kekuatan.

"Baiklah! Aku akan menjalankan misi ini. Terima kasih, Nara!" Kataku.

"Ayo, kembali ke rumah!" Semangat bibi Nagisa.

ローリング タイム (Rolling Time)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang