Bagian 3

1.9K 50 3
                                    

Seketika bau obat-obatan menyeruak di indra penciumanku. Aku mencoba membuka mata yang masih agak kabur, dan aku mendapati sahabatku tengah berdiri di sampingku dengan isakan tangis yang terdengar jelas.

Tapi setelah ku miringkan kepalaku untuk menengok ke arah kiriku. Aku mendapati sesosok makhluk yang mirip sekali manusia tetapi lebih tepatnya manusia jadi-jadian.

Aku mendengus kesal melihat makhluk aneh itu. Tetapi aku masih belum berbicara, mencoba menstabilkan pandanganku. Sampai seru seseorang yang berdiri tepat di sisi kiriku dan membelakangi makhluk jadi-jadian itu.

"Kamu udah sadar dek?" ucapnya.

Aku tertegun sejenak melihat siapa yang ada di sampingku ini. Dan langsung menjawabnya dengan menggelengkan kepala.

"Alhamdulillah, kamu udah sadar fa" ucap rina dan langsung memelukku.

"Aku ngga apa-apa kok na, santai aja" jawabku meyakinkan.

"Ngga apa-apa gimana, orang tadi kamu sampai pingsan" tegasnya.

"ini semua gara-gara lo" lanjutnya sambil menunjuk makhluk itu. Ya siapa lagi kalau bukan bukan syahrul.

"Sudah...sudah kepalaku semakin pusing ini dengerin kalian berantem" ucapku melerai. Syahrul pun beranjak dari sofa dan mendekat menuju bangkerku.

"Fa..sorry ya gue gak sengaja" ucapnya serius, baru kali ini aku liat syahrul kaya gini.

"Iyaa ngga apa-apa kok rul santai aja" ucapku. Dia pun tersenyum.

"Ishh kok lo maafin sih fa" ujar rina kesal.

Wajar rina kalau marah atau kesal memang memakai loe-gue dari pada aku-kamu. Biar lebih keliatan garangnya katanya.

"Berisik lo" ucap syahrul kesal."gue anter pulang ya fa" lanjutnya.

"Jangan fa,ntar gue yang nganter" ucap rina.

"Lo mau nganter pake apa hah?" tanya syahrul.

"Mmm...mm..gue..guee pesen abang grab aja" ucap rina.

"Udahh biar saya saja yang mengantar syifa,lagi pula syahrul kan bawa motor masa syifa di bonceng di belakang nanti kalau pingsan lagi gimana?kebetulan saya bawa mobil" sela kakak yang ada di sebelah kiriku. Lebih tepatnya cowo misterius itu. Aku belum tau siapa namanya.

"Ya iyalah di bonceng di belakang ya kali dia di depan gue" balas syahrul malas.

"Nahh...mending sama kakak aja" ucap rina.

Aku pun hanya bisa diam melihat orang-orang di sekitarku ini, karena kepalaku masih terasa pusing.

"Emang kenapa sama gue?" tanya syahrul sinis.

"Muka lo kriminal" ucap rina langsung melesat pergi.

"Kurang ajar lo" ucap syahrul lansung mengejar.

Aku pun hanya berdua. Ya berdua, membuatku merasa tak nyaman.

Hening..

Akhirnya aku memberanikan diri membuka penbicaraan
"Kak" ucapku. Dia terlihat sibuk dengan P3K nya.

"Yaa?" jawabnya.

"Aku bisa pulang sendiri kok" ucapku.

"Tak apa biar saya yang mengantar" jawabnya datar. Masih sibuk dengan P3K nya.

"Ta-tapi.." ucapku terpotong.

"Biar saya saja ya, kamu mau saya antar sekarang?" jawabnya dengan senyum di bibirnya.

Cinta Di Sepertiga MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang