Bagian 5

1.7K 62 0
                                    

Cinta itu fitrah
Kita tak bisa mengelak dari takdirnya.
Dan tak sepantasnya menyalahkan sang pemberi cinta.

Namun
salahkan dirimu sendiri yang tak bisa mengontrol rasa yang kau sebut cinta itu.

Jika yang kau rasa itu benar cinta
Apa benar ada cinta yang semu?

°CDSM°

Aku berjalan gontai sambil menyeret tasku. Entah mengapa mood ku berubah derastis. Kebetulan aku bertemu dengan umi di ruang tamu. Aku tak menghiraukan tatapan aneh yang diberikan oleh umi. Sampai pada akhirnya aku memutuskan untuk menghampiri umi sebelum menuju kamar.

"Assalamu'alaikum mi" ucapku sambil mencium punggung tangan umi. Aku langsung merebahkan badanku di sofa dan menjadikan paha umi sebagai bantal. Hihihi

"Wa'alaikumussalam sayang, kok mukanya di tekuk gitu sih?" tanya umi heran.

"Gapapa mi lagi badmood aja" ucapku.

"Jangan bohong sayang, umi ini yang udah ngelahirin kamu. Jadi umi tau kamu" ucap umi lembut sambil membelai kepalaku yang masih tertutup kerudung.

"Apa yang umi rasakan ketika pertama kali kenal dengan abi" tanyaku ragu.

"Ohh jadi ceritanya anak umi udah berani suka-sukaan nih" goda umi seraya mencolek pipiku.

"Ish, umi mah" rengekku.

"Hahaha maaf, pipi anak umi merah gini ih" goda umi seraya mencolek pipiku lagi.

"Ahhh umi mah" ucapku sambil menutup mukaku dengan tanganku. "Aku kekamar dulu ya mi" pamitku pada umi yang masih sibuk tertawa. Padahal apanya coba yang lucu.

Sesampainya di kamar aku langsung membersihkan badanku dan setelah itu mengerjakan sholat ashar yang belum sempatku kerjakan.

Setelah itu aku merebahkan badanku di kasur kesayanganku. Pikiranku melayang. Aku menatap langit-langit kamarku dengan tatapan bimbang.

Entah mengapa hatiku ini rasanya dilema,bingung,sesak,senang,sedih,gelisah.

'Arrggghhhh' gerutuku.

Aku mengerutuki diriku sendiri yang seperti tak punya pendirian karena seorang lelaki yang belum tentu juga merasakan apa yang aku rasakan.

Aku seperti orang bodoh yang tak tau arah. Jujur, ini pertama kalinya aku merasakan hal seperti ini. Aku bingung apa yang harus aku lakukan. Boro-boro mau nyari solusi. Mastiin apa yang lagi aku rasain aja aku ngga tau.

Aku bangkit dari ranjang dan berjalan menuju nakas untuk mengambil buku bersampul biru. Perlahan namun pasti aku mulai mencurahkan isi hatiku.
____________________________________

Dear deary..

   Kali ini aku takkan mencurahkan kejadian apa yang seharian ini menimpaku, seperti biasanya. Aku hanya ingin berbagi rasa yang entah apa namanya ini denganmu.

  Ini kali pertama aku menggoreskan tintaku dengan kisah yang baru. Kisah yang entah aku pun tak tau apa namanya. Kisah ini tak berjudul karena kisah ini seperti suasana hatiku 'abstrak'.

   Entah siapa yang menanam benih aneh ini di hatiku. Aku merasakan ada yang aneh ketika dekat denganmu. Entah apa namanya.
  
   Aku bahagia saat aku dekat denganmu. Aku merasa aman bersamamu. Aku pun merasa nyaman denganmu. Namun aku tau batasanku. Dan kau pun lebih tau urusan itu. Aku sangat bersyukur jika memang ini yang namannya 'cinta' aneh memang aku pun merasa aneh dengan kata itu. Apalagi untuk seseorang yang baruku kenal. Kau sosok yang beda dari orang-orang yang pernahku kenal. Kau begitu menjaga batasanmu. Bahkan dulu teman-temanku tetap dekat dengan lawan jenis walaupun sekolahku itu berbasis islam. Sedangkan kau?kau beda kau begitu menjaga itu. Bahkan dalam keadaan sekolah yang dibebaskan berbaur dengan siapa saja.

Cinta Di Sepertiga MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang