Kringgg...kringgg..
Bel bertanda telah habisnya pelajaran hari ini cukup membuat semua siswa bersorak gembira. Entahlah, sepertinya itu memang sudah menjadi ritual wajib para siswa pada saat jam istirahat apalagi jam pulang seperti ini.
Aku dan rina kembali seperti biasa. Ah, sulit sekali mengartikan rasa bahagia ini. Tapi yang jelas aku sangat bersyukur.
Tapi ada satu pertanyaan yang masih mengganjal hatiku. Tapi aku tak enak untuk membicarakannya. Takut nanti dia malah marah lagi.
"Fa jalan yuk" ajaknya.
"Eh, mmm.. Ide bagus tu rin" jawabku.
"Kuy lah. Kita happy-happy. Melepas semua kecanggungan yang ada hahaha" ucapnya. Aku yakin dia hanya sedang mencairkan suasana saja.
"Heheh ayo keburu sore nih" ucapku.
"Laksanakan" ucapnya tegas, layaknya seorang prajurit yang sedang di beri perintah oleh komandannya.
Kami menyewa taksi online untuk menjadi transportasi kami menuju Mall terdekat.
Sesampainya di sana kami memilih untuk ke toko buku terlebih dahulu. Ya, seperti biasa melakukan ritual wajib saat kita berpergian bersama, yaitu beli novel. Entah mengapa novel sudah menjadi bagian dari hidup kami.
Setelah membeli cukup buku untuk persediaan beberapa minggu ini. Kami memutuskan untuk mengisi perut kami terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk pulang.
"Mau pesen apa fa?" tanyanya.
"Samain aja na" jawabku.
"Okee, tunggu bentar yaa" ucapnya. Hanya ku balas anggukan saja.
Selagi menunggu rina yang sedang memesan makanan aku menyibukkan diriku dengan membuka beberapa aplikasi sosmedku.
M. Farhan S
Anda telah ditambahkan sebagai teman dengan No. Telepon.Begitulah kira-kira notifikasi yang tertera di aplikasi Lineku. Dan itu juga yang berhasil membuat bola mataku membulat sempurna. Aku langsung yakin kalau itu dia. Karena memang aku tak punya teman lagi yang namanya sama sepertinya.
'Nomer telepon? Dari mana dia dapet nomerku?berarti dia punya WAku juga dong' batinku bergemuruh.
Pertanyaan itu terus berkeliaran di dalam pikiranku.
"Kenapa fa?" tanya rina.
Rina datang tiba-tiba dan itu yang membuatku gelagapan. Bagaimana jika dia melihat?. Aduh, kenapa jadi serumit ini sih. Langsung ku matikan ponselku dan ku simpan di dalam tas.
"Ehh e..itu..mm..anu..apa sih..mmm....gapapa kok hehe" ucapku ngeles.
"Bener gapapa?. Kok sampe keringetan gitu sih fa? Coba liat hp kamu" ucapnya.
Deg
'Aduh rasanya kaya ada ujian dadakan gini'
"Ehh, e-engga na. Eee.. Itu.. Aku ketoilet dulu ya na hehehee. Udah kebelet banget ini makanya sampe keringetan hehe" ucapku ngelak seraya mengelap keringat yang ada di jidatku.
"Ohh. Yaudah sana nanti malah bocor di sini hahahah" ucapnya seraya tertawa.
"Heheehe, bentar ya na" ucapku seraya bangkit dari kursi dan berjalan menuju toilet.
Aku berlari kecil menuju arah toilet. Aku berharap cepat sampai dan menetralkan degub jantungku yang sudah up normal ini.
Sangking tergesa-gesanya aku sampai menabrak seseorang yang baru keluar dari toilet laki-laki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Di Sepertiga Malam
SpiritualMenanti sebuah cinta itu sangat melelahkan. Menunggu sebuah kepastian yang tak kunjung datang. Apa salah jika aku menunggu?apa dia hanya sekedar angan-anganku?ahh, mungkin memang aku yang bodoh terlalu berharap padamu. Lika-liku kehidupan selaluku h...