7 tahun kemudian
"Iya benar, letakkan disana. Hey kau! Taruh disebelah yang warna merah disana. Kau juga. Kurang ke kiri sedikit. Ah tidak kurang kanan sekarang. Kiri kiri, kanan, maju sedikit. Hey itu terlalu maju! Nah iya benar disana. Mundur sedikit. Nah perfect!" ucap seseorang memberi arahan pada para pegawainya yang salah meletakkan tata letak barang-barang yang akan dipamerkan nanti malam.
"Felin, apa kau sudah mendapat kabar tentang Elisa? Dimana dia berada? Sudah kau dapatkan?" Tanya Josh sang desainer sekaligus pemilik acara peragaan busana besar-besaran itu pada asistennya.
"Belum Josh. Aku akan menelponnya lagi dan mencarinya dirumahnya. Tapi aku rasa dia seperti biasanya, akan menghilang dan baru akan muncul di hari H nya" terang Felin.
"Hah selalu saja anak itu membuatku khawatir. Tidak bisakah dia membuatku tenang sedikit? Acaranya akan dimulai malam ini! OH GOD!!"
"Rindu padaku Josh?" terdengar suara sahutan diblakang sana. Suara yang amat lembut dan sarat akan keangkuhan dan ketegasan.
"Godness Elisa!! Kemana saja kau hah? Tidak bisakah kau hilangkan sedikit kebiasaan burukmu yang suka menghilang itu? Ini acara penting Elisa! Damn it! Ku kira kau terluka atau terjadi sesuatu padamu." Selalu saja seperti itu, batin Elisa. Dia sudah tau dibalik kata-kata makiannya terdapat kata khawatir disana. Elisa hanya tersenyum menanggapinya.
"Hai Fel. Kau masih betah saja berdampingan dengannya. Tidak kah telingamu panas mendengar ocehannya? Hahahaa" suara tawa Elisa terdengar nyaring skali seolah-olah dia tidak perduli bahwa objek yang sedang dibicarakannya itu sedang berada didepannya.
"Hai El. Akhirnya kau kembali. Aku merindukanmu" jawab Felin. "dan yah, kadang aku merasakan telingaku panas jika terlalu banyak mendengarkan ocehannya. Untung sayang" lanjut Felin sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Josh tunangannya.
"Aku mendengarnya sayang. Jangan macam-macam dan sepertinya kau harus terbiasa karna aku akan lebih cerewet lagi ketika kau mengandung anak kita kelak" sahut Josh dengan tawa jahatnya dan pergi meninggalkan mereka berdua untuk memeriksa kembali hasil kerja anak buahnya.
"Gila!"
"Yah begitulah dia. Maklumin saja El. Ehm, jadi kemana saja kau selama ini? Tidak kah kau merasa lelah dengan ritual mu? Come on El, sudah 7 tahun berlalu dan kau masih saja merasakan itu? Kau skarang terlihat sangat cantik El. Tidak kah kau sadari itu?"
"Tidak Fel. Aku hanya takut diejek seperti itu jika ada sedikit saja lemak ditubuhku ini. Kau tahu? Rasanya sangat menyakitkan. Tolong. Tolong jangan protes atas apa yang aku lakukan baik itu ritual menurut versi mu atau atas hilangnya diriku. Karna kau tahu pasti dimana kau bisa menemukan ku. Satu hal lagi, jangan pernah membahasnya lagi atau mengungkitnya. Aku tidak mau ada orang yang mendengarnya. Dan aku juga takut jika hal itu tersebar, akan memberikan dampak buruk bagi Josh dan Kau. Jadi ku mohon jangan tanyakan lagi. Please" pinta Elisa pada Felin, sahabatnya yang tidak sengaja bertemu disebuah café disaat dia sangat-sangat terpuruk, dengan memohon dan raut wajah yang begitu sedih.
"Baiklah El. Aku hanya berpesan jika kau membutuhkan bantuan, aku dan Josh selalu ada setiap saat untuk mu. Jangan pernah sungkan. Ok? Kita sahabat kan? Dan aku juga sudah menganggap mu seperti saudaraku sendiri." Jawab Felin sambil memeluk Elisa.
"Terimakasih banyak Fel. You're the best for me"
"You're welcome honey"
***
Malam yang dinantikan banyak orangpun tiba. Malam dimana mereka bisa melihat dan mempunyai kesempatan untuk mengetahui dan mengikuti trend mode yang sedang berlaku. Bagi kaum sosialita acara ini sangat penting sekali untuk menambah pengetahuan mereka dan tidak ingin di cap sebagai orang yang kudet atau kurang update.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untouchable Mask
Romance"Tanpa harus bertanya lagi, aku tahu dan sadar diri untuk tidak bertanya lebih lanjut lagi. Bukannya aku tidak mau, tetapi aku hanya tidak ingin menyakiti hati ku lebih dalam lagi.." -Aunasya Elisa Flordhert Cinta itu seperti topeng yang kita tidak...