BAB 4

17 3 1
                                    

Tangan kecil itu mencoba meraih sesuatu didepannya. Masih mecoba menjangkau dan terlalu terfokus pada objek didepannya itu, sampai-sampai ia tidak sadar akan bahaya apa yang akan menghadangnya. Ranting dahan yang sedari tadi berusaha digapaipun akhirnya bisa terpegang, tetapi disaat dia akan menariknya mendekat untuk mengambil topinya, tiba-tiba terdengar suara dahan yang perlahan patah karna tidak kuat menahan tarikan, "Aaaaaa!!" jerit anak kecil itu yang tidak sengaja terpeleset dan hampir jatuh kejurang dibelakangnya.

Dia masih setia berpegangan pada ranting yang tadi digapainya, yang mungkin sebentar lagi akan benar-benar patah karna tidak mampu menahan berat badannya. Sambil terus berteriak dan meminta tolong, dia menangis sekencang-kencangnya berharap ada malaikat yang akan menolongnya.

Tubuh kecilnyapun semakin bergetar hebat saat merasakan ranting itu akan benar-benar patah, sedikit lagi dia akan jatuh kejurang. "Mommy tolong naca. Naca takut" tangisnya memanggil-manggil mommynya berharap mommynya akan datang menolong.

Tiba-tiba ia melihat seutas tali yang terulur kearahnya. Ia mendongakkan kepala dan melihat anak lelaki yang sedang memegang tali itu kuat-kuat.

"Hei kau, bisakah kau menggapai tali itu? Aku akan menarikmu keatas. Peganglah yang erat" kata anak itu pada gadis kecil didepannya yang terus saja menangis. Tangan kecil itupun berusaha meraih tali itu dan memegangnya erat-erat. Setelah dirasa gadis itu sudah memegang tali itu dengan erat, ia mencoba menariknya perlahan.

"Bersiaplah. Peganglah yang erat ya. Jangan dilepaskan. Aku akan menarikmu." Kata anak lelaki itu sambil terus menariknya perlahan-lahan.

Gadis kecil itupun sudah terselamatkan, tetapi tangisannya tak kunjung reda, justru semakin kencang, dan tubuhnya bergetar hebat. Ia masih sangat-sangat takut. Ia takut tidak akan bisa melihat mommynya lagi.

"Hei, berhentilah menangis. Kau sudah aman sekarang. Dimana keluargamu?" Tanya anak lelaki itu pada gadis didepannya yang masih saja menangis.

Merasa tak mendapat jawaban, dia akhirnya memeluk gadis kecil didepannya ini. "Tenanglah, kau sudah aman. Jangan menangis lagi." Kata anak lelaki itu sambil membelai rambut gadis kecil didepannya.

"Te-teli-makaci" suara kecil itu akhirnya terdengar. Anak lelaki itupun melepaskan pelukannya dan langsung menatap kearah depannya.

"Sama-sama. Siapa namamu?" Tanya anak lelaki itu sambil mengulurkan tangan.

"Nama ku Naca" jawab gadis kecil itu sambil menunduk tidak berani menatap penyelamatnya ini.

"Baiklah Naca, panggil aku Lolo." Jawab Lolo sambil tersenyum dan mengacak-acak rambut Naca.

"Lolo! Aku sudah menemukan orang tuanya. Ayo kita antarkan dia kembali kekeluarganya." Teriak anak lelaki yang lain lagi sambil berlari kearah mereka.

"Ayo kita kembali ke keluargamu. Pegang tanganku supaya tidak jatuh lagi." Gadis kecil itu hanya bisa mengangguk dan menggenggam tangan Lolo erat.

"Hai, kau tidak apa-apa? Apa ada yang terluka?"

"Tenanglah kak. Dia tidak apa-apa. Dia hanya kaget saja. Ayo kita antar dia lalu pulang kak, aku tidak ingin ketinggalan menonton kartun favoritku." Jawab Lolo sambil terus berjalan meninggalkan kakaknya.

Lelaki yang dipanggil kakakpun melihat kearah sekitarnya dan berpikir kira-kira apa yang membuat gadis itu terjatuh tadi. Seketika matanya menemukan sebuah topi yang tergantung di sebuah ranting yang tadi membuat gadis itu hampir terjatuh ke jurang. Diambilnya sebuah kayu panjang, dan mencoba mengambil topi merah muda itu.

Untouchable MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang