Miniatur Negara

228 1 0
                                    

Apakah terdapat jawaban dibalik senyuman-senyuman yang melambai-lambai dari baliho yang terpasang di sudut-sudut jalan ?

Menjadi bagian dari miniatur negara yang sempurna aku mendapatkan peran sebagai rakyat.

Ditahun pertama semua terasa bahagia seakan ditutup matanya oleh keindahan kata-kata, taman-taman yang rindang dan harga murah untuk fasilitas yang mewah

Tidak ada demo, tidak ada petisi
Semua masalah dapat diadvokasi
Dalam suatu nuansa konservasi

Tahun keduapun datang
Fasilitas mulai rusak satu per satu
Bunga dan pohon mulai layu
Sedangkan mereka tidak mau tahu

Mereka masih sibuk memperbaharui senyum dan pakaian mereka untuk difoto baliho

Masih bertahan hingga tahun ketiga
Saya ingin bertanya, mengapa beasiswa dibiarkan layu seperti tanaman-tanaman yang sengaja dipotong untuk membuat gedung baru ?
Lantas kemanakah muara dari aliran-aliran uang yang sekarang makin laju harganya.
Belum cukup menaikan harga, bahkan untuk mengabdi ke desa-desa tetangga kita diharuskan membayar untuk keperluan atribut negara

Kini aku berada di tahun keempat
Aku ingin bebas dari negara ini
Sudah semakin banyak keresahan-keresahan yang timbul dari tumpukan-tumpukan sampah kepedihanku, daun-daun layu harapanku, lembar-lembar petisi kehormatanku, dan gedung-gedung kuliah cita-citaku.

Semua itu tak terdengar seperti berbicara dengan orang-orang tuli

Dan mereka masih sibuk mengganti jas serta dasi agar terlihat rapi, sebagai pencitraan yang sempurna diminiatur negara bernama kampus

Tegal, 1 Oktober 2017

Nyanyian Lelaki MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang