Lelaki paruh baya itulah yang menolak dibayar untuk diinjak-injak.
Atas nama proyek nasional mereka memaksa membeli rasa cinta, membeli tali persaudaraan, membeli pendidikan, dan membeli imanLelaki paruh baya yang tengah berjuang sampai memeras keringat dan meneriakkan kata-kata tertelan ludah sendiri karena tidak ada yang menemani
Ia berjuang demi sekolah yang dipotong gedungnya menjadi setengah atas nama proyek nasional, membiarkan anak-anak belajar ditengah bising mesin-mesin, membiarkan anak-anak belajar dibalut masker karena debu dan polusi menari-nari di sebagian gedung yang terjual. Apakah anak-anak dapat belajar ?
Ia masih berjuang demi masjid yang dirobohkan tiang-tiangnya atas nama proyek nasional, membiarkan setan menggerogoti nurani, membiarkan iblis berpesta karena adzan sudah tidak berkumandang merdu lagi. Apakah ini termasuk dalam rencana proyek nasional ?
Ia tetap berjuang demi atap-atap rumah yang dihancurkan pondasinya atas nama proyek nasional, dengan semena-mena mereka menampar warga-warga dengan uang-uang yang tidak jelas asalnya, menggusur warga dari rumahnya sendiri, membiarkan warga tidur diselimuti teror longsor karena batu dan pasir di eksploitasi atas nama proyek nasional.
Dengan lantang lelaki paruh baya itu berkata
Kami tidak jual tali persaudaraan
Kami tidak jual iman
Kami tidak jual pendidikan
Dan kami tidak jual rasa cintaKendal, 20 Oktober 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Nyanyian Lelaki Malam
PoetryKumpulan puisi-puisi yang dinyanyikan malam dan di tulis oleh seorang lelaki