Sepasang Surat yang Takkan Pernah Dibaca Satu Sama Lain: Rahayu kepada Bayu

813 48 22
                                    

Sebelumnya (nukilan Puisi 12 || Taut)

...

Kita tulis pengharapan masing-masing di selembar kertas tipis.
Dan melipat berseni origami, bentukmu manis, bentukku tragis.
Tersimpan cita, lalu terbangkannya di lembah permadani wilis.

...

====================

Teruntuk Bayu, Anginku

Untuk apa kamu hidup?

Jika ada yang bertanya demikian, jawabanku: meninggalkan sesuatu, untuk dunia yang fana ini. Tepatnya, tiga hal berikut.

Pertama, aku akan meninggalkan sebatang pohon. Selama hidup, akan kurawat pohon tersebut. Dari tunas hingga mandiri. Tahukah kamu, petang itu, di taman, persis di samping lampu warna biru, kala aku memantau pohonku; tak diduga, aku bertemu denganmu.

Kedua, aku akan meninggalkan sebuah buku. Selama hidup, secara rutin kutulis kisahku. Atau, aku bisa memercayakan seseorang menuliskannya. Kuberi judul: Gladiola. Sampulnya dominan ungu. Kalaupun kamu yang kupercayai, semoga bahasamu tidak "alien".

Ketiga, aku akan meninggalkan seorang ... anak. Ya, aku sanggup, membesarkannya, sepenuh hati. Tetapi ... ah, tentulah aku senang; lelaki maupun perempuan, tak jadi soal. Oh, ya, kunamai dia ... hmm .... Ah, aku sungguh berharap kamu ... ikut serta dalam rencana itu.

Rahayu, Tenterammu    

====================

Media: Winter Song by Isyana Sarasvati

Gladiola {Wattys Award Winner}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang