Sebelumnya (nukilan Puisi 12 || Taut)
...
Kita tulis pengharapan masing-masing di selembar kertas tipis.
Dan melipat berseni origami, bentukmu manis, bentukku tragis.
Tersimpan cita, lalu terbangkannya di lembah permadani wilis....
====================
Teruntuk Bayu, Anginku
Untuk apa kamu hidup?
Jika ada yang bertanya demikian, jawabanku: meninggalkan sesuatu, untuk dunia yang fana ini. Tepatnya, tiga hal berikut.
Pertama, aku akan meninggalkan sebatang pohon. Selama hidup, akan kurawat pohon tersebut. Dari tunas hingga mandiri. Tahukah kamu, petang itu, di taman, persis di samping lampu warna biru, kala aku memantau pohonku; tak diduga, aku bertemu denganmu.
Kedua, aku akan meninggalkan sebuah buku. Selama hidup, secara rutin kutulis kisahku. Atau, aku bisa memercayakan seseorang menuliskannya. Kuberi judul: Gladiola. Sampulnya dominan ungu. Kalaupun kamu yang kupercayai, semoga bahasamu tidak "alien".
Ketiga, aku akan meninggalkan seorang ... anak. Ya, aku sanggup, membesarkannya, sepenuh hati. Tetapi ... ah, tentulah aku senang; lelaki maupun perempuan, tak jadi soal. Oh, ya, kunamai dia ... hmm .... Ah, aku sungguh berharap kamu ... ikut serta dalam rencana itu.
Rahayu, Tenterammu
====================
Media: Winter Song by Isyana Sarasvati
KAMU SEDANG MEMBACA
Gladiola {Wattys Award Winner}
Poetry[Puisi Bersambung] [25/25] Ketika cinta bertanya mengapa ia jatuh cinta. ===== Cerita dalam bentuk puisi. Pemenang The Wattys 2017 Kategori The Originals. © Iko_Nimbuss Ilustrasi sampul: https://static.boredpanda.com/blog/wp-content/uploads/2016/08...