Puisi 18 || Kulacino

507 45 2
                                    

Barangkali lesap amarahku padamu,
andai tiada pernah aku mengenalmu,
karena kauterbangkanku bersamamu,
lalu campakkanku serendah sepuasmu.

Teramat menyesal pernah kucintaimu,
menjelma ampas secangkir kopi hitam,
t'lah tertandas olehmu di tatakan semu,
kauempas bekas, culas menikam pitam.

Kauputarbalikkan kemudi perasaanku,
kaukelitkan bahagiaku susut menguap.
Tergenanglah sisa rasa pada jejak beku,
pilu dalam bercak hampa tanpa harap.

Hingga kusadari tenteram telah berpaling,
tak ingin dingin milik angin 'tuk iringinya.
Usailah sudah payung teduh berkeliling,
mengangalah luka gersang setelahnya.

[]

Gladiola {Wattys Award Winner}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang