Berdua merampus korpus ironi.
Kristal sakral terbelas welas murni.
Bagai petrikor melepas apas depus suni,
mahligai pun entaskan kita 'tuk menghuni....
Ngarai senyummu menghangatkan ribaanku.
Belai sentuhanmu menjernihkan benakku.
Tiada lupa kaupilin bestarimu untukku.
Tiada alpa kaujalin afeksi untukku....
Kadang kulukismu dengan tetes-tetes kopi.
Kerap kutulismu dalam sajak-sajak asonansi.
Sering kukaitmu di batas detas-detas mimpi.
Kepalang kurakitmu pada roda-roda elegansi....
Bermerah jambu kalbu hatiku membelenggu sendu.
Setengah kelambu kalbuku ambigu melagu syahdu.
Bersilengah tiada ternyana memakna ratna candu.
Terbelangahlah gema lakuna cinta terpana rindu....
Rintik detik menenggelamkan ratusan hari.
Selama itu pula kisahku denganmu berdikari.
Interesan menggampar sekat-sekat hierarki.
Sepasang hati terhimpun 'tuk memalar hakiki.[]
====================
Berikut contoh lukisan yang dilukis menggunakan kopi:
[Source: http://static.boredpanda.com/blog/wp-content/uploads/2016/01/i-use-coffee-leftovers-to-paint-2__700.jpg]
KAMU SEDANG MEMBACA
Gladiola {Wattys Award Winner}
Poesia[Puisi Bersambung] [25/25] Ketika cinta bertanya mengapa ia jatuh cinta. ===== Cerita dalam bentuk puisi. Pemenang The Wattys 2017 Kategori The Originals. © Iko_Nimbuss Ilustrasi sampul: https://static.boredpanda.com/blog/wp-content/uploads/2016/08...