Chapter 18

10.7K 1K 173
                                    

Written by : Nota Morrey

Written by : Nota Morrey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
Deg!

"K-Kau bercanda kan?"

"... " -Shokudaikiri.

Shokudaikiri tidak bersuara,dari mimik wajahnya saja sudah terlihat jika bos yakuza itu tidak sedang bercanda. Naruto yang melihatnya pun hanya mampu menggelengkan kepala. Ia masih tidak percaya dengan perkataan suaminya.

Dengan cepat Naruto menarik selimutnya dan berjalan kearah Reita. Ia bahkan tidak peduli saat infus ditangannya tercabut akibat tarikan yang Naruto lakukan. Yang ia pedulikan sekarang hanya putri kecilnya..

"Rei, tolong katakan padaku kalau semua itu bohong. P-Putriku itu masih hidup,kan?" ucap Naruto tepat di depan Reita.

Reita bergeming,dia tidak tahu harus berkata apa. Dia jelas tidak ingin menyakiti hati kakak iparnya. Reita takut dengan kemungkinan yang akan terjadi jika dia membenarkan masalah ini.

"REI!" teriak Naruto saat Reita tak kunjung menjawabnya. Cengraman yang dilakukan Naruto pada kerah baju Reita pun semakin menguat.

"Maaf,putrimu.. -memang sudah meninggal"

"Tidak,tidak.. -TIDAKK!!! PUTRIKU ITU MASIH HIDUP! DIA TIDAK MUNGKIN MENINGGAL! TARIK UCAPANMU ITU,SIALAN!!"

Naruto tiba-tiba saja mengamuk, melihat hal itu Asami dengan cepat memeluk tubuh Naruto dari belakang.

"LEPASKAN AKU! hiks.. KATAKAN DIMANA PUTRIKU!!" teriak Naruto semakin brutal. Ia bahkan berulang kali memukul Asami agar mau melepaskannya.

Tidak hanya Asami yang menjadi sasaran,namun semua benda yang berada dekat dengan si pirang pun ikut menjadi sasaran. Naruto bahkan tak segan melempar apapun disekitarnya.

Dan disaat yang kurang tepat,si kembar Hajime dan Eiji tiba-tiba saja muncul dari arah pintu. Keduanya terlihat sangat terkejut melihat kondisi sang ibu. Apa yang terjadi pada ibu mereka?

"K-Kaa-chan?" seru Hajime.

"AGGRRRHHHH!!! LEPASKAN! AKU INGIN BERTEMU PUTRIKU!" teriak Naruto.

"Rei,cepat siapkan obat bius!" seru Riku.

"Baik!"

Reita segera berlari guna mengambil obat. Kelakuan Naruto kini sudah sulit untuk dikendalikan, inilah yang ditakutkan Reita sejak tadi. Naruto mengalami tekanan akibat kehilangan bayinya.

"Naruto,sadarlah!" seru Shokudaikiri.

Shokudaikiri berusaha menahan lengan sang istri agar tidak lagi melempar barang-barang. Namun bukannya membaik,hal itu justru semakin memperburuk keadaan. Naruto malah semakin histeris dan sesekali mencakar serta memukul Shokudaikiri.

SERI A - MAFIA VS YAKUZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang