Chapter 17

9.8K 1K 171
                                    

Written by : Nota Morrey

Written by : Nota Morrey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.

Srreettt!!
.
.

"EIJI!!"

"A-Aku tidak apa-apa Nii-sama. Ayo cepat, kita tidak punya banyak waktu!"

Hajime berinisiatif menghampiri sang adik dan membantunya berdiri, si sulung menatap nyalang pada jajaran samurai didepannya. Beraninya orang-orang itu melukai keluarganya,ia berjanji tidak akan pernah melepaskan bajingan-bajingan itu.

Mengetahui sisa pelurunya hanya tersisa lima butir,hajime terpaksa melawan mereka dengan kekuatannya sendiri. Untung saja dia pandai dalam hal bertarung, ya walau tidak sehebat kedua ayahnya setidaknya kemampuannya itu cukup untuk membuatnya bertahan.

Buagh! Buagh!

Dorr!Dorr!

Kini mereka sudah tiba di halaman depan,mereka hanya butuh berjalan beberapa meter lagi hingga sampai di gerbang utama.

'Tsk,tenagaku sudah mulai habis!' -runtuk Hajime.

Kali ini ia harus ekstra berhati-hati untuk menghadapi lawan,selain karena staminanya yang sudah mulai menipis hal itu juga dikarenakan jumlah samurai tersebut yang anehnya tidak ada habis-habisnya.

"Nii-sama,peluruku hanya tersisa dua.Apa yang harus kulakukan?" tanya Eiji.

"Pakai punyaku, bagaimana pun juga kau tidak boleh ikut bertarung dengan kondisi seperti itu" ujar Hajime.

"Tapi,bagaimana denganmu?"

"Aku akan baik-baik saja,percayalah padaku!"

"Baiklah aku mengerti!"

Hajime menyerahkan senapan miliknya kepada sang adik. Setelah itu ia kembali melanjutkan pertarungannya melawan samurai-samurai tersebut.

"Menyerahlah nak,kau tidak akan sanggup melawan kami!" ucap salah satu samurai tersebut.

"Jaga ucapanmu itu pak tua! aku pasti bisa mengalahkan kalian semua" teriak Hajime.

"Bermimpilah dasar bocah sialan!"

Samurai berbaju hitam itu mengayunkan katana miliknya lurus kedepan, untungnya saat samurai itu menyerang Hajime berhasil menghindari serangan itu dengan baik.

Namun sayang,ternyata dugaannya salah. Dari awal Samurai berbaju hitam itu bukan berniat menyerangnya,melainkan menyerang sosok yang saat ini tengah menggendong ibunya.

Crashhh...!!

"P-Paman Guido!!"

Satu tusukan berhasil menembus leher milik kepala pelayan keluarganya tersebut. Naruto yang saat ini masih setengah sadar pun hanya bisa menangis. Dengan sisa kekuataanya Guido berusaha menurunkan Naruto dengan sangat hati-hati. Ia tidak ingin melukai tuannya tersebut.

SERI A - MAFIA VS YAKUZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang