Chapter 20

10K 1K 104
                                    

Written by : Nota Morrey
.
.
.
.
.
.
.

"HENTIKANN!!"

Terlambat, Shokudaikiri sudah terlanjur melepaskan pematiknya tepat di atas kepala Shion. Alhasil, api dengan cepat menyala dan mulai menyebar ke seluruh permukaan kulit wanita berambut pirang tersebut. Teriakan-teriakan memilukan terdengar dari setiap jilatan api yang membakar tubuhnya.

Sai mematung ditempatnya berdiri, ingin sekali dia tidak mempercayai pengelihatannya saat ini. Melihat Shion meronta-ronta dan berteriak memanggil dirinya membuat pria bermuka pucat itu tertekan. Apa yang harus ia lakukan? Jika Sai datang kesana dan membantu Shion, itu sama artinya dengan Sai menyerahkam nyawanya sendiri pada Asami dan juga Shokudaikiri.

'A-Apa yang harus kulakukan? jika aku pergi kesana sudah pasti mereka akan langsung membunuhku'

Disaat Sai masih bimbang dengan keputusannya, hal yang mengejutkan tiba-tiba saja terjadi. Dari arah belakang, si sulung Hajime berhasil merampas senjata milik Sai dan membuat pria itu terjatuh karena hilangnya keseimbangan akibat salah satu jurus karate miliknya.

Berterima kasihlah kepada sang ayah (Shokudaikiri) yang telah mengajarkan si kembar berbagai macam ilmu bela diri. Karena dengan hal itu,hajime dan eiji berhasil menyelamatkan sang ibu dari cengkram pria bernama Sai.

Melihat kesempatan itu, sang ayah (Ryuichi) dengan sigap menjauhkan Sai dari keluarganya dengan cara menyeret pria malang yang sibuk melepaskan diri tersebut ke gudang bersama Shokudaikiri. Jeritan kesakitan tiba-tiba terdengar tak kala pintu gudang tersebut mulai tertutup. Suara tebasan katana dan bunyi 'kratakk' khas suara tulang patah pun tak luput mengiringi teriakan memilukan yang dikeluarkan Sai.

Tak lama kemudian suasana tiba-tiba menjadi sunyi,suara teriakan dari dalam gudang tak lagi terdengar oleh pendengaran mereka. Kini yang ada hanyalah sosok Asami dan Shokudaikiri yang baru saja keluar dengan banyaknya noda darah melumuri tubuh mereka.

Eiji bahkan hampir saja memuntahkan isi perutnya tak kala ia tak sengaja mengintip kondisi dari dalam gudang melalui celah pintu yang masih terbuka sedikit seusai Asami dan Shokudaikiri keluar.

Disana,lebih tepatnya di dalam tungku perapian berbentuk persegi panjang yang sedang menyala, terdapat sebuah raga utuh milik Sai yang sedang duduk dengan posisi menyila dengan kepala yang sudah putus. Tak jauh dari posisi tubuh Sai, eiji juga melihat potongan kepala milik pria berwajah pucat itu tertancap besi berukuran panjang yang biasanya digunakan untuk memecah arang.

Entah kenapa eiji merasa ketakutan setelah melihat hal itu. Apalagi ketika melihat kedua ayahnya itu berjalan kearahnya,tanpa disadari eiji malah melangkah mundur.

"Eiji" panggil Shokudaikiri.

Sepertinya sang chichi-ue mulai menyadari ketakutan dari putra keduanya. Shokudaikiri paham betul apa yang kini dirasakan putranya, melihat pembunuhan sadis bukanlah hal yang baik untuk dilihat oleh anak berumur lima tahun.

Walaupun begitu Shokudaikiri tidak ingin membohongi putranya, pria itu ingin agar kedua anaknya menyadari dunia dimana mereka hidup. Bagaimana pun juga Hajime dan Eiji adalah calon penerus dari Asami dan Shokudaikiri yang merupakan seorang pemimpin Mafia dan Yakuza nomor satu di Jepang.

"Eiji!!" bentak Shokudaikiri saat mengetahui putranya itu tak menyahuti panggilannya barusan.

"H-Hai, c-chichiue-sama.. "

"Kendalikan sikapmu" ujar Shokudaikiri dingin.

"T-Tapi.." cicit Eiji.

"Mulai sekarang kau harus terbiasa melihat semua ini. Jika kau tidak bisa mengendalikan rasa takutmu,maka bukan hal yang mustahil jika kau akan mati lebih dulu di tangan musuhmu. Ini juga berlaku untukmu,Hajime"

SERI A - MAFIA VS YAKUZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang