13.

516 115 15
                                    

siyeon sedang menuju kelas mipa 5 untuk bertemu dengan pacarnya. hari ini mereka sudah janjian untuk mengerjakan tugas seni rupa bareng, lalu mengumpulkannya nanti siang. habis mereka ijin waktu itu, mark ijin untuk menghadiri seminar mengenai pembuatan film pendek dan ia sendiri mengikuti lomba debat di luar kota.

ketika ia sampai, kelasnya lumayan kosong, dan hanya ada beberapa orang termasuk sahabat pacarnya, woojin. "mungkin mark sedang pergi ke toilet." batin siyeon. ia pun duduk di kursi mark yang terletak di depan woojin. "hey, jin. lagi ngapain?" sapanya.

"hm? ngga, ngga ngapa-ngapain." jawab woojin, sedikit kaget. "kok numben ga lunch barengan sohye?" tanya siyeon, membuka percakapan sambil memulai tugasnya duluan.

"eh, iya, um," gumam woojin. "jangan dulu deh." ia memilih untuk tidak menjawab pertanyaan siyeon dengan jelas dan memusatkan perhatiannya pada textbook mandarin yang terletak di depannya.

"kenapa lu?" tanya siyeon, curiga. "berantem bukan? lu ngapain? ketawan ngedeketin orang lain? atau sohyenya ilfeel?"

"babe, dia tuh lagi ngedown tau. kasian, jangan ditanyain terus." kata mark, suaranya yang nyaring seperti speaker ikut menyeletuk dari pintu masuk ruang kelas. "abis saingan dia mantap jiwa cuy. bayangin. lai guanlin, si tajir, cakep, tinggi, bening? gimana gak ciut si ujin?"

siyeon hanya bisa mengeluarkan resting bitch facenya di saat seperti ini. tidak perlu mendengar lebih jauh untuk mengerti bahwa ini masalah sepele yang tidak harusnya diurusi oleh woojin. toh sahabatnya sudah menembak balik juga. dia tau, dia tadi pagi ikut menjadi temen curhat sohye bersama dengan suhyun. "jelasin." perintahnya dengan singkat.

"lin, tot yuk?" tanya woojin sambil mengaduk-aduk samyangnya. "jangan tod ya, gw mau fokus makan dulu nih."

"sok atuh." sahut guanlin santai. "lu dulu gw dulu?" "lu deh." jawab woojin, menggosokan kedua sumpitnya bersamaan lalu mulai makan. "hm. kapan terakhir kali lu ngejav?" tanya guanlin santai sambil menyeruput thai tea yang sudah dibelinga.

"kapan ya?" woojin berpikir sambil berusaha menghilangkan rasa kepedasan di lidahnya. "kayaknya dua minggu lalu deh. tau ah ga penting pertanyaan lu. ada cewek yang lu taksir gak?" "sempet ada sih. password ig lu?" ujar guanlin.

"sial. ga gw jawab boleh gak?" tanya woojin, bibirnya mulai bengkak karena kepedesan. "yaudah, tapi sini bagi samyang lu." woojin pun menyodorkan samyangnya ke guanlin yang memang agak lapar.

"giliran gw ya?" pertanyaan woojin dibalas dengan anggukan oleh guanlin. "siapa sih? yang lu taksir?"

guanlin berhenti dari makannya sejenak lalu menatap woojin. "yakin lu mau tau?" "iyalah. gausah sok misterius lu. siapa? somi si degem impor? pinky si kakel cans?"

guanlin kembali meminum thai teanya lalu menjawab, "sohye, jin."

habis itu woojin menghindar dari sohye dan guanlin karena minder. gimana nggak? guanlin itu plusnya banyak dari dia. gimana dia mau menang? yang woojin gak tau adalah, guanlin udah ilfeel duluan semenjak ef bareng sohye dan tau kalo dia, pertama, agak lebay gimana gitu orangnya, dan kedua, menyimpan rasa untuk temen terdekatnya, woojin.

∴∵∴∵∴

±100 words lebih dari biasanya sebagai perayaan 600+ reads sama pertama kali masuk ranking cukup gak? hehe. atau special chapter lagi? kalo iya, maunya apa? ig, tambahan fic, ask fm, qna atau apa?

of dares and dances / pwj, kshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang